Waspada Terhadap Penipuan Pengantin Pesanan di China

1 May 2024 08:26 WIB
ilustrasi-pernikahan_169.jpeg

Kuatbaca - KBRI Beijing memberikan peringatan kepada WNI agar berhati-hati terhadap kasus penipuan bermodus pengantin pesanan di China. Dalam modus ini, calon korban sering ditipu dengan janji menikah dengan suami China yang 'mapan', namun kenyataannya jauh dari harapan.

Janji Manis dengan Realitas Pahit

Pelaku penipuan mengiming-imingi calon korban dengan uang mas kawin hingga Rp 20 juta dan janji calon suami yang memiliki status ekonomi yang baik. Namun, kenyataannya, banyak dari calon suami ini bekerja sebagai petani atau bahkan pengangguran, tinggal di daerah terpencil jauh dari kota besar.

Larangan Menyerahkan Paspor

KBRI Beijing menegaskan agar WNI tidak menyerahkan paspor kepada pihak lain, termasuk kepada pasangan asing. Hal ini dilakukan untuk mencegah penahanan paspor oleh suami atau keluarga suami, yang sering terjadi agar istri tidak kabur.

Sindikat Perjodohan

Proses penipuan pengantin pesanan ini dibantu oleh sindikat biro jodoh baik di China maupun di Indonesia. Calon korban sering kali berasal dari daerah-daerah di Indonesia, terutama Kalimantan Barat, Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Kasus ini semakin marak karena sulitnya pria China mendapatkan pasangan dari sesama warga negara China, terutama akibat kebijakan 'one child policy' di masa lalu. Selain itu, biaya pernikahan dengan wanita China juga lebih tinggi secara budaya.

Korban penipuan pengantin pesanan ini kebanyakan berasal dari kalangan berpendidikan menengah-rendah yang mudah tergiur iming-iming uang mas kawin dan janji kehidupan yang lebih baik di Indonesia.

KBRI Beijing selalu merespons setiap laporan pengaduan dari korban penipuan ini. Mereka juga melakukan pendampingan sesuai dengan hukum setempat. Namun, mereka juga memberikan nasihat kepada calon pengantin untuk berhati-hati dan tidak melangsungkan pernikahan jika ada indikasi penipuan.

Meskipun tren pelaporan kasus menunjukkan penurunan karena pandemi COVID-19, namun kasus pengantin pesanan tetap terjadi. Bahkan, pada tahun 2023, KBRI Beijing mencatatkan 95 pernikahan WNI dengan WN China, dan pada 2024 hingga April sudah mencapai 43 pernikahan.

Kesimpulannya, penipuan pengantin pesanan merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. WNI diharapkan untuk waspada dan melaporkan jika menemui indikasi penipuan semacam ini.

internasional

Fenomena Terkini






Trending