Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Vaksin Kian Merebak, WHO Ingatkan Bahaya Pemotongan Dana

25 April 2025 19:46 WIB
dw-1745579139585_169.webp

Kuatbaca - Pada awal Pekan Imunisasi Dunia yang berlangsung antara 24 hingga 30 April 2025, sejumlah organisasi internasional, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, dan aliansi vaksin Gavi, mengeluarkan peringatan terkait meningkatnya jumlah wabah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin. Penyakit-penyakit seperti campak, meningitis, dan demam kunir (demam kuning) kini kembali menjadi ancaman serius di berbagai belahan dunia.

Penyakit-penyakit ini, yang sebelumnya sudah mulai berkurang berkat vaksinasi, kini mengalami lonjakan yang mengkhawatirkan. Salah satu faktor utama penyebabnya adalah berkurangnya alokasi dana untuk program kesehatan global, yang sangat mempengaruhi upaya vaksinasi di banyak negara. Peringatan ini muncul sebagai respons terhadap kondisi kesehatan global yang semakin terancam, yang mengingatkan kita betapa pentingnya vaksinasi dalam mencegah penyakit yang bisa membunuh jutaan orang.

Campak: Kembali Jadi Ancaman Global

Salah satu penyakit yang paling mencolok dalam peringatan ini adalah campak. Dalam laporan terbaru, WHO menyatakan bahwa kasus campak di seluruh dunia meningkat drastis, dengan angka kasus melonjak 20% dalam satu tahun terakhir, mencapai lebih dari 10 juta kasus pada 2023. Meskipun campak adalah penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin, tren ini menunjukkan bahwa vaksinasi belum mencakup seluruh populasi yang membutuhkan, khususnya di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah atau sedang mengalami krisis.

Pada tahun 2023, sebanyak 138 negara melaporkan kasus campak, dengan 61 negara di antaranya melaporkan wabah yang cukup besar. Ini adalah angka tertinggi yang tercatat sejak tahun 2019. WHO dan UNICEF memperingatkan bahwa krisis pendanaan dan kurangnya akses terhadap vaksin di beberapa negara semakin memperburuk situasi ini, yang berisiko menambah jumlah kasus di tahun-tahun mendatang.

Meningitis dan Demam Kunir: Meningkatnya Kasus di Afrika

Selain campak, penyakit lain yang semakin meluas adalah meningitis dan demam kunir. Pada tiga bulan pertama tahun 2025, lebih dari 5.500 kasus meningitis dilaporkan di 22 negara di Afrika, dengan sekitar 300 kematian terkait penyakit ini. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, tercatat lebih dari 26.000 kasus meningitis dengan hampir 1.400 kematian di 24 negara.

Demam kunir, yang sebelumnya dapat terkendali, juga menunjukkan lonjakan kasus yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2024, sebanyak 124 kasus demam kunir dilaporkan di 12 negara setelah penurunan jumlah kasus yang terjadi selama satu dekade sebelumnya. Penyakit ini, yang dapat dicegah dengan vaksin, kini kembali menjadi ancaman serius di kawasan Afrika.

Keterlambatan Vaksinasi: Ancaman Bagi Masa Depan Kesehatan Global

Salah satu masalah yang turut memperburuk situasi adalah tingginya jumlah anak-anak yang terlewat dari jadwal vaksinasi mereka. Meskipun ada upaya pemulihan setelah pandemi COVID-19, sekitar 14,5 juta anak pada tahun 2023 tidak menerima satu pun dosis vaksin rutin mereka. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya penyelesaian masalah distribusi vaksin dan memastikan bahwa anak-anak di seluruh dunia mendapatkan akses yang adil terhadap imunisasi.

Penyebaran informasi yang salah atau misinformasi tentang vaksin juga menjadi tantangan besar dalam upaya global untuk mengendalikan penyakit yang bisa dicegah. Krisis kemanusiaan yang terjadi di beberapa negara, seperti perang di Gaza, juga semakin memperburuk situasi ini, dengan banyak keluarga yang terpaksa mengungsi dan kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang memadai.

Gavi, aliansi vaksin yang berperan penting dalam distribusi vaksin di negara-negara berkembang, kini menyerukan agar pemerintah dan lembaga internasional memberikan dana sebesar 9 miliar dolar AS untuk memastikan perlindungan terhadap 500 juta anak pada periode 2026 hingga 2030. Dana ini diharapkan dapat digunakan untuk menyelamatkan sekitar 8 juta nyawa melalui vaksinasi yang tepat waktu dan efektif.

Seruan ini juga datang di tengah pemotongan dana bantuan yang signifikan dari beberapa negara, yang memperburuk tantangan bagi program vaksinasi global. Keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk mengurangi dana bantuan kemanusiaan sejak masa kepemimpinan Presiden Donald Trump turut memperparah masalah ini, dengan mengurangi sumber daya yang tersedia bagi negara-negara miskin dan rentan.

Vaksinasi tetap menjadi salah satu alat paling efektif dalam pencegahan penyakit, namun tanpa dukungan finansial yang cukup dan upaya bersama dari pemerintah serta masyarakat internasional, pencapaian besar dalam bidang kesehatan ini bisa terancam. WHO, UNICEF, dan Gavi mengingatkan bahwa pemotongan dana dan kurangnya akses terhadap vaksin bisa menggagalkan kemajuan yang telah dicapai selama beberapa dekade.

Penting bagi setiap negara untuk berkomitmen pada program vaksinasi, baik di tingkat domestik maupun internasional, guna mencegah wabah penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin. Vaksinasi adalah investasi untuk masa depan yang lebih sehat dan lebih aman bagi anak-anak di seluruh dunia.

kesehatan

Fenomena Terkini






Trending