Perjanjian AS-China Pulihkan Harga Saham Teknologi

Kuatbaca - Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sempat menekan pasar saham teknologi kini mulai mereda setelah kedua negara sepakat untuk menurunkan tarif atas sebagian besar barang mereka. Kesepakatan ini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kinerja saham raksasa teknologi, yang sebelumnya terpuruk akibat ketidakpastian perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Dampak Ketegangan Perdagangan terhadap Saham Teknologi
Sebelum adanya kesepakatan ini, saham perusahaan-perusahaan teknologi, terutama yang bergerak di bidang semikonduktor dan ponsel pintar, mengalami penurunan tajam. Ketegangan antara AS dan China berisiko mengganggu rantai pasokan global, yang sangat bergantung pada kerja sama kedua negara. Banyak perusahaan teknologi AS, seperti Nvidia, AMD, Qualcomm, dan Broadcom, terancam mengalami kerugian besar karena pembatasan ekspor produk teknologi ke China, yang merupakan salah satu pasar terbesar bagi banyak produk tersebut.
Dalam beberapa waktu terakhir, kedua negara memberlakukan tarif tinggi atas produk masing-masing, yang menciptakan ketidakpastian di pasar global. Perusahaan-perusahaan yang bergantung pada bahan baku dan komponen dari China merasakan dampaknya, terutama dalam sektor semikonduktor, yang sangat bergantung pada pasokan chip dari perusahaan-perusahaan China. Ketidakpastian ini mengganggu stabilitas ekonomi global dan menyebabkan penurunan tajam harga saham beberapa perusahaan teknologi besar.
Pemulihan Saham Teknologi Pasca-Kesepakatan
Namun, setelah adanya kesepakatan antara AS dan China untuk menurunkan sebagian besar tarif, harga saham perusahaan-perusahaan teknologi mulai bangkit. Saham Nvidia, yang sebelumnya terhambat oleh pembatasan ekspor chip ke China, mengalami lonjakan sekitar 4%. AMD, yang juga terpengaruh oleh ketegangan perdagangan ini, mencatatkan kenaikan sebesar 5%, sementara perusahaan semikonduktor besar seperti Broadcom dan Qualcomm juga mencatatkan lonjakan yang signifikan.
Kenaikan ini tidak hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan AS, tetapi juga merambat ke seluruh dunia. Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSMC), produsen chip terbesar di dunia yang berbasis di Taiwan, melihat kenaikan saham sekitar 4%. Di Eropa, perusahaan teknologi besar seperti ASML dari Belanda dan Infineon juga mencatatkan lonjakan harga saham yang cukup signifikan, masing-masing sekitar 4,5% dan 5%.
Dampak Positif bagi Apple dan Amazon
Salah satu perusahaan yang merasakan dampak positif terbesar dari kesepakatan ini adalah Apple, yang masih mengandalkan China sebagai lokasi utama untuk memproduksi sebagian besar iPhone-nya. Saham Apple melonjak lebih dari 7% setelah pengumuman tersebut, mengingat kebijakan tarif yang lebih lunak akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Tidak hanya Apple, perusahaan e-commerce besar seperti Amazon juga mendapat keuntungan dari kebijakan ini, dengan harga sahamnya naik lebih dari 8%. Amazon, yang memiliki banyak penjual yang mengandalkan produk-produk dari China, diuntungkan oleh penurunan tarif, yang dapat mengurangi harga barang yang dijual melalui platformnya.
Kesepakatan tersebut tidak hanya membawa angin segar bagi perusahaan-perusahaan teknologi AS, tetapi juga bagi perusahaan-perusahaan teknologi China yang terdaftar di AS. Alibaba, JD.com, dan Baidu, beberapa nama besar dalam dunia e-commerce dan internet China, mencatatkan lonjakan harga saham setelah pembicaraan yang lebih damai antara AS dan China. Ini menjadi sinyal positif bagi pasar China, yang sebelumnya tertekan oleh ketegangan perdagangan dengan AS.
Setelah kesepakatan ini, banyak analis yang optimistis bahwa pasar saham, khususnya di sektor teknologi, akan terus menguat. Daniel Ives, seorang analis dari Wedbush Securities, mengungkapkan keyakinannya bahwa akan ada titik tertinggi baru untuk saham-saham teknologi pada tahun 2025, seiring dengan berlanjutnya pembicaraan perdagangan antara AS dan China. Investor kini menantikan perkembangan lebih lanjut dalam hubungan perdagangan kedua negara dan berharap kesepakatan lebih lanjut dapat tercapai.
Meski kesepakatan ini membawa dampak positif dalam jangka pendek, tantangan masih akan terus menghantui sektor teknologi. Ketegangan antara AS dan China tidak sepenuhnya berakhir, dan banyak pihak yang khawatir bahwa ketidakpastian politik dan ekonomi masih akan terus mempengaruhi pasar saham global. Namun, dengan adanya kesepakatan ini, investor mulai merasa lebih percaya diri bahwa sektor teknologi akan kembali mendapatkan momentum dan dapat terus tumbuh meskipun tantangan tetap ada di depan mata.
Secara keseluruhan, kesepakatan perdagangan ini membawa harapan baru bagi sektor teknologi, yang sebelumnya dihantui oleh ketegangan perdagangan yang menekan kinerja pasar saham. Kini, para pelaku pasar berharap bahwa kesepakatan ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan hubungan yang lebih stabil dan menguntungkan antara dua ekonomi terbesar di dunia.