Rusia Peringatkan Israel: Serangan ke Bushehr Bisa Picu Bencana Chernobyl

Kuatbaca.com - Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak setelah militer Israel sempat mengklaim telah menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran—klaim yang kemudian diralat juru bicara lain sebagai kekeliruan. Bushehr adalah satu-satunya fasilitas nuklir yang beroperasi di Iran, dan dibangun dengan teknologi Rusia.
1. Rosatom: Serangan Bisa Memicu Bencana Seperti Chernobyl
Kepala Rosatom, Alexei Likhachev, mengungkapkan kekhawatirannya secara tegas. Ia menyatakan:
“Jika terjadi pemogokan pada unit daya operasional pertama, itu akan menjadi bencana yang sebanding dengan Chernobyl”.
Likhachev menekankan bahwa serangan tersebut bukan hanya berbahaya, tetapi juga tergolong kejahatan besar. Pernyataan ini menunjukkan betapa besar potensi dampak sebuah serangan nuklir terhadap fasilitas tersebut.
2. Keberadaan Staf Rusia dan Siaga Evakuasi
Rusia saat ini telah menarik sebagian spesialisnya dari lokasi pembangkit, namun tetap mempertahankan ratusan tenaga ahli di tempat. Likhachev memastikan bahwa Rosatom siap mengevakuasi semua staf kapan pun dibutuhkan:
“Kami siap menghadapi skenario apa pun, termasuk evakuasi cepat semua karyawan kami”.
Presiden Vladimir Putin disebut telah menerima jaminan dari Israel bahwa staf Rusia akan tetap aman, walaupun insiden tersebut menimbulkan kecemasan.
3. Moskow Kutuk Klaim Israel dan Minta AS Tidak Aksi Militer
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dengan tegas mengatakan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir tidak dapat diterima dalam hukum internasional. Ia mendesak Amerika Serikat untuk tidak mencampuri secara militer dalam situasi ini karena "bisa menimbulkan konsekuensi yang sangat tidak dapat diprediksi".
Pernyataan ini mencerminkan keprihatinan Kremlin atas kemungkinan eskalasi konflik yang dapat menjalar lintas-batas negara.
4. Rusia Tawarkan Diplomasi namun Siap Siaga
Meskipun tegang terhadap Israel, Rusia masih menegaskan kesediaannya untuk berperan sebagai mediator di tengah konflik Israel–Iran. Namun, tindakan diplomasi tersebut tidak menutup kemungkinan ancaman militer jika serangan terhadap infrastruktur nuklir terus berlanjut. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan takut situasi bisa “terjun ke jurang instabilitas dan perang”.
5. Risiko Regional dan Dampak Ekonomi
Rusia dan negara-negara Teluk telah memperingatkan bahwa jika pusat nuklir Bushehr benar-benar diserang, maka tantangan kemanusiaan dan lingkungan akan sangat besar. Misalnya, tercemarnya pasokan air laut di Teluk Persia yang menjadi sumber air minum dan irigasi penting—bersama potensi radiasi tinggi yang mematikan.
6. Posisi Strategis Bushehr dalam Hubungan Rusia–Iran
Lebih dari sekadar reaktor, Bushehr adalah simbol kolaborasi energi nuklir antara Rusia dan Iran. Selain unit pertama yang sudah beroperasi, Rosatom sekarang tengah membangun unit kedua dan ketiga. Dalam beberapa bulan terakhir, pembicaraan diplomatik menunjukkan komitmen untuk memperluas kapasitas nuklir di wilayah Timur Tengah .