Kuatbaca.com - Sebuah kecelakaan tragis terjadi di sebuah lokasi wisata perairan di kota Qianxi, Provinsi Guizhou, China barat daya, pada Minggu sore. Sebuah kapal yang membawa puluhan wisatawan tiba-tiba terbalik saat tengah berlayar di sungai yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan. Kejadian ini sontak menggegerkan publik dan memicu respons cepat dari pemerintah pusat maupun lokal.
Menurut informasi resmi yang diterima hingga Senin pagi, sebanyak 84 orang berada di atas kapal saat insiden terjadi. Dari jumlah tersebut, 9 orang dinyatakan meninggal dunia, 70 orang mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan di rumah sakit, sementara 4 orang lainnya berhasil selamat tanpa cedera. Hingga saat ini, satu orang wisatawan masih dinyatakan hilang dan proses pencarian masih berlangsung.
Begitu insiden dilaporkan, tim penyelamat gabungan dari otoritas lokal langsung diterjunkan ke lokasi kejadian. Petugas pemadam kebakaran, polisi, hingga tenaga medis bekerja sama melakukan upaya penyelamatan terhadap korban yang tercebur ke sungai. Operasi ini dilakukan secara cepat mengingat situasi yang kritis dan kondisi geografis wilayah sungai yang cukup menantang.
Tim SAR menyisir area sungai menggunakan perahu karet dan alat pencari bawah air untuk menemukan korban yang belum ditemukan. Sebagian besar korban berhasil dievakuasi dalam kondisi sadar meskipun mengalami luka-luka. Para korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. Pihak rumah sakit mengonfirmasi bahwa beberapa pasien mengalami cedera serius, namun mayoritas dalam kondisi stabil.
Menanggapi insiden ini, Presiden China Xi Jinping segera menginstruksikan agar semua sumber daya dikerahkan untuk menyelamatkan korban dan memberikan perawatan terbaik bagi para korban yang terluka. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan standar keselamatan, khususnya di lokasi-lokasi wisata yang melibatkan transportasi air.
Tidak hanya itu, Wakil Perdana Menteri Zhang Guoqing juga dikirim langsung ke lokasi untuk mengawasi proses evakuasi dan penanganan korban secara langsung. Kehadiran pejabat tinggi di lokasi kejadian menegaskan betapa seriusnya pemerintah China dalam menanggapi kecelakaan ini, sekaligus sebagai sinyal kuat untuk mengevaluasi regulasi keselamatan transportasi wisata di negara tersebut.
Berdasarkan hasil penyelidikan awal dari otoritas terkait, kapal yang mengalami kecelakaan tersebut tidak mengalami kelebihan muatan. Meskipun demikian, pihak berwenang tetap melanjutkan investigasi menyeluruh guna mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan ini. Beberapa faktor yang tengah diselidiki antara lain kondisi cuaca saat kejadian, kesiapan awak kapal, serta standar operasional kapal wisata di daerah tersebut.
Insiden ini terjadi hanya dua bulan setelah kecelakaan perahu lainnya di provinsi Hunan yang menewaskan 11 orang. Kecelakaan tersebut juga melibatkan kapal penumpang yang bertabrakan dengan kapal industri, menandakan adanya urgensi besar bagi otoritas untuk memperketat pengawasan terhadap transportasi air, terutama di lokasi-lokasi yang sering dikunjungi wisatawan.
Tragedi di Guizhou ini menjadi peringatan keras bahwa keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas utama dalam industri pariwisata, terutama dalam pengelolaan wisata berbasis air. Keselamatan tidak hanya bergantung pada kondisi teknis kapal, tetapi juga pada kesiapan kru, sistem pemantauan cuaca, dan pengawasan reguler oleh pemerintah daerah.
Pemerintah setempat diharapkan dapat segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap semua operator wisata di wilayah tersebut. Bagi keluarga korban, ini adalah duka yang mendalam dan kehilangan yang tidak tergantikan. Sementara bagi industri wisata secara keseluruhan, peristiwa ini menjadi momen refleksi untuk memperbaiki sistem keamanan dan mencegah insiden serupa di masa depan.