Ukraina: Rusia Luncurkan 108 Drone Setelah Gencatan Senjata Usai

Kuatbaca.com - Ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali memuncak setelah gencatan senjata selama 72 jam berakhir. Pada Minggu, 11 Mei 2025, militer Ukraina mengumumkan bahwa Rusia telah meluncurkan 108 drone serang ke wilayah Ukraina, hanya beberapa jam setelah masa gencatan senjata resmi berakhir.
1. Serangan Drone Massif Usai Gencatan Senjata Berakhir
Menurut keterangan Angkatan Udara Ukraina, serangan dimulai pada dini hari sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Rusia disebut meluncurkan 108 drone tempur Shahed dan beberapa jenis drone tiruan lainnya dalam serangan besar-besaran yang menyasar sejumlah wilayah di Ukraina.
2. Ukraina Klaim 60 Drone Berhasil Ditembak Jatuh
Meskipun serangan tersebut cukup intens, Ukraina mengklaim bahwa 60 dari 108 drone berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara mereka. Meski belum ada informasi rinci mengenai kerusakan atau korban jiwa, serangan ini menunjukkan eskalasi yang tajam setelah jeda selama tiga hari.
3. Gencatan Senjata 72 Jam Berakhir Tanpa Hasil Konkret
Gencatan senjata sementara yang dimulai pada Kamis, 8 Mei 2025, tidak sepenuhnya berjalan mulus. Meskipun tidak ada laporan serangan drone selama masa gencatan, kedua pihak saling tuding melakukan pelanggaran gencatan di berbagai garis depan. Ukraina menyebut Rusia melanggar ratusan kali, sementara Rusia menuding Ukraina melakukan hal serupa.
4. Putin Tawarkan Perundingan, Eropa Ajukan Gencatan Baru
Di tengah suasana panas ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan pertemuan langsung dengan pihak Kyiv di Istanbul pada 15 Mei 2025. Putin menyatakan bahwa ada kemungkinan untuk menyepakati gencatan senjata baru selama proses perundingan berlangsung. Namun, tawaran ini ditanggapi dingin oleh komunitas internasional.
5. Macron Sindir Tawaran Damai Putin
Presiden Prancis Emmanuel Macron menanggapi usulan perundingan dari Rusia dengan nada skeptis. Ia menyebut langkah Putin sebagai “tidak cukup”, bahkan menduga proposal tersebut hanya sebagai strategi mengulur waktu di tengah tekanan internasional yang semakin kuat terhadap Rusia.
6. AS dan Eropa Dorong Gencatan Senjata 30 Hari
Sebelumnya, Eropa dengan dukungan Amerika Serikat telah mendorong dilaksanakannya gencatan senjata 30 hari sebagai bentuk kemanusiaan menjelang bulan-bulan musim panas. Namun, proposal ini diabaikan oleh Kremlin yang memilih jalur dialog bilateral dengan Ukraina ketimbang inisiatif multilateral.
7. Trump Serukan Perdamaian, Minta Perang Segera Diakhiri
Di sisi lain, mantan Presiden AS Donald Trump turut bersuara dalam dinamika konflik ini. Ia menyampaikan pesan langsung kepada Putin dan Zelensky untuk “mengakhiri perang bodoh ini”, sebuah seruan yang menuai perhatian luas di media internasional meski belum memiliki dampak konkret terhadap jalannya konflik.
8. Eskalasi Teknologi Serangan: Drone Jadi Senjata Andalan
Serangan terbaru ini menunjukkan bahwa drone kini menjadi tulang punggung strategi militer Rusia, menggantikan penggunaan rudal jarak jauh yang lebih mahal. Drone Shahed, yang ditengarai merupakan hasil kerja sama Rusia-Iran, terbukti menjadi senjata efisien dalam menyerang infrastruktur sipil dan militer Ukraina.
9. Masa Depan Perundingan Masih Kabur
Meski ada sinyal perundingan dari Rusia, keraguan besar masih menyelimuti kesediaan Ukraina untuk duduk di meja negosiasi. Kyiv menyatakan tidak akan membahas perdamaian tanpa penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayahnya, sebuah tuntutan yang hingga kini tidak ditanggapi serius oleh Moskow.
10. Dunia Internasional Diminta Perkuat Tekanan Diplomatik
Komunitas internasional kini menghadapi tantangan baru untuk memaksa kedua pihak kembali ke jalur diplomasi. Eskalasi seperti serangan drone massal pasca gencatan justru memperburuk krisis kemanusiaan di Ukraina, serta mengancam stabilitas geopolitik Eropa dan sekitarnya.