top ads
Home / Kesehatan / Pekerjaan dengan Tuntutan Aktivitas Fisik Tinggi Terkait dengan Risiko Demensia

Kesehatan

  • 6

Pekerjaan dengan Tuntutan Aktivitas Fisik Tinggi Terkait dengan Risiko Demensia

Pekerjaan dengan Tuntutan Aktivitas Fisik Tinggi Terkait dengan Risiko Demensia
  • September 20, 2023

KuatBaca.com - Penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan antara pekerjaan dengan tuntutan aktivitas fisik tinggi dengan risiko demensia dan gangguan kognitif.


Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Norwegian National Centre of Ageing and Health, Columbia Mailman School of Public Health, dan the Butler Columbia Aging Center, mengungkapkan lima profesi dengan tuntutan fisik tertinggi, yakni:


Sales dan pekerja retail.

Perawat kesehatan.

Perawat bagi lansia dan individu dengan kebutuhan fisik khusus.

Petani.

Peternak.


1. Pekerjaan Dengan Memerlukan Banyak Gerakan Fisik


Pekerjaan dengan tuntutan fisik didefinisikan sebagai pekerjaan yang memerlukan banyak gerakan fisik seperti memanjat, mengangkat barang, berjalan, membungkuk, dan mengendalikan bahan-bahan. Hasil penelitian ini didasarkan pada Studi HUNT4 70+, salah satu penelitian demensia berbasis populasi terbesar di dunia.


Menariknya, penelitian ini menemukan bahwa individu yang bekerja dalam profesi dengan tuntutan fisik tinggi memiliki risiko 15,5% lebih tinggi untuk mengembangkan demensia atau gangguan kognitif. Sebaliknya, risiko tersebut berkurang menjadi 9% bagi mereka yang bekerja dalam profesi dengan tuntutan fisik yang lebih rendah.


Alasan di balik kaitan ini mungkin berkaitan dengan kinerja otak. Para peneliti menunjukkan bahwa tuntutan fisik yang tinggi di masa dewasa mungkin dikaitkan dengan volume hipokampus yang lebih kecil dan kinerja memori yang menurun.


2. Kurangnya Waktu Istirahat


Pekerjaan yang menuntut fisik tinggi, seperti perawat atau sales, seringkali memiliki karakteristik tertentu, seperti kurangnya otonomi, jam kerja yang panjang, stres, dan risiko kelelahan yang tinggi. Faktor-faktor ini mungkin berkontribusi terhadap 'keausan' pada tubuh dan otak.


Sebaliknya, pekerjaan dengan tuntutan fisik rendah mungkin memberikan lebih banyak waktu untuk istirahat dan pemulihan, serta lebih merangsang dari segi kognitif. Profesi seperti teknik, administrasi, dan pengajaran mungkin mendukung perkembangan kognitif yang lebih baik sepanjang hidup seseorang.


Menurut Profesor Vegard Skirbekk, salah satu penulis utama dari penelitian tersebut, hasil ini menyoroti adanya paradoks aktivitas fisik. Meskipun aktivitas fisik di waktu luang dapat berhubungan dengan hasil kognitif yang lebih baik, pekerjaan dengan tuntutan fisik tinggi tampaknya dapat mengakibatkan hasil kognitif yang kurang baik.


Penelitian ini menjadi peringatan penting bagi mereka yang bekerja dalam profesi dengan tuntutan fisik tinggi untuk mempertimbangkan risikonya dan mungkin mengadopsi langkah-langkah pencegahan. Dr Skirbekk menekankan pentingnya tindak lanjut terhadap individu dengan riwayat aktivitas fisik dan pekerjaan yang tinggi, karena mereka tampaknya memiliki risiko yang lebih besar untuk mengembangkan demensia di masa depan. (*)

side ads
side ads