Trump Panik Harga Minyak Melonjak, Desak Pengeboran Minyak Besar-besaran

Kuatbaca.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menunjukkan kekhawatiran yang cukup serius terkait melonjaknya harga minyak dunia akibat eskalasi konflik di Timur Tengah. Kenaikan harga ini dipicu oleh ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, jalur vital pengiriman minyak global. Merespons situasi tersebut, Trump secara tegas mendesak Departemen Energi AS untuk mempercepat aktivitas pengeboran minyak dalam skala besar.
Upaya ini dilakukan Trump sebagai langkah strategis agar harga minyak tetap stabil dan pasokan tidak terganggu. Dalam unggahan di media sosial pribadinya, Trump menegaskan agar pengeboran minyak segera ditingkatkan tanpa penundaan, sekaligus mengingatkan semua pihak agar menjaga kestabilan harga minyak di pasar internasional.
1. Ancaman Penutupan Selat Hormuz Picu Kekhawatiran Pasokan Minyak Dunia
Selat Hormuz adalah salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia yang menghubungkan negara-negara penghasil minyak Timur Tengah dengan pasar global. Sekitar sepertiga dari pasokan minyak dunia melewati selat ini setiap harinya. Oleh sebab itu, ancaman Iran untuk menutup jalur ini sebagai respons atas serangan AS dan Israel menimbulkan kecemasan yang luas di pasar minyak global.
Penutupan Selat Hormuz dapat memicu gangguan pasokan minyak secara besar-besaran dan mengakibatkan lonjakan harga minyak yang signifikan. Kondisi ini menjadi perhatian utama pemerintah AS, mengingat ketergantungan dunia terhadap pasokan energi dari kawasan tersebut sangat tinggi.
2. Trump Serukan “Ngebor Sekarang Juga!” Demi Jaga Pasokan dan Harga
Dalam unggahannya yang viral di platform Truth Social, Trump menulis dengan nada mendesak: “Kepada Departemen Energi: BOR sekarang, BOR!!! Saya ingin SEKARANG!!!” Pernyataan ini menegaskan betapa pentingnya percepatan produksi minyak untuk meredam gejolak harga yang tengah terjadi.
Selain itu, Trump juga memberikan peringatan keras kepada para pelaku pasar dan pihak terkait agar tidak melakukan langkah-langkah yang justru menguntungkan musuh. "SEMUA ORANG, JAGA HARGA MINYAK TETAP TURUN. SAYA MENGAWASI! KALIAN BERMAIN TEPAT DI TANGAN MUSUH. JANGAN LAKUKAN!" tulisnya di unggahan lain, menandakan keinginan kuatnya agar situasi tidak semakin memburuk.
3. Menteri Energi AS Komitmen Jalankan Instruksi Presiden
Menanggapi desakan Presiden Trump, Menteri Energi AS, Chris Wright, menegaskan bahwa pihaknya tengah bekerja keras untuk memenuhi permintaan tersebut. Melalui akun media sosialnya, Wright menyatakan, “Kami sedang mengerjakannya!” sebagai respon terhadap ajakan percepatan pengeboran minyak.
Meski demikian, sejauh ini belum ada kepastian langkah konkret apa yang akan diambil oleh Departemen Energi untuk meningkatkan pengeboran minyak, mengingat sebagian besar aktivitas tersebut dikendalikan oleh perusahaan swasta di Amerika Serikat.
4. Cadangan Minyak Strategis Jadi Opsi Jaga Pasokan Nasional
Jika situasi semakin memburuk, terutama jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz dan mengganggu pasokan minyak dunia secara signifikan, pemerintah Amerika Serikat memiliki opsi untuk menggunakan cadangan minyak strategis nasionalnya. Cadangan ini merupakan simpanan minyak mentah darurat terbesar di dunia yang disiapkan untuk menghadapi krisis pasokan.
Pemanfaatan cadangan minyak strategis ini bertujuan untuk menstabilkan pasokan dalam negeri dan membantu menekan lonjakan harga minyak yang bisa berdampak negatif bagi perekonomian global. Namun penggunaan cadangan ini tentu menjadi pilihan terakhir setelah berbagai upaya lain dilakukan.