Kemenkes Ungkap Masih Banyak Bayi Belum Imunisasi Lengkap

21 March 2025 15:45 WIB
Kuatbaca.com.jpeg

Kuatbaca - Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine, mengungkapkan persentase Bayi Indonesia yang belum diimunisasi lengkap baru mencapai 87%. Sehingga dapat diartikan masih banyak orang tua yang belum bisa mengakses atau bahkan enggan memberikan imunisasi lengkap untuk anaknya. 

Terdapat beberapa kawasan yang masih mendapatkan catatan merah lantaran kurang dari 50% bayi di daerah tersebut belum mendapatkan imunisasi. Diantaranya ialah Aceh dengan persentase 39,2%, kemudian seluruh provinsi di Papua. Terutama Provinsi Papua Pegunungan yang hanya mampu memberikan imunisasi kepada 2,8% bayi di wilayah tersebut. 

Sedangkan hanya sepuluh provinsi yang mampu mencapai lebih dari 90% bayi dengan imunisasi lengkap, bahkan enam diantaranya mampu memenuhi lebih dari 100%. Diantaranya Banten dengan capaian 121%, Jawa Tengah 113%, DKI Jakarta 109%, Sumatera Selatan 108%, Kalimantan Selatan 102%, kemudian DI Yogyakarta sebesar 101%. 

"Dari sekian banyak bayi kita setiap tahun, di tahun 2024 ada sekitar 4,3 juta bayi, ternyata hanya 87,7% dari bayi-bayi itu yang sudah memperoleh haknya mendapatkan imunisasi bayi lengkap," kata Prima Yosephine di Jakarta, Jumat (21/3/2025).

1. Kemenkes Ajak Lawan Hoaks Anti Imunisasi

Yosephine menghimbau seluruh lapisan masyarakat untuk melawan kabar bohong yang mendiskreditkan imunisasi. Supaya lebih banyak orang tua yang memberikan imunisasi pada anak dan bayinya untuk menghindari penyakit-penyakit fatal, diantaranya seperti campak, rubella, polio, tetanus, atau bahkan yang lebih parah yaitu difteri dan pertusis. 

"Ada juga keluarga yang tidak mengizinkan karena ditakutkan ada efek samping, pemahaman masyarakat yang salah meman. Karena banyak sekali hoax tentang imunisasi bikin anak autis lah, bikin jadi mandul lah, macem-macem. Jadi itu yang beredar dan akan membuat masyarakat makin ragu-ragu," ujar Yosephine. 

Fenomena hoaks anti-imunisasi ini juga diresahkan oleh Wakil Sekertaris Jenderal MUI, Arif Fahrudin, Lantaran banyaknya pihak yang mengkaitkan kabar bohong tersebut dengan agama. Ia menjelaskan, setiap penyakit pasti ada obatnya, maka menurutnya tidak masalah jika memberikan vaksin kepada anak dan bayi asalkan terbuat dari bahan yang halal. 

"Nah kemudiannya di al-Qur'an ada dasarnya, hadisnya juga jelas. Jadi tidak ada orang lagi yang menolak-nolak imunisasi. Karena disebutkan disitu bahwa sesungguhnya Allah telah menurutkan penyakit dan obat bagi setiap penyakit. Berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram," tegas Arif. 

2. Benchmark Negara Lain

Kepala Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Hartono Gunardi, mengungkapkan angka tersebut masih jauh jika dibandingkan kebanyakan negara di Timur Tengah dan Afrika Utara, misalnya di Qatar dan Arab Saudi dengan cakupan diatas 97%. 

Hartono juga menerangkan banyaknya negara yang mewajibkan imunisasi bayi dan anak, bahkan ada pula mengharuskan vaksinasi jika hendak masuk sekolah, misalnya di Amerika Serikat dan Jerman. 

"Kita lihat, ada (negara) yang wajib saja, lalu ada juga yang wajib untuk masuk sekolah. Jadi kalau tidak ada vaksin, tidak boleh sekolah. Indonesia belum sampai ke sana, kebijakan itu baru berlaku di Amerika juga beberapa negara lain," jelas Hartono.

kesehatan

Fenomena Terkini






Trending