Kebakaran Hutan Besar Landa Israel: Krisis Iklim Jadi Pemicu Utama

3 May 2025 16:00 WIB
kebakaran-hutan-hanguskan-wilayah-israel-1746196413753_169.jpeg

Kuatbaca.com - Israel kembali diguncang bencana kebakaran hutan yang melanda area perbukitan di sekitar Yerusalem. Peristiwa ini menjadi perhatian internasional karena terjadi di luar musim panas yang biasanya menjadi periode rawan kebakaran di kawasan tersebut. Perubahan iklim disebut-sebut sebagai faktor utama yang memperparah situasi ini.

1. Kebakaran Tak Lazim di Awal Tahun

Kebakaran terjadi pada siang hari, Rabu (30 April 2025), melanda area perbukitan luar Yerusalem. Api dengan cepat menyebar dan menghanguskan lebih dari 20 kilometer persegi hutan, meski untungnya tidak ada korban jiwa maupun kerusakan rumah warga dilaporkan.

Berbeda dengan kebakaran hutan pada umumnya yang sering terjadi saat puncak musim panas, kebakaran kali ini terjadi jauh lebih awal. Ini menandakan bahwa iklim di kawasan tersebut telah berubah drastis dan menghadirkan ancaman yang tak bisa diremehkan.

2. Krisis Iklim Perburuk Situasi

Otoritas kehutanan di Israel mengonfirmasi bahwa perubahan iklim memainkan peran besar dalam kebakaran yang terjadi. Musim dingin yang seharusnya membawa hujan justru minim curah hujan. Akibatnya, vegetasi di area perbukitan menjadi sangat kering dan mudah terbakar.

Anat Gold, Direktur Jewish National Fund untuk wilayah pusat Israel, menyebut bahwa musim kemarau panjang telah menciptakan kondisi sempurna bagi api untuk menjalar tanpa hambatan.

“Ketika terjadi musim kemarau selama bertahun-tahun, maka lahan-lahan yang semestinya hijau berubah menjadi bahan bakar kebakaran,” ujar Gold seperti dikutip dari Associated Press.

3. Angin Kencang dan Jenis Vegetasi Percepat Penyebaran Api

Bukan hanya cuaca kering yang memperparah kebakaran, angin kencang yang berubah arah dengan cepat juga menjadi pemicu penyebaran api yang agresif. Ditambah lagi, jenis pepohonan yang mendominasi hutan di Israel ternyata justru memperburuk situasi.

Sebagian besar pohon di hutan-hutan Israel merupakan hasil penanaman, bukan vegetasi alami. Jenis yang paling dominan adalah pohon pinus asal Eropa, yang dikenal sangat mudah terbakar karena mengandung resin dan memiliki daun berbentuk jarum yang cepat menyala dalam kondisi kering.

Berbeda dengan tanaman asli Timur Tengah yang lebih tahan terhadap kondisi panas dan kekeringan, pinus justru menjadi bahan bakar alami dalam situasi seperti ini.

4. Bencana Iklim Pernah Terjadi Lebih Parah di Tahun 2010

Kebakaran hutan di Israel bukanlah hal baru, namun peristiwa tahun 2025 ini mengingatkan banyak pihak pada tragedi besar yang terjadi pada tahun 2010. Kala itu, api melahap 48,5 kilometer persegi hutan di wilayah utara Israel dan merenggut 44 korban jiwa.

Meski skala kebakaran tahun ini lebih kecil dan belum memakan korban, para ahli menilai bahwa tren kebakaran yang terjadi di luar musim menunjukkan bahwa krisis iklim mulai berdampak lebih nyata.

5. Pemerintah dan Ilmuwan Serukan Tindakan Serius

Presiden Israel, Isaac Herzog, dalam pernyataannya menyebut kebakaran kali ini sebagai bagian dari krisis iklim global yang tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Ia menyerukan agar pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat internasional bekerja sama dalam mitigasi bencana lingkungan jangka panjang.

Sementara itu, pemerintah Israel belum menyimpulkan penyebab pasti kebakaran. Namun penyelidikan terus dilakukan untuk memastikan tidak ada unsur kelalaian atau pembakaran disengaja.

6. Upaya Pemadaman Sukses, Tapi Tantangan Belum Selesai

Hingga kini, sebagian besar titik api telah berhasil dipadamkan berkat kerja keras petugas pemadam kebakaran dan relawan. Namun, tantangan sebenarnya adalah mencegah bencana serupa terulang di masa depan.

Perlu adanya perubahan dalam manajemen hutan, seperti penggantian spesies tanaman, peningkatan kesadaran lingkungan, dan kebijakan ketat terhadap pembakaran terbuka di musim kemarau.

Israel Hadapi Alarm Keras Perubahan Iklim

Kebakaran hutan yang melanda Yerusalem menjadi peringatan keras bahwa perubahan iklim bukan ancaman masa depan, tetapi realitas hari ini. Minimnya curah hujan, meningkatnya suhu global, dan ekosistem buatan yang tidak tahan terhadap kondisi ekstrem membuat wilayah yang sebelumnya aman kini rentan terhadap bencana.

Israel, seperti banyak negara lain, kini dihadapkan pada kebutuhan mendesak untuk mengadopsi strategi adaptasi iklim secara menyeluruh sebelum krisis menjadi tak terkendali.

internasional

Fenomena Terkini






Trending