Kuatbaca - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, baru-baru ini melepas keberangkatan 293 pekerja migran Indonesia yang akan bekerja di Korea Selatan. Para PMI ini diberangkatkan melalui skema Government to Government (GtoG), yang merupakan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan dalam penempatan tenaga kerja. Acara pelepasan berlangsung di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) di Depok, Jawa Barat, menandai langkah baru bagi para pekerja yang siap meniti karier di negeri ginseng.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Karding tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga menekankan pentingnya bijak dalam mengelola penghasilan selama bekerja di luar negeri. Ia mengingatkan para PMI agar tidak hanya fokus pada besaran gaji yang diperoleh, melainkan juga pandai mengatur keuangan mereka. “Yang lebih penting dari itu adalah bijak mengelola keuangan. Tahu mana yang dipakai untuk hidup sehari-hari, tahu yang mana yang dikirim ke keluarga, ke orang tua, ke anak istri, dan tahu ke mana diinvestasikan sisanya,” ujarnya. Pesan ini menjadi pengingat agar para pekerja migran dapat memanfaatkan kesempatan kerja dengan cara yang tidak hanya bermanfaat saat di luar negeri, tapi juga memberikan dampak positif jangka panjang bagi keluarga dan masa depan mereka.
Menteri Karding juga mengingatkan agar sebagian dari penghasilan yang diperoleh tidak hanya disimpan dalam bentuk tabungan biasa, melainkan harus dialokasikan untuk investasi yang aman dan menguntungkan. Ia menyarankan pilihan investasi yang mudah dan relatif minim risiko, seperti membeli emas atau properti. “Anggaplah yang paling gampang dan pasti untung itu beli emas,” kata Karding. Dengan investasi yang tepat, pendapatan dari luar negeri dapat menjadi modal berharga untuk masa depan, bukan hanya sumber penghasilan sementara.
Untuk memotivasi para PMI yang baru berangkat, Karding membagikan kisah sukses sejumlah purna pekerja migran Indonesia yang kini berhasil berbisnis di tanah air. Ia menceritakan pertemuannya dengan para mantan PMI di Cirebon yang telah mampu membangun usaha dengan omzet besar, bahkan mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Salah satu contohnya adalah Bambang, mantan PMI asal Yogyakarta, yang kini menjalankan restoran dengan omzet mencapai Rp 500 juta per bulan. Kisah seperti ini menjadi bukti nyata bahwa keberhasilan di luar negeri dapat diterjemahkan menjadi keberhasilan ekonomi di Indonesia, asal penghasilan dikelola dengan baik.
Menteri Karding berharap agar para PMI yang akan berangkat ke Korea Selatan dapat meneladani jejak sukses para pendahulu mereka. Dengan pengelolaan keuangan yang bijak dan perencanaan masa depan yang matang, para pekerja migran tidak hanya berhasil selama bekerja di luar negeri, tetapi juga mampu membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri sendiri dan keluarganya setelah pulang ke tanah air. Selain itu, keberhasilan purna PMI ini juga menjadi bukti bahwa program penempatan tenaga kerja melalui skema GtoG membawa manfaat bukan hanya bagi negara, tetapi juga bagi individu pekerja dan keluarga mereka.
Menteri Karding menekankan bahwa gaji besar tanpa pengelolaan yang tepat tidak akan membawa perubahan signifikan dalam kehidupan para pekerja migran. Sebaliknya, pengelolaan keuangan yang baik, disertai investasi yang cermat dan perencanaan masa depan, akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Pesan ini diharapkan menjadi bekal penting bagi para PMI dalam menghadapi tantangan bekerja di luar negeri serta membangun masa depan yang lebih stabil dan sejahtera.
Dengan pelepasan resmi yang dilakukan dan arahan bijak dari Menteri Karding, harapan besar tertuju pada keberhasilan para pekerja migran Indonesia di Korea Selatan, bukan hanya sebagai pencari nafkah, tapi juga sebagai agen perubahan ekonomi bagi keluarga dan bangsa.