Kuatbaca - Ketegangan yang kian mendidih antara Iran dan Israel mulai mengguncang keamanan regional. Tak ingin mengambil risiko, pemerintah India mengambil langkah tegas: menyerukan seluruh warganya yang masih berada di Teheran untuk segera hengkang dari ibu kota Iran itu. Langkah ini menandai keseriusan kondisi yang terus memburuk akibat konflik dua negara yang kini sudah menjurus ke fase perang terbuka.
Pemerintah India, melalui Kementerian Luar Negeri, mengimbau warganya untuk meninggalkan Iran sesegera mungkin. Bagi warga yang memiliki akses transportasi pribadi atau mampu mengatur perjalanan sendiri, dorongan untuk pindah dari Teheran menjadi semakin mendesak. Bagi yang tidak, pemerintah disebut telah membantu proses pemulangan melalui berbagai jalur alternatif, termasuk perbatasan Iran-Armenia yang berjarak ratusan kilometer dari pusat konflik.
Langkah ini bukan hanya respons atas perkembangan di lapangan, tetapi juga bentuk tanggung jawab negara terhadap keselamatan warganya di luar negeri. Dengan meningkatnya eskalasi militer, terutama serangan udara beruntun dari Israel yang menyasar sejumlah titik vital di Iran, ancaman bagi warga sipil—termasuk warga asing—menjadi nyata.
Konflik antara Iran dan Israel meletus secara terbuka sejak pekan lalu, ketika Israel melancarkan serangan udara yang menyasar sejumlah target strategis di Iran. Alasan yang dikemukakan adalah untuk mencegah pengembangan senjata nuklir oleh Teheran. Namun, operasi militer ini justru memantik serangan balasan dari Iran, yang menghujani Tel Aviv dan Yerusalem dengan rudal.
Akibatnya, sejumlah kota besar di kedua negara kini porak-poranda. Infrastruktur sipil menjadi korban, dan jumlah korban jiwa—terutama dari kalangan non-kombatan—terus bertambah. Situasi ini menciptakan ketidakpastian yang luar biasa, tidak hanya bagi warga negara setempat, tetapi juga bagi warga asing yang tinggal atau bekerja di kedua negara.
India bukan satu-satunya negara yang menyerukan evakuasi warganya dari kawasan konflik. Sebelumnya, Tiongkok juga telah menyampaikan imbauan serupa kepada warga negaranya yang berada di Israel. Bahkan, Kedutaan Besar Tiongkok menyarankan evakuasi melalui perbatasan darat ke arah Yordania, jika jalur tersebut masih memungkinkan dan aman.
Kekhawatiran global terhadap dampak konflik ini memang sangat beralasan. Teheran, kota dengan populasi hampir 10 juta jiwa, menjadi salah satu wilayah yang berada dalam bayang-bayang serangan militer. Negara-negara asing pun mulai mengambil sikap untuk meminimalkan risiko terhadap warga mereka.
Menurut data resmi pemerintah India, sekitar 10.000 warga negara India tinggal di Iran, baik sebagai pekerja profesional, pelajar, hingga bagian dari komunitas diaspora. Jumlah yang hampir sama juga tersebar di Israel. Maka tidak mengherankan jika pemerintah India menunjukkan kewaspadaan tinggi terhadap kondisi ini, mengingat nyawa ribuan warganya bisa saja terancam dalam sekejap.
Meski belum ada laporan korban dari warga India, evakuasi menjadi langkah antisipatif yang penting. Pemerintah India menegaskan bahwa keselamatan warga negaranya merupakan prioritas, dan semua jalur diplomatik serta logistik akan diupayakan untuk memfasilitasi mereka keluar dari zona bahaya.
Apa yang terjadi antara Iran dan Israel saat ini tidak lagi sekadar konflik dua negara, melainkan memiliki potensi menjadi pemicu ketegangan global baru. Dunia tengah memantau situasi ini dengan waspada, karena jika tidak dikendalikan, konflik ini bisa merambat ke wilayah lain di Timur Tengah dan bahkan menarik kekuatan besar dunia ke dalamnya.
Untuk saat ini, India telah memilih langkah yang paling logis—menjauhkan warganya dari titik api. Namun, pertanyaan besar tetap menggelayut: akankah dunia bisa mendinginkan bara yang tengah menyala, atau kita tengah menyaksikan awal dari sebuah konfrontasi yang jauh lebih besar?