Karya Seni Taring Padi Dituding Anti-Semit, Presiden Jerman Bicara

23 June 2022 03:42 WIB
taring-padi-asal-yogyakarta-berjaya-di-kassel_43.jpeg

Jakarta - Taring Padi menjadi salah satu kolektif seniman asal Yogyakarta yang turut berpartisipasi dalam documenta fifteen, Kassel, Jerman. Sayangnya di tengah pembukaan documenta, ada kabar tak sedap mengenai karya seni Taring Padi yang berjudul Keadilan Rakyat (2002).

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmerier pun menanggapi kontroversi tersebut. Ia mengimbau penyelenggara documenta 15 untuk mengatasi tuduhan anti-semitisme.

"Ada batasan untuk apa yang dapat dilakukan seniman ketika mereka menangani masalah politik," katanya seperti dilansir dari berbagai sumber, Rabu (22/6/2022).

Ia menegaskan mengakui kenegaraan Israel berarti mengakui martabat dan keamanan komunitas Yahudi modern.

"Sebagai presiden Jerman saya katakan untuk negara saya: mengakui Israel adalah dasar dan syarat untuk debat di sini," sambungnya.

Dia berharap adanya diskusi dan debat yang tepat di antara perwakilan dari negara berkembang dan komunitas Yahudi di Jerman serta Israel selama penyelenggaraan documenta 15.

"Saya meminta kepada penyelenggaaran documenta untuk tidak menyerahkan tanggung jawab semua kepada kurator artistik documenta, ruangrupa tapi sebagai mediator dan menciptakan struktur debat yang sesuai," tegasnya.

Selam 100 hari, documenta fifteen digelar di Kassel hingg 25 September 2022. Pameran seni rupa kontemporer yang digelar setiap 5 tahun itu diperkirakan bakal dikunjungi sekitar 1 juta orang dari seluruh dunia.

Karya seni ciptaan Taring Padi yang kini tengah menjadi permasalahan adalah Spanduk Keadilan Rakyat yang dibuat tahun 2002. Karya itu adalah bagian dari melawan militerisme dan kekerasan selama 32 tahun era kediktaroran Soeharto di Indonesia.

Semua tokoh yang tergambar pada spanduk itu mengacu pada simbolisme yang tersebar luas dalam konteks politik Indonesia.

jerman
karya seni
presiden jerman

internasional

Fenomena Terkini






Trending