Kapal Perang Korut yang Gagal Diluncurkan Kini Diperbaiki di Galangan Rajin

10 June 2025 13:14 WIB
citra-satelit-maxar-menunjukkan-kapal-perang-korut-yang-rusak-telah-berada-di-area-perbaikan-kapal-di-rajin-1749530811034_169.jpeg

Kuatbaca - Sebuah insiden yang memalukan terjadi pada bulan Mei lalu ketika Korea Utara mencoba meluncurkan kapal perangnya yang terbaru. Alih-alih mengukir prestasi, acara peluncuran tersebut berujung pada kegagalan besar: kapal perang raksasa itu terguling dan tenggelam sebagian hanya beberapa saat setelah dilepas ke air. Momen memalukan ini menjadi pukulan telak bagi Korea Utara, yang tengah berusaha menunjukkan kekuatan maritimnya di tengah tekanan internasional.

Kapal perang yang diketahui memiliki bobot sekitar 5.000 ton itu merupakan yang terbesar yang pernah dibangun oleh negara tersebut. Peluncuran kapal ini seharusnya menjadi simbol kebangkitan dan modernisasi armada laut Korea Utara, sejalan dengan ambisi besar pemimpinnya, Kim Jong Un, untuk meningkatkan kapabilitas militernya—khususnya di laut.

Proses Evakuasi dan Pemindahan ke Dok Kering

Setelah kegagalan tersebut, kapal sempat berada dalam posisi miring dan tenggelam sebagian. Namun, berkat operasi pemulihan yang dilakukan oleh angkatan laut Korea Utara, kapal berhasil dikembalikan ke posisi tegak dan dipindahkan ke fasilitas perbaikan.

Baru-baru ini, kapal itu diketahui telah sampai di galangan kapal militer di Rajin, dekat perbatasan dengan Rusia. Lokasi ini bukan sembarang tempat, melainkan fasilitas strategis bernama Rajin Dockyard, yang telah lama dikenal sebagai pusat pembangunan dan perbaikan kapal perang Korea Utara.

Di sana, kapal tersebut dimasukkan ke dalam graving dock—semacam dok kering besar—untuk menjalani perbaikan struktur secara menyeluruh. Sumber internal menyebutkan bahwa proses restorasi awal akan berlangsung selama sekitar satu minggu hingga sepuluh hari. Fokus utama perbaikan adalah pada bagian lambung kapal yang mengalami kerusakan akibat insiden terguling tersebut.

Reaksi Keras dari Pemimpin Korut

Kegagalan peluncuran ini bukan hanya insiden teknis, melainkan juga persoalan politik dan militer yang serius di mata pemimpin tertinggi Korea Utara. Kim Jong Un secara pribadi menyaksikan peluncuran tersebut dan langsung menunjukkan kemarahannya usai kapal terguling. Ia bahkan menyebut kejadian itu sebagai "tindak kriminal", sebuah pernyataan yang menggambarkan betapa seriusnya ia memandang insiden ini.

Sebagai tindak lanjut, beberapa pejabat tinggi yang bertanggung jawab dalam proyek pembangunan kapal tersebut langsung ditahan. Hal ini menunjukkan bahwa rezim Kim tidak segan-segan mengambil tindakan ekstrem terhadap siapa pun yang dianggap telah mencoreng wajah militer negara itu.

Kim juga telah memerintahkan agar kapal segera direstorasi dan dikembalikan ke kondisi optimal sebelum pertemuan partai berkuasa Korea Utara yang dijadwalkan digelar bulan ini.

Upaya Modernisasi Angkatan Laut

Peluncuran kapal perang berukuran besar ini merupakan bagian dari strategi besar Kim Jong Un untuk meningkatkan kekuatan angkatan laut negaranya. Korea Utara selama ini dikenal lebih fokus pada pengembangan rudal balistik dan persenjataan nuklir, namun dalam beberapa tahun terakhir, perhatian juga diarahkan pada modernisasi kapal perang.

Kapal perang yang rusak ini disebut-sebut mampu membawa dan meluncurkan puluhan rudal, menjadikannya alat tempur strategis yang penting bagi Korea Utara. Setelah proses perbaikan selesai, kapal ini akan dipindahkan ke dermaga khusus di mana sistem persenjataan dan perangkat teknologi lainnya akan dipasang sebelum kapal siap dioperasikan secara penuh.

Meski insiden ini menjadi noda dalam sejarah militer Korea Utara, tidak dapat disangkal bahwa negara tersebut terus mendorong batas kemampuannya, baik secara teknologi maupun organisasi. Pembangunan kapal perang besar seperti ini mencerminkan tekad Korea Utara untuk mengimbangi kekuatan laut negara-negara tetangganya, termasuk Korea Selatan, Jepang, dan bahkan Amerika Serikat.

Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak sedikit. Dari masalah teknis hingga tekanan internasional berupa sanksi ekonomi dan diplomatik, Korea Utara harus menavigasi banyak hambatan dalam usahanya membangun kekuatan militer maritim yang kompetitif.

Kembalinya kapal perang raksasa ke galangan Rajin menandai babak baru dalam saga militer Korea Utara. Perbaikan kapal ini bukan sekadar soal restorasi fisik, melainkan juga pemulihan citra dan kepercayaan diri militer Korut. Apakah kapal ini nantinya akan benar-benar menjadi simbol kekuatan atau hanya sekadar ambisi yang terlalu dini, waktu yang akan menjawab.

internasional

Fenomena Terkini






Trending