Kesepakatan AS-China Menggerakkan Pasar Saham Teknologi: Pemulihan dan Optimisme

13 May 2025 19:46 WIB
3803267c-87fe-4c9d-83ee-d76f6dffc285_169.jpeg

Kuatbaca - Hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sempat tegang mempengaruhi pasar saham global, terutama saham perusahaan teknologi. Beberapa perusahaan besar, seperti yang bergerak di sektor semikonduktor dan ponsel pintar, sempat terpukul oleh kebijakan tarif yang diberlakukan kedua negara. Namun, setelah kesepakatan untuk menurunkan sebagian besar tarif atas barang, para investor kembali merasa optimis, dan harga saham beberapa perusahaan raksasa teknologi melonjak tajam.

Pemulihan Pasar Setelah Ketegangan Perdagangan

Saham-saham perusahaan teknologi besar mengalami penurunan yang signifikan akibat ketegangan perdagangan yang meningkat antara AS dan China. Ketidakpastian mengenai tarif dan pembatasan perdagangan mengancam stabilitas rantai pasokan global, yang tentunya berisiko merugikan sejumlah perusahaan teknologi besar, terutama yang bergantung pada pasokan komponen dari China.

Namun, kesepakatan yang tercapai antara kedua negara untuk menurunkan tarif barang yang dikenakan satu sama lain membawa angin segar bagi pasar. Keputusan ini memberikan dorongan positif bagi saham-saham yang tertekan, terutama bagi mereka yang terlibat langsung dalam sektor semikonduktor dan elektronik konsumer. Para investor yang sebelumnya khawatir kini dapat bernapas lega, melihat tanda-tanda pemulihan yang cukup kuat di pasar saham.

Lonjakan Saham Nvidia dan AMD: Respon Positif Investor

Beberapa saham yang terhubung dengan industri semikonduktor mengalami kenaikan yang signifikan setelah pengumuman kesepakatan tersebut. Nvidia, yang selama ini menghadapi pembatasan dalam pengiriman chip ke China, mengalami lonjakan harga saham sekitar 4%. Saham AMD juga melonjak lebih dari 5%, mencerminkan rasa percaya diri investor terhadap prospek kedua perusahaan setelah kesepakatan tersebut.

Broadcom dan Qualcomm, dua perusahaan besar lainnya di sektor semikonduktor, juga merasakan dampak positif dari kesepakatan ini, dengan saham mereka masing-masing naik sekitar 5%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa pasar semikonduktor mulai pulih dan memperlihatkan potensi pertumbuhan yang lebih besar seiring dengan stabilitas yang tercipta akibat pengurangan tarif.

Perusahaan Lain Juga Mengalami Kenaikan Signifikan

Bukan hanya perusahaan semikonduktor yang mendapatkan manfaat dari kesepakatan ini. Marvell, sebuah perusahaan yang terlibat dalam pembuatan komponen elektronik, mencatatkan lonjakan saham hingga 7,5%. Perusahaan-perusahaan lain yang beroperasi dalam rantai pasokan semikonduktor, seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), yang merupakan produsen chip terbesar di dunia, juga merasakan dampak positif, dengan sahamnya naik sekitar 4%.

Saham ASML, perusahaan asal Belanda yang memproduksi mesin canggih untuk pembuatan chip, melonjak hingga 4,5%. Ini menunjukkan bahwa kesepakatan AS-China memberi dampak luas, bahkan pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi di luar AS dan China. Infineon, perusahaan teknologi asal Jerman, juga mencatatkan kenaikan signifikan setelah pengumuman tersebut.

Perusahaan teknologi besar lainnya yang menikmati lonjakan harga saham adalah Apple dan Amazon. Apple, yang hingga kini masih memproduksi sekitar 90% iPhone-nya di China, mencatatkan kenaikan saham lebih dari 7%. Peningkatan ini merupakan kabar baik bagi perusahaan yang sempat khawatir akan dampak dari tarif yang tinggi.

Amazon, yang banyak bergantung pada produk dari China untuk berbagai kategori barangnya, juga melihat harga sahamnya naik lebih dari 8%. Peningkatan ini mencerminkan optimisme investor terhadap kelanjutan perdagangan global yang lebih lancar antara AS dan China, yang akan mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan-perusahaan besar ini.

Tidak hanya perusahaan AS, perusahaan China yang terdaftar di bursa saham AS juga merasakan dampak positif dari kesepakatan ini. Alibaba dan JD.com, dua raksasa e-commerce asal China, mengalami lonjakan harga saham. Ini menandakan bahwa pasar saham global memperkirakan adanya peningkatan dalam perdagangan antara kedua negara besar ini, yang akan menguntungkan perusahaan-perusahaan dari China, terutama yang bergerak di sektor e-commerce dan teknologi.

Kesepakatan AS-China yang baru-baru ini dicapai memberikan secercah harapan baru bagi pasar saham, khususnya sektor teknologi. Para analis optimis bahwa pasar saham akan mencapai titik tertinggi baru pada tahun 2025, terutama dengan adanya kesepakatan lebih lanjut yang diharapkan terjadi dalam beberapa bulan mendatang.

Daniel Ives, kepala penelitian di Wedbush Securities, menegaskan bahwa dengan AS dan China yang berada di jalur untuk kesepakatan perdagangan lebih luas, pasar saham, terutama di sektor teknologi, kemungkinan besar akan terus tumbuh. Investor kini fokus pada langkah-langkah selanjutnya dalam pembicaraan perdagangan yang akan datang, yang berpotensi mempercepat pertumbuhan saham-saham teknologi.

Kesepakatan AS-China untuk mengurangi tarif ini menjadi titik balik yang sangat dibutuhkan oleh pasar global, terutama di sektor teknologi. Dengan semakin membaiknya hubungan perdagangan antara dua negara ekonomi terbesar dunia ini, banyak perusahaan teknologi yang telah merasakan dampaknya melalui lonjakan harga saham. Di sisi lain, kesepakatan ini juga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan lainnya untuk tumbuh dan berkembang, seiring dengan kembalinya kepercayaan investor terhadap stabilitas pasar.

internasional

Fenomena Terkini






Trending