Serangan Bom Bunuh Diri Guncang Waziristan Utara, 13 Tentara Pakistan Tewas

28 June 2025 19:26 WIB
mampukah-pakistan-redam-pemberontakan-taliban_169.jpeg

1. Serangan Mematikan Targetkan Konvoi Militer

Kuatbaca.com - Pakistan kembali diguncang aksi teror mematikan setelah serangan bom bunuh diri menghantam konvoi militer di distrik Waziristan Utara, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, pada Sabtu (28/6/2025). Serangan tersebut menewaskan 13 tentara dan melukai total 29 orang lainnya, termasuk warga sipil. Seorang pejabat pemerintah lokal mengonfirmasi bahwa pelaku menabrakkan kendaraan bermuatan bahan peledak ke arah iring-iringan militer, menyebabkan ledakan dahsyat yang menghancurkan area sekitarnya.

2. Korban Sipil Termasuk Anak-Anak, Rumah Warga Runtuh

Dampak ledakan tidak hanya menimpa pasukan keamanan, tetapi juga warga sipil di sekitar lokasi. Sedikitnya 19 warga sipil mengalami luka-luka, termasuk enam anak-anak yang tertimpa atap rumah yang runtuh akibat kuatnya ledakan. Empat tentara di antaranya juga dilaporkan dalam kondisi kritis dan tengah dirawat intensif.

3. Taliban Pakistan Klaim Bertanggung Jawab

Kelompok militan Hafiz Gul Bahadur, faksi dari Taliban Pakistan, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Faksi ini dikenal memiliki spesialisasi dalam serangan bom bunuh diri dan selama ini beroperasi aktif di wilayah barat laut Pakistan, dekat perbatasan dengan Afghanistan. Serangan semacam ini menjadi bagian dari strategi kelompok militan untuk melemahkan kekuatan militer Pakistan di kawasan bergolak tersebut.

4. Kekerasan Meningkat Sejak Taliban Berkuasa di Afghanistan

Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada tahun 2021, Pakistan mengalami lonjakan tajam dalam serangan militan di perbatasan baratnya. Islamabad menuding rezim Taliban Afghanistan membiarkan kelompok militan menggunakan wilayahnya sebagai basis pelatihan dan peluncuran serangan. Namun, klaim ini telah dibantah oleh otoritas Taliban di Kabul.

5. Wilayah Perbatasan Kembali Jadi Titik Rawan Konflik

Waziristan Utara dan wilayah Khyber Pakhtunkhwa secara umum telah lama dikenal sebagai zona rawan konflik. Keberadaan kelompok militan yang memanfaatkan medan pegunungan dan sulitnya akses pengawasan menjadikan kawasan ini sebagai titik strategis bagi operasi mereka. Pemerintah Pakistan telah berulang kali meluncurkan operasi militer di wilayah tersebut, namun kekerasan belum mereda.

6. Serangan Terbaru Tambah Panjang Daftar Korban 2025

Menurut data yang dihimpun oleh AFP, lebih dari 290 orang tewas dalam serangan militan sejak awal tahun 2025, mayoritas di antaranya adalah personel keamanan. Gelombang serangan ini menunjukkan bahwa kelompok bersenjata masih memiliki kemampuan logistik dan sumber daya untuk melancarkan serangan skala besar di tengah tekanan dari aparat keamanan.

7. Pemerintah Hadapi Tantangan Ganda: Keamanan dan Stabilitas Politik

Serangan ini menjadi pukulan telak bagi pemerintah Pakistan yang tengah berupaya menjaga stabilitas nasional. Selain menghadapi tantangan ekonomi, Islamabad juga harus mengatasi meningkatnya rasa tidak aman publik terhadap kemampuan negara melindungi warganya, terutama di wilayah perbatasan yang kaya akan konflik.

8. Tuntutan Internasional untuk Stabilitas Kawasan Meningkat

Serangan ini turut menambah kekhawatiran internasional terhadap keamanan kawasan Asia Selatan. Negara-negara mitra, termasuk Tiongkok dan Amerika Serikat, telah lama menggarisbawahi pentingnya stabilitas di Pakistan sebagai poros strategis dalam perang melawan terorisme global. Gelombang kekerasan seperti ini dapat mengganggu proyek-proyek pembangunan seperti China-Pakistan Economic Corridor (CPEC) dan upaya stabilisasi kawasan secara keseluruhan.

Serangan bom bunuh diri di Waziristan Utara yang menewaskan 13 tentara dan melukai puluhan lainnya kembali menyoroti ancaman nyata dari kelompok militan di wilayah perbatasan Pakistan. Klaim tanggung jawab dari faksi Taliban Pakistan mempertegas bahwa radikalisme bersenjata masih menjadi persoalan besar yang belum tuntas. Pemerintah Pakistan dihadapkan pada tugas berat untuk menegakkan keamanan nasional di tengah tekanan geopolitik dan tuntutan publik akan keselamatan yang lebih baik.

internasional

Fenomena Terkini






Trending