Trump Kirim Tambahan 2.000 Garda Nasional ke Los Angeles, Protes Imigrasi Memanas

1. Trump Tambah Pasukan ke Los Angeles, Demo Imigran Kian Memanas
Kuatbaca.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menjadi sorotan internasional setelah memerintahkan pengiriman tambahan 2.000 pasukan Garda Nasional ke Los Angeles. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap gelombang aksi demonstrasi besar-besaran yang menentang kebijakan imigrasi ketat yang ia terapkan.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Departemen Pertahanan AS pada Selasa (10/6/2025), sehari setelah keputusan resmi dikeluarkan oleh Trump. Ini adalah pengiriman kedua, menyusul sebelumnya yang juga melibatkan 2.000 pasukan ke lokasi yang sama.
2. Misi Khusus Garda Nasional: Bantu ICE dan Amankan Situasi
Juru bicara Pentagon, Sean Parnell, menjelaskan bahwa pasukan tambahan ini dimobilisasi untuk mendukung ICE (Immigration and Customs Enforcement) dalam menjalankan tugas penegakan hukum di tengah meningkatnya eskalasi ketegangan publik.
“Atas perintah Presiden, Departemen Pertahanan akan memobilisasi tambahan 2.000 Garda Nasional California untuk dinas federal,” tulis Parnell melalui akun X resminya. Penempatan ini disebut sebagai bagian dari upaya untuk menjaga keamanan dan kelancaran operasi aparat hukum federal.
3. Demonstrasi Imigrasi Picu Ketegangan Sosial dan Politik
Demo yang terjadi di Los Angeles bermula dari kebijakan agresif Trump yang memperketat pengawasan imigrasi, termasuk penggerebekan dan deportasi massal oleh ICE. Hal ini memicu kemarahan publik, terutama dari komunitas imigran dan pendukung hak asasi manusia.
Banyak demonstrasi yang awalnya berlangsung damai, berubah menjadi ricuh akibat bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan. Beberapa aksi bahkan melibatkan kekerasan dan kerusakan fasilitas umum, memaksa otoritas lokal meminta dukungan pengamanan tambahan dari pemerintah pusat.
4. Penempatan Garda Nasional Tuai Kritik dan Kekhawatiran
Keputusan Trump mengerahkan Garda Nasional dalam skala besar ini menuai kritik dari kelompok sipil dan sejumlah pemimpin daerah. Mereka menilai langkah tersebut sebagai bentuk militerisasi terhadap penanganan demonstrasi sipil, yang seharusnya ditangani dengan pendekatan persuasif, bukan represif.
Garda Nasional sendiri dikenal sebagai pasukan cadangan militer yang umumnya diturunkan untuk menghadapi bencana alam, seperti kebakaran dan banjir. Dalam sejarahnya, keterlibatan Garda Nasional dalam konflik sipil sangat jarang, dan terakhir terjadi pada kerusuhan setelah kematian George Floyd tahun 2020.
5. Situasi Makin Kompleks, Trump Bertahan pada Narasi "Ketertiban"
Pemerintahan Trump tetap bersikukuh bahwa pengerahan pasukan ini dibutuhkan untuk menegakkan ketertiban dan melindungi aparat hukum. Gedung Putih menyebut protes yang terjadi bukan lagi sekadar unjuk rasa damai, melainkan ancaman terhadap stabilitas hukum, terutama di daerah-daerah rawan.
Dalam pernyataan resminya, Trump menyebut bahwa pemerintah daerah seperti California terlalu lunak terhadap pelanggar hukum, dan dirinya harus turun tangan untuk memastikan bahwa kebijakan imigrasi dijalankan secara ketat dan tegas.
6. Implikasi Politik: Antara Ketegasan dan Otoritarianisme
Langkah ini menjadi sinyal kuat gaya kepemimpinan Trump yang konfrontatif, menjelang kemungkinan dirinya mencalonkan diri kembali dalam pemilu mendatang. Kebijakan keras terhadap imigrasi telah menjadi ciri khas Trump sejak masa kampanye 2016, dan tampaknya kembali dijadikan alat untuk mengonsolidasikan dukungan dari basis pemilih konservatifnya.
Namun di sisi lain, langkah ini juga meningkatkan kekhawatiran akan erosinya ruang demokrasi dan kebebasan sipil. Ketika demonstrasi dibalas dengan pengerahan militer, pertanyaan besar muncul: sampai sejauh mana negara boleh menggunakan kekuatan bersenjata untuk membungkam suara warganya?
Ketegangan Belum Mereda, Dunia Sorot Langkah Trump
Dengan tambahan 2.000 pasukan Garda Nasional di Los Angeles, situasi keamanan di AS diprediksi masih akan memanas. Di tengah pro dan kontra yang muncul, langkah ini menjadi cermin dari kondisi sosial-politik Amerika saat ini, yang semakin terbelah.
Apakah kebijakan keras ini akan membawa stabilitas atau justru memperdalam luka sosial, masih menjadi pertanyaan besar. Yang jelas, dunia kini mengamati lebih dekat bagaimana Amerika menangani krisis sosial dan hak asasi manusia di dalam negerinya sendiri.