The Fed Tunda Pangkas Suku Bunga Karena Tarif Impor Trump

Kuatbaca.com - Federal Reserve (The Fed) sebenarnya bisa mulai menurunkan suku bunga, namun terpaksa menunda langkah tersebut akibat kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump. Keputusan ini diungkap langsung oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam sebuah forum ekonomi internasional.
1. Powell: Tarif Trump Hambat Pelonggaran Suku Bunga
Menurut Jerome Powell, The Fed sempat siap memangkas suku bunga karena tren inflasi yang mulai terkendali. Namun, keputusan Presiden Trump untuk mengenakan tarif baru atas sejumlah barang impor menyebabkan lonjakan proyeksi inflasi, memaksa bank sentral untuk bersikap hati-hati.
“We went on hold when we saw the size of the tariffs and ... all inflation forecasts ... went up materially as a consequence,” ucap Powell di forum Bank Sentral Eropa di Sintra, Portugal.
Dengan demikian, The Fed menunda rencana penurunan suku bunga, berharap menunggu data baru yang lebih jelas terkait dampak tarif tersebut.
2. Plafon Suku Bunga Kini Ditahan di 4,25–4,5%
Setelah menaikkan angka suku bunga sepanjang 2022–2023, The Fed memutuskan mempertahankan tingkat bunga acuan di 4,25–4,50% sejak Desember lalu. Meskipun sempat mendapatkan tekanan agar segera ditekan, kebijakan tarif membuat bank sentral tetap menunggu.
Powell menegaskan bahwa keputusan penurunan suku bunga akan bergantung data inflasi dan perkembangan ekonomi lain, dievaluasi “meeting by meeting”.
3. Prakiraan Pasar: Peluang Pemangkasan di Juli Turun
Analisis dari CME FedWatch menunjukkan potensi pemangkasan suku bunga pada Juli diperkirakan hanya sekitar 18–19%, sedangkan 81–82% dari pasar memperkirakan suku bunga akan tetap sama . Ini menunjukkan bahwa sentimen investor lebih mengarah pada skenario bahwa The Fed akan menunda kebijakan moneter longgar di pertemuan mendatang.
4. Trump Kritik Powell: “Terlalu Lambat, Mental Rata-rata”
Presiden Donald Trump meradang dan mengecam sikap The Fed karena enggan menurunkan suku bunga. Ia bahkan menyebut Powell “terlalu lambat” dan memiliki “kemampuan mental rata-rata” setelah mengunggah catatan tertulis yang mendesak bank sentral untuk “turun bunga secara besar-besaran”.
Trump juga menuduh The Fed gagal bersaing dengan bank sentral lain yang telah memangkas suku bunga jauh lebih cepat.
5. Keretakan Internal The Fed antara Hawk dan Dove
Dampak dari tarif masih memicu perdebatan di internal The Fed. Beberapa anggota dovish ingin segera menurunkan suku bunga demi menjaga pertumbuhan ekonomi, sementara kelompok hawkish khawatir inflasi naik akibat kenaikan tarif.
Powell meminta pendekatan hati-hati, tetap mengamati data inflasi, pertumbuhan, dan tenaga kerja sebelum memutuskan langkah selanjutnya .
6. Data Ekonomi AS Saat Ini: Stabil, tapi Risiko Inflasi Tetap Ada
Walaupun ekonomi AS masih menunjukkan kekuatan—dengan tingkat pengangguran yang rendah dan pertumbuhan lapangan kerja yang solid—The Fed memperkirakan tarif akan menaikkan tekanan harga selama musim panas. Target inflasi jangka panjang sebesar 2% terancam terlewati jika tarif memantik kenaikan lebih lanjut .
7. Proyeksi Penurunan Suku Bunga pada Akhir 2025
Menurut dot plot dan proyeksi internal Fed, terdapat kemungkinan akan terjadi dua kali penurunan suku bunga sebelum akhir tahun—mungkin pada September dan Desember—jika dampak tarif mulai mereda. Namun, Powell tetap menegaskan bahwa waktu dan magnitudo pemotongan akan sepenuhnya didasarkan pada perkembangan data ekonomi.