Serangan Udara AS Gempur Yaman, 7 Tewas dan Puluhan Terluka

Kuatbaca - Pada malam Minggu, 13 April 2025, serangan udara yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS) kembali mengguncang wilayah Yaman. Rentetan serangan ini menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas dan puluhan lainnya terluka, termasuk beberapa anak-anak. Para korban berada di sebuah area yang terletak di sebelah barat ibu kota Sanaa, sebuah daerah yang selama ini dikuasai oleh kelompok Houthi.
Serangan ini mengarah pada sebuah pabrik yang terletak di zona industri al-Sawari, di daerah Bani Matar. Selain menghancurkan pabrik, serangan udara AS juga menargetkan area pemukiman dan lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut. Dampak dari serangan ini sangat besar, karena mengakibatkan banyak korban yang berasal dari kalangan pekerja pabrik serta penduduk sekitar.
Korban Serangan: Anak-anak dan Wanita Termasuk yang Terluka
Menurut laporan yang datang dari media yang terafiliasi dengan kelompok Houthi, lima anak-anak dan seorang wanita tercatat sebagai salah satu korban yang terluka akibat serangan udara tersebut. Banyak dari korban luka-luka ini dilaporkan dalam kondisi kritis, dengan satu orang di antaranya berada dalam keadaan yang sangat serius. Laporan tersebut menegaskan bahwa serangan ini juga mengakibatkan kerusakan parah pada rumah-rumah penduduk di sekitar area pabrik, serta menyebabkan kerusakan pada lahan pertanian yang sangat bergantung pada kehidupan penduduk setempat.
Pihak Kementerian Kesehatan Houthi menegaskan bahwa serangan udara ini juga menargetkan beberapa daerah lain di Yaman, termasuk Provinsi Saada dan Provinsi Hodeidah, yang dikenal sebagai lokasi pelabuhan utama di tepi Laut Merah. Serangan ini menambah panjang daftar serangan udara yang terjadi hampir setiap hari di wilayah yang dikuasai oleh Houthi, dengan AS sebagai pihak yang disalahkan atas serangan-serangan tersebut.
Penyebab Serangan: Konflik Laut Merah dan Laut Aden
Serangan udara AS terhadap kelompok Houthi ini terjadi dalam konteks yang lebih besar dari perseteruan militer yang berlangsung di Yaman dan sekitarnya. Sejak pertengahan Maret 2025, AS memulai serangkaian operasi militer untuk menekan kelompok Houthi. Tujuan utama dari serangan ini adalah untuk menghalangi kelompok yang didukung oleh Iran tersebut dari ancaman terhadap kapal-kapal yang beroperasi di Laut Merah dan sekitarnya. Sejak saat itu, Houthi balas menyerang kapal-kapal yang melintasi kawasan tersebut, termasuk beberapa serangan terhadap kapal militer AS.
Selain itu, Houthi juga mulai menargetkan wilayah Israel, sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina setelah konflik Gaza kembali memanas pada Oktober 2023. Setelah gencatan senjata yang berlangsung di awal tahun 2024, Houthi melanjutkan serangan-serangan mereka, termasuk serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah dan Teluk Aden.
Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Houthi terhadap kapal-kapal dan wilayah Israel sering kali disebut sebagai tindakan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Ketegangan yang terjadi di Gaza pada akhir tahun 2023, di mana serangan Israel terhadap wilayah Palestina meningkat, turut mendorong Houthi untuk memperluas jangkauan serangan mereka. Houthi menyatakan bahwa serangan-serangan ini merupakan dukungan mereka terhadap perjuangan Palestina, meskipun hal ini memperburuk ketegangan di kawasan tersebut.
Serangan-serangan tersebut sempat dihentikan sementara selama gencatan senjata Gaza pada Januari 2024, namun berlanjut kembali setelah Israel mengurangi akses pasokan kemanusiaan ke Gaza pada awal Maret 2025 dan melanjutkan serangan-serangan udara besar-besaran. Houthi menganggap bahwa tindakannya untuk melanjutkan serangan adalah sebagai respons terhadap kebijakan Israel yang semakin memburuk terhadap Palestina.
Dampak dari Serangan Udara terhadap Masyarakat Sipil
Serangan udara yang terjadi pada 13 April ini menunjukkan betapa rentannya kondisi masyarakat sipil di wilayah yang dikuasai oleh Houthi. Selain menambah daftar korban jiwa dan luka-luka, serangan ini juga semakin memperburuk kehidupan para penduduk yang sudah lama menderita akibat konflik bersenjata. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi target serangan sering kali terjebak di antara dua kekuatan yang bertikai, yakni kelompok Houthi dan intervensi militer asing.
Bagi penduduk yang tinggal di daerah sekitar pabrik yang diserang, serangan udara ini bukanlah yang pertama kalinya. Sebelumnya, mereka telah merasakan dampak dari serangan-serangan yang datang bertubi-tubi, yang seringkali mengenai area pemukiman, fasilitas umum, dan infrastruktur penting. Dengan semakin intensifnya serangan udara ini, kehidupan mereka semakin terancam, dan mereka hidup dalam ketidakpastian setiap harinya.
Konflik yang berlangsung di Yaman, terutama yang melibatkan kelompok Houthi dan intervensi militer AS, terus memperburuk situasi kemanusiaan di negara tersebut. Serangan udara yang terus terjadi tidak hanya menambah jumlah korban jiwa, tetapi juga menghancurkan infrastruktur yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sipil. Bagi banyak warga Yaman, mereka terjebak dalam konflik yang lebih besar, dan dampaknya dirasakan setiap hari.
Dengan ketegangan yang terus memanas antara AS, Houthi, dan kekuatan lainnya, masa depan Yaman tetap suram. Masyarakat sipil yang tidak terlibat dalam konflik ini terus menjadi korban dari perang yang tampaknya tak berkesudahan. Serangan-serangan yang terus berlangsung mengingatkan dunia akan pentingnya upaya diplomatik untuk mengakhiri peperangan dan mencegah lebih banyak korban berjatuhan di Yaman.