Rusia Luncurkan 108 Drone Setelah Gencatan Senjata Berakhir, Ukraina Beri Respons Keras

11 May 2025 19:08 WIB
rudal-drone-rusia-serang-kyiv-1745477863974_169.png

Kuatbaca.com - Setelah masa gencatan senjata 72 jam yang diajukan Rusia berakhir, situasi di wilayah konflik antara Rusia dan Ukraina kembali memanas. Pemerintah Ukraina mengklaim bahwa Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran menggunakan drone ke wilayahnya. Serangan ini memicu kecaman keras dan kekhawatiran baru dari berbagai pihak internasional.

1. Serangan Drone Massif Usai Gencatan Senjata Berakhir

Pada tanggal 11 Mei 2025, hanya beberapa jam setelah gencatan senjata Rusia berakhir, Ukraina melaporkan bahwa sebanyak 108 drone diluncurkan oleh Rusia ke wilayahnya. Drone tersebut terdiri dari jenis Shahed—yang sering digunakan dalam serangan udara Rusia—serta berbagai drone tiruan lainnya. Serangan ini terjadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat dan menandai berakhirnya masa tenang sejak 8 Mei 2025.

2. Ukraina Klaim Jatuhkan Lebih dari Separuh Drone

Meski serangan tergolong masif, pasukan pertahanan udara Ukraina mengklaim keberhasilan dalam menangkis sebagian besar dari drone tersebut. Sekitar 60 unit drone berhasil dijatuhkan sebelum mencapai sasaran. Hal ini dianggap sebagai bentuk kesiapan dan ketangguhan sistem pertahanan udara Ukraina di tengah eskalasi konflik.

3. Gencatan Senjata yang Tidak Bertahan Lama

Sebelumnya, pada 8 Mei, Rusia mengumumkan gencatan senjata sepihak yang berlangsung selama 72 jam. Selama masa tersebut, Ukraina melaporkan tidak adanya serangan drone dari Rusia. Namun, kedua belah pihak tetap saling menuduh pelanggaran kesepakatan. Ukraina mengklaim Rusia melakukan ratusan pelanggaran dalam bentuk serangan darat dan tembakan artileri, sementara Rusia juga menuduh Ukraina tidak mematuhi gencatan senjata secara utuh.

4. Putin Ajukan Perundingan Langsung, Diiringi Serangan

Di tengah panasnya situasi, Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan tawaran untuk membuka perundingan damai langsung dengan Ukraina. Putin menyebut bahwa pertemuan bisa dilakukan di Istanbul pada 15 Mei 2025. Menurut Putin, momen tersebut bisa menjadi kesempatan untuk membahas gencatan senjata baru dan mengarah pada kesepakatan jangka panjang.

5. Respons Dingin dari Barat: Sindiran Macron dan Dukungan AS

Usulan Putin tersebut tidak disambut hangat oleh negara-negara Barat. Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menyindir usulan tersebut sebagai taktik pengulur waktu. Macron menilai ajakan Putin tidak cukup konkret dan hanya untuk memperbaiki citra politik Rusia tanpa ada niat sungguh-sungguh mengakhiri konflik. Sementara itu, Amerika Serikat tetap mendukung pendekatan diplomatik yang berdasarkan pada penghentian agresi sepihak dari Rusia terlebih dahulu.

6. Serangan Drone Dinilai Sebagai Strategi Tekanan Negosiasi

Pengamat militer menilai serangan 108 drone sebagai bentuk tekanan diplomatik Rusia sebelum pertemuan di Istanbul berlangsung. Dengan menunjukkan kekuatan militer di lapangan, Rusia mencoba mendapatkan posisi tawar lebih tinggi dalam negosiasi. Namun, strategi ini dinilai justru bisa memperburuk kepercayaan internasional terhadap niat damai Moskow.

7. Dampak Kemanusiaan dan Kekhawatiran Global

Serangan terbaru ini memperparah krisis kemanusiaan di wilayah Ukraina, terutama di kota-kota yang menjadi sasaran drone. Laporan awal menyebutkan adanya kerusakan infrastruktur sipil meskipun belum ada laporan korban jiwa secara resmi. Organisasi internasional menyerukan perlunya pengawasan lebih ketat dan mediasi dari pihak ketiga untuk menekan kedua belah pihak kembali ke jalur perundingan damai.

8. Harapan Damai Masih di Ujung Tanduk

Meskipun terdapat usulan perundingan dan harapan baru melalui jalur diplomasi, realitas di lapangan menunjukkan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina masih jauh dari kata usai. Serangan drone besar-besaran hanya memperkuat narasi bahwa upaya damai masih menghadapi banyak tantangan serius. Dunia kini menantikan hasil dari potensi pertemuan 15 Mei mendatang, sambil terus memantau dinamika yang bisa berubah sewaktu-waktu.

internasional

Fenomena Terkini






Trending