Pesawat Pengendali Hama Jatuh di Meksiko, Tiga Orang Dilaporkan Meninggal

Kuatbaca.com - Sebuah pesawat kecil yang digunakan untuk pengendalian hama dari Guatemala mengalami kecelakaan tragis di wilayah Meksiko bagian selatan pada Jumat, 6 Juni 2025 waktu setempat. Insiden ini menyebabkan tiga orang meninggal dunia. Pesawat tersebut bertugas dalam operasi pemusnahan larva lalat ulat yang menjadi ancaman serius bagi sektor peternakan.
Lokasi jatuhnya pesawat berada di negara bagian Chiapas, sebuah wilayah di Meksiko yang selama ini menjadi titik penting dalam upaya pengendalian hama tersebut. Pesawat ini sedang melepaskan lalat ulat steril sebagai bagian dari program pengendalian populasi hama yang merusak tanaman dan ternak di kawasan tersebut.
1. Korban Kecelakaan: Dua Pilot Guatemala dan Satu Awak Meksiko
Dalam kecelakaan ini, dua pilot asal Guatemala dan seorang awak pesawat yang merupakan warga Meksiko dinyatakan tewas. Kecelakaan ini menjadi pukulan berat bagi operasi pengendalian hama yang sudah berlangsung selama beberapa waktu dan melibatkan kerja sama lintas negara antara Guatemala, Meksiko, dan Amerika Serikat.
Menurut keterangan resmi dari otoritas penerbangan, ketiga korban mengalami kecelakaan saat pesawat menjalankan misi pentingnya. Saat ini, proses evakuasi dan penyelidikan kecelakaan tengah berlangsung untuk mengetahui penyebab pasti dari insiden tersebut.
2. Upaya Pengendalian Wabah Lalat Ulat yang Mengancam Peternakan
Kecelakaan ini terjadi saat pesawat sedang menjalankan program melepaskan lalat ulat steril yang bertujuan untuk menekan wabah hama yang mengancam industri peternakan di Amerika Utara. Wabah larva lalat ini sangat berbahaya karena dapat menyerang dan membunuh ternak, sehingga menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Amerika Serikat sendiri sudah memberikan perhatian serius dengan menangguhkan impor ternak dari Meksiko pada bulan sebelumnya sebagai respons terhadap wabah hama ini. Kerja sama ketat antara Meksiko dan AS bertujuan untuk mengendalikan penyebaran lalat ulat dan memulihkan kembali keamanan pasokan ternak.
3. Hambatan dalam Kerja Sama Internasional untuk Pengendalian Hama
Namun, upaya pengendalian wabah ini menghadapi beberapa kendala, terutama dalam hal regulasi dan operasional. Pemerintah AS mengeluhkan pembatasan operasional pesawat yang terlibat dalam program ini di Meksiko, yang hanya diizinkan terbang enam hari dalam seminggu, bukan tujuh hari. Selain itu, terdapat tuduhan mengenai bea masuk tinggi yang dikenakan terhadap suku cadang dan peralatan yang dibutuhkan untuk melepaskan lalat steril.
Ketegangan ini sempat memicu kontroversi antara kedua negara, namun keduanya tetap berkomitmen melanjutkan kerja sama demi kepentingan bersama dalam melindungi sektor peternakan dari serangan hama.
4. Harapan Pemerintah Meksiko dan Tanggapan Terhadap Penangguhan Impor
Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum menyatakan penangguhan impor ternak dari AS merupakan tindakan yang tidak adil dan berharap agar kebijakan tersebut dapat segera dicabut. Ia menegaskan bahwa pemerintah Meksiko berkomitmen penuh untuk menyelesaikan masalah wabah hama ini dan menjaga hubungan baik dengan mitra dagang seperti Amerika Serikat.
Sementara itu, kecelakaan pesawat yang menewaskan tiga orang tersebut menjadi pengingat pentingnya risiko dan tantangan dalam menjalankan operasi pengendalian hama yang sangat krusial ini. Pemerintah dan semua pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dan keselamatan demi keberhasilan upaya menjaga keamanan pangan dan peternakan.