Menkes Tegaskan Pentingnya Vaksin dalam Mengakhiri Pandemi

Kuatbaca - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya vaksin dalam mengendalikan pandemi dan penyakit menular di tengah maraknya teori konspirasi yang menyudutkan program vaksinasi. Menurutnya, sejarah telah membuktikan bahwa vaksin menjadi kunci dalam menghentikan penyebaran penyakit berbahaya.
Konspirasi Antivaksin dan Tantangan Program Vaksinasi
Dalam sebuah diskusi bertajuk Double Check yang mengangkat tema "Bagaimana Visi Kesehatan Era Prabowo?", Budi menyampaikan keprihatinannya terhadap berbagai teori konspirasi yang beredar, terutama yang menyangkut vaksinasi Tuberkulosis (TBC). Padahal, TBC merupakan penyakit menular yang masih menjadi ancaman serius di dunia, termasuk di Indonesia.
Vaksin TBC yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan melalui uji klinis berbagai metode baru, menurut Budi, menjadi harapan besar dalam menekan angka kematian akibat penyakit tersebut. “TBC ini penyakit menular yang paling banyak membunuh masyarakat di seluruh dunia dan Indonesia. Satu juta per tahun. Sudah 1 miliar manusia di bumi ini wafat dalam 100 tahun terakhir. Sekarang 1 juta per tahun di Indonesia 125 ribu setahun atau setiap 5 menit ada dua orang meninggal karena TBC,” jelas Budi.
Pelajaran dari Pandemi COVID-19
Budi kemudian menyinggung bagaimana pandemi COVID-19 dapat dikendalikan berkat hadirnya vaksin. Meskipun diwarnai berbagai teori konspirasi yang menyebar ketakutan, vaksinasi tetap dilaksanakan dan terbukti mampu menekan angka penularan secara signifikan.
“Kenapa COVID sekarang bisa kita kendalikan? Vaksin. Lepas dari segala macam teori konspirasi yang bilang bahwa vaksin COVID itu ada chip-nya atau membuat masyarakat tidak sehat, faktanya vaksin berhasil menurunkan angka infeksi,” tegasnya.
Menurut Budi, narasi konspiratif justru menghambat upaya ilmiah yang seharusnya melindungi masyarakat. Ia menekankan bahwa sejarah mencatat, semua pandemi baru bisa dihentikan jika vaksinnya ditemukan dan didistribusikan secara luas.
Sejarah Membuktikan Efektivitas Vaksin
Budi mengingatkan bahwa bukan hanya COVID-19, tetapi juga pandemi besar lainnya seperti cacar (smallpox) dapat dihentikan berkat vaksin. Ia mengenang bagaimana dahulu vaksin cacar diberikan dengan cara yang meninggalkan bekas di lengan, sementara generasi saat ini tidak lagi perlu merasakan hal tersebut karena pandemi cacar telah diberantas.
“Ada satu lagi dulu pandemi yang mengerikan, namanya cacar. Kalau saya dilihat, bahu saya masih ada goresannya. Tapi karena pandemi itu sudah hilang, adik-adik kita sekarang lengan mereka lebih mulus karena tidak perlu divaksin cacar lagi,” ujarnya sambil menunjukkan bekas vaksin di lengannya.
Menkes menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya melawan misinformasi terkait vaksinasi. Ia menyatakan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah percaya dengan teori konspirasi yang tidak berdasar pada fakta ilmiah.
“Edukasi dan pemahaman yang benar soal vaksinasi itu penting. Kalau kita terus terjebak dengan narasi yang salah, kita tidak akan maju. Program vaksinasi itu menyelamatkan nyawa, bukan merusak,” tegas Budi.
Pernyataan Menkes tersebut menjadi pengingat bahwa vaksin adalah salah satu penemuan paling berharga dalam sejarah medis. Terlepas dari isu yang beredar, vaksin tetap menjadi senjata utama dalam memerangi penyakit menular yang mematikan.