Tragedi Kemanusiaan di Gaza: 138 Warga Tewas dalam 24 Jam, Ribuan Masih Tertimbun Reruntuhan

1. Gelombang Kekerasan Kembali Telan Korban Jiwa
Kuatbaca.com - Dalam waktu kurang dari sehari, wilayah Gaza kembali berduka. Sebanyak 138 warga dilaporkan tewas hanya dalam kurun waktu 24 jam terakhir akibat serangan yang terus dilancarkan oleh militer Israel. Situasi ini mencerminkan intensitas serangan yang semakin meningkat dan menunjukkan bahwa konflik di Jalur Gaza masih jauh dari kata selesai.
Selain korban jiwa, sebanyak 452 orang lainnya mengalami luka-luka. Mereka kini tengah berjuang untuk mendapatkan perawatan medis di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan yang sudah nyaris lumpuh akibat blokade dan serangan berulang.
2. Korban Tewas saat Mencari Pertolongan
Yang lebih memilukan, dari 138 korban tewas tersebut, 62 di antaranya meninggal saat sedang mencari bantuan. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya akses terhadap layanan kesehatan dan bantuan kemanusiaan di wilayah yang kini berada dalam kondisi darurat penuh. Banyak warga yang nekat keluar dari tempat persembunyian demi mencari obat-obatan dan pertolongan, namun nyawanya justru terenggut di tengah jalan.
Tim penyelamat dan relawan kemanusiaan pun menghadapi hambatan besar untuk menjangkau korban lainnya yang masih tertimbun di bawah puing-puing bangunan. Akses terbatas, medan yang berbahaya, serta minimnya alat berat membuat proses evakuasi menjadi nyaris mustahil dilakukan dengan cepat.
3. Catatan Berdarah Sejak Oktober 2023
Sejak pecahnya kembali konflik pada 7 Oktober 2023, jumlah korban jiwa di pihak Palestina telah mencapai angka yang sangat mencengangkan. Hingga kini, setidaknya 57.268 orang Palestina telah kehilangan nyawa. Sementara itu, lebih dari 135.000 orang lainnya mengalami luka-luka, baik akibat ledakan, reruntuhan bangunan, maupun tembakan langsung.
Angka ini semakin meningkat sejak Israel memutuskan untuk kembali melanggar kesepakatan gencatan senjata pada 18 Maret lalu. Dalam periode sejak saat itu, setidaknya 6.710 orang tewas dan lebih dari 23.500 orang terluka. Situasi ini memperlihatkan betapa pentingnya upaya internasional untuk menghentikan konflik dan mengembalikan jalur diplomasi sebagai solusi utama.
4. Krisis Kemanusiaan Makin Parah
Perang berkepanjangan di Gaza bukan hanya soal konflik bersenjata, tetapi juga telah menciptakan bencana kemanusiaan berskala besar. Lebih dari dua juta jiwa kini terperangkap dalam wilayah sempit yang diblokade dari segala arah. Akses terhadap makanan, air bersih, listrik, dan obat-obatan sangat terbatas. Banyak rumah sakit tidak lagi berfungsi maksimal karena kekurangan pasokan medis dan bahan bakar.
Masyarakat internasional telah banyak mengecam situasi ini, namun hingga kini belum ada intervensi signifikan yang mampu menghentikan penderitaan rakyat Gaza. Krisis ini terus memburuk setiap hari, dan waktu terus berjalan bagi ribuan warga yang masih bertahan di bawah ancaman bom dan kelaparan.
5. Operasi Militer Israel Terus Berlanjut
Militer Israel sendiri menegaskan bahwa tujuan utama mereka adalah menghancurkan kekuatan militer kelompok Hamas. Namun, dalam praktiknya, banyak serangan udara dan darat yang justru mengenai area permukiman sipil. Ketika diminta klarifikasi mengenai target serangan, pihak militer menyatakan bahwa mereka tidak bisa memberikan komentar tanpa koordinat yang spesifik.
Pernyataan tersebut menuai kritik luas, mengingat banyaknya korban jiwa dari kalangan warga sipil dan tidak bersenjata. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang validitas intelijen yang digunakan serta kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional dalam konflik bersenjata.
6. Seruan Global untuk Gencatan Senjata
Di tengah eskalasi kekerasan yang terus meningkat, berbagai organisasi kemanusiaan dan negara-negara dunia mendesak diberlakukannya kembali gencatan senjata. Seruan ini muncul seiring meningkatnya kesadaran bahwa perang bukan hanya merusak fisik wilayah, tetapi juga menghancurkan masa depan generasi muda Palestina yang tumbuh dalam ketakutan dan trauma.
Bantuan kemanusiaan juga terus didorong untuk masuk ke wilayah Gaza. Namun, kendala keamanan dan birokrasi memperlambat laju distribusi. Tanpa jeda kemanusiaan yang memadai, korban akan terus berjatuhan, dan dunia akan menyaksikan salah satu tragedi kemanusiaan terburuk dalam sejarah modern.
Kekerasan yang terjadi di Gaza bukan lagi sekadar konflik militer, tetapi telah berubah menjadi tragedi kemanusiaan yang menuntut perhatian dan aksi nyata dari komunitas internasional. Setiap nyawa yang hilang adalah seruan bagi dunia untuk bertindak. Kini saatnya solidaritas global ditunjukkan melalui upaya perdamaian yang konkret, bukan sekadar retorika diplomatik.