Xi Jinping Setuju Ekspor Mineral Tanah Jarang ke Amerika Serikat, Ini Dampaknya bagi Perang Dagang

7 June 2025 14:38 WIB
e5052bb5-fd2b-481d-b9af-90564ac99821_169.jpeg

Kuatbaca.com -Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan bahwa Presiden China, Xi Jinping, telah menyetujui untuk tetap membuka jalur ekspor mineral tanah jarang serta magnet ke Amerika Serikat. Mineral ini merupakan bahan baku penting yang sangat dibutuhkan dalam produksi berbagai teknologi canggih, termasuk chip komputer dan mobil listrik, sehingga keberlanjutan pasokannya menjadi perhatian utama dalam hubungan dagang kedua negara.

Saat ditanya oleh wartawan di dalam pesawat Air Force One, Trump secara tegas menyatakan, "Ya, dia (Xi Jinping) setuju (tetap ekspor mineral tanah jarang dan magnet ke AS)." Pernyataan ini menandai sebuah langkah penting dalam meredakan ketegangan yang sebelumnya sempat meningkat akibat pembatasan ekspor yang dilakukan China pada bulan April 2025.

1. Latar Belakang Negosiasi dan Ketegangan Perang Dagang

Kesepakatan ini muncul satu hari setelah pembicaraan intensif melalui sambungan telepon antara Trump dan Xi Jinping yang bertujuan menyelesaikan konflik perdagangan dan ketegangan geopolitik yang telah berlangsung cukup lama. Trump menyebut bahwa pembicaraan tersebut berakhir dengan hasil yang sangat positif dan menegaskan bahwa tidak ada lagi keraguan mengenai kompleksitas dan pentingnya produk mineral tanah jarang.

Sebelumnya, China sempat menangguhkan ekspor mineral ini sebagai bentuk tekanan dalam perang dagang yang mempengaruhi pasokan komponen vital bagi industri teknologi dan militer AS. Langkah tersebut menyebabkan gangguan serius dalam produksi chip komputer dan kendaraan listrik di Amerika, sekaligus meningkatkan kekhawatiran atas stabilitas rantai pasok global.

2. Dampak Positif dari Kesepakatan Sementara

Sebagai bentuk penurunan ketegangan, China telah memberikan lisensi ekspor sementara kepada pemasok mineral tanah jarang untuk tiga produsen mobil terbesar di Amerika Serikat. Ini adalah langkah strategis yang membantu mengamankan pasokan bahan baku krusial demi kelangsungan produksi kendaraan ramah lingkungan yang menjadi fokus utama industri otomotif AS.

Trump juga mengungkapkan bahwa jajaran pembantu utamanya telah dijadwalkan bertemu dengan delegasi China di London pada Senin, 9 Juni 2025, untuk membahas kelanjutan kerjasama perdagangan ini. “Kami sudah sangat maju dalam kesepakatan dengan China,” ujarnya kepada para wartawan, menandakan optimisme akan adanya solusi yang berkelanjutan dalam perselisihan dagang kedua negara.

3. Ketegangan yang Melatarbelakangi Pembatasan Ekspor China

Penangguhan ekspor mineral dan magnet penting oleh China sebelumnya memicu ketegangan besar antara kedua negara. Trump menuduh China melanggar perjanjian perdagangan internasional yang diatur dalam konvensi Jenewa dan kemudian memerintahkan pembatasan impor perangkat lunak desain chip ke China. Beijing membantah klaim tersebut dan memperingatkan bahwa mereka siap mengambil langkah balasan yang bisa memperburuk konflik.

Ketegangan ini tidak hanya berdampak pada hubungan bilateral, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran besar di pasar global, karena mineral tanah jarang adalah komponen vital dalam banyak produk teknologi tinggi yang saat ini menjadi tulang punggung ekonomi modern.

4. Implikasi Politik dan Ekonomi dari Kesepakatan Ekspor

Langkah China membuka kembali ekspor mineral tanah jarang ke AS juga memiliki implikasi politik dalam negeri bagi Donald Trump. Dengan pasokan bahan baku yang mulai stabil, tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang sempat terhambat akibat gangguan rantai pasok dapat sedikit mereda. Hal ini penting mengingat tekanan politik domestik yang besar terhadap pemerintahan Trump terkait kinerja ekonomi dan hubungan dagang dengan China.

Kesepakatan ini dapat menjadi titik balik dalam meredakan perang dagang yang selama ini membebani kedua negara dan ekonomi global secara keseluruhan. Meski demikian, hingga kini Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan pernyataan resmi terkait kesepakatan tersebut, menunggu perkembangan pembicaraan lebih lanjut yang akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang.

internasional

Fenomena Terkini






Trending