Trump Ungkap Iran Ikut Terlibat dalam Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

11 June 2025 14:18 WIB
masih-ngotot-donald-trump-kobarkan-perang-dagang-lagi-1748678182021_169.jpeg

1. Trump Sebut Iran Ambil Bagian dalam Negosiasi Gaza

Kuatbaca.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengejutkan publik internasional dengan menyatakan bahwa Iran turut terlibat dalam proses negosiasi pembebasan sandera di Gaza. Hal ini diungkapkan saat Trump menghadiri acara di Gedung Putih pada Rabu (11/6/2025). Menurutnya, proses negosiasi besar sedang berlangsung antara Amerika Serikat, Israel, dan Hamas, dan Iran disebut-sebut sebagai salah satu pihak yang ikut berperan dalam dinamika ini.

“Gaza sedang berada di tengah negosiasi besar antara kami, Hamas, dan Israel. Iran sebenarnya terlibat. Kita akan lihat bagaimana hasilnya,” ujar Trump.

Pernyataan ini langsung menyita perhatian mengingat hubungan AS dan Iran selama ini cenderung tegang, terutama terkait isu nuklir dan kebijakan luar negeri di Timur Tengah.

2. Gedung Putih dan Iran Bungkam soal Detail Keterlibatan

Hingga kini, Gedung Putih belum memberikan pernyataan resmi terkait sejauh mana keterlibatan Iran dalam pembicaraan yang dimaksud oleh Trump. Kantor perwakilan Iran di PBB juga menolak memberikan komentar. Ketertutupan ini justru memunculkan spekulasi baru mengenai adanya jalur diplomasi tidak langsung antara Washington dan Teheran, terutama dalam isu-isu sensitif seperti konflik Gaza.

3. Proposal Gencatan Senjata dan Tukar Sandera Masih Mandek

AS telah mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari antara Israel dan Hamas. Berdasarkan rencana tersebut, 28 sandera Israel—baik yang masih hidup maupun yang sudah tewas—akan dibebaskan sebagai imbalan pembebasan 1.236 tahanan Palestina dan 180 jenazah warga Palestina. Meski Israel menyatakan kesediaan, Hamas menolak usulan ini, membuat proses negosiasi berada dalam kebuntuan.

Iran diyakini memiliki pengaruh signifikan terhadap Hamas dan kelompok perlawanan lain di kawasan, sehingga keterlibatannya bisa menjadi penentu arah perundingan ke depan.

4. Isu Nuklir Iran Jadi Latar Belakang Negosiasi Paralel

Selain isu Gaza, AS dan Iran tengah melangsungkan perundingan tersendiri terkait program nuklir Teheran. Iran menuntut jaminan resmi pencabutan sanksi ekonomi sebagai bagian dari kesepakatan. Namun AS, terutama melalui utusan nuklir Steve Witkoff, menegaskan garis merah terkait pengayaan uranium.

“Program pengayaan tidak akan pernah diperbolehkan di Iran. Itu garis merah kami,” ujar Witkoff.

Pernyataan ini datang di tengah laporan PBB yang menyebut Iran telah meningkatkan kadar pengayaan uranium hingga 60 persen, mendekati level senjata nuklir (90%).

5. Ketegangan Regional dan Tarik-Ulur Diplomatik

Keterlibatan Iran dalam negosiasi Gaza dapat dibaca sebagai bagian dari strategi geopolitik yang lebih luas. Iran ingin memosisikan diri sebagai kekuatan yang berpengaruh di Timur Tengah, terutama dalam isu-isu Palestina. Sementara AS di bawah kepemimpinan Trump, tetap memegang pendekatan keras terhadap program nuklir Iran namun mungkin melihat peluang diplomatik untuk meredakan konflik kemanusiaan di Gaza.

Kedua isu ini—konflik Israel-Hamas dan nuklir Iran—menjadi simbol tarik-ulur antara strategi kekuasaan dan kepentingan kemanusiaan dalam arena politik internasional.

Iran Muncul sebagai Pemain Penting dalam Krisis Gaza

Pernyataan Trump menandai potensi perubahan dinamika negosiasi di Timur Tengah. Keterlibatan Iran, jika terbukti signifikan, dapat membuka jalur diplomasi baru atau justru memperumit proses karena konflik kepentingan dengan AS. Di sisi lain, peran ini juga menunjukkan bahwa solusi damai Gaza memerlukan pendekatan multilateral dan pengakuan atas pengaruh aktor-aktor utama di kawasan. Dunia kini menanti apakah negosiasi ini bisa menciptakan titik terang bagi krisis kemanusiaan yang telah berlangsung terlalu lama.

internasional

Fenomena Terkini






Trending