Kapal Pengangkut Ratusan Mobil Listrik Terbakar di Laut, Api Belum Padam Setelah Enam Hari

9 June 2025 12:40 WIB
kapal-kargo-morning-midas-yang-membawa-ratusan-mobil-listrik-terbakar-1749432521779_169.jpeg

Kuatbaca - Sebuah kapal kargo besar yang mengangkut ribuan mobil, termasuk ratusan kendaraan listrik, tengah menghadapi situasi genting di tengah samudra. Kapal bernama Morning Midas mengalami kebakaran hebat di perairan lepas Pantai Alaska. Kebakaran ini sudah memasuki hari keenam, namun hingga kini api belum berhasil dipadamkan. Karena kondisi darurat, seluruh awak kapal terpaksa dievakuasi dan meninggalkan kapal tanpa penumpang.

Morning Midas sedang melakukan perjalanan dari China menuju pelabuhan di Meksiko saat insiden terjadi. Kapal ini mengangkut sekitar 3.000 unit kendaraan dari berbagai pabrikan, termasuk sekitar 800 mobil listrik berbasis baterai penuh (BEV) dan hybrid. Mobil-mobil listrik ini berasal dari beberapa merek ternama asal China seperti Chery dan Great Wall Motor.

Evakuasi dan Tantangan Pemadaman Api di Laut Lepas

Setelah api pertama kali muncul pada Selasa (3/6), upaya pemadaman awal gagal karena kondisi kebakaran yang sangat sulit dikendalikan di tengah laut yang jauh dari daratan. Para awak kapal, berjumlah 22 orang, segera melakukan evakuasi demi keselamatan mereka. Sejak saat itu, kapal Morning Midas berlayar tanpa awak dan terus mengeluarkan asap hitam tebal.

Letak kapal yang sangat terpencil—sekitar 2.000 kilometer dari pulau terdekat—menjadi salah satu tantangan terbesar dalam upaya pemadaman. Tim pemadam kebakaran dan keselamatan laut dilaporkan baru dapat mencapai lokasi insiden beberapa hari setelah kebakaran terjadi, membuat proses penanganan semakin rumit.

Bahaya Baterai Lithium dan Fenomena Thermal Runaway

Salah satu penyebab kebakaran sulit padam adalah keberadaan baterai lithium yang terdapat di mobil listrik dalam kargo. Baterai jenis ini rentan mengalami kerusakan jika terkena benturan mekanis, paparan kimia, atau suhu tinggi secara tiba-tiba. Kerusakan tersebut dapat memicu fenomena yang disebut thermal runaway, sebuah proses berantai yang menyebabkan baterai terus memanas dan akhirnya terbakar dengan hebat.

Thermal runaway ini sangat sulit dihentikan, bahkan oleh alat pemadam kebakaran konvensional. Api dari baterai lithium dapat menyebar dan memicu ledakan yang berbahaya, menjadikan kebakaran mobil listrik sangat sulit ditangani, apalagi dalam situasi laut yang penuh risiko.

Upaya Pemadaman yang Memerlukan Volume Air Sangat Besar

Berbeda dengan kebakaran mobil berbahan bakar mesin konvensional, api pada mobil listrik membutuhkan penanganan yang jauh lebih intensif. Dalam sebuah insiden kebakaran mobil listrik, setidaknya diperlukan sekitar 136.000 liter air selama empat jam untuk memadamkan api secara efektif. Sebagai perbandingan, kebakaran mobil dengan mesin pembakaran internal umumnya hanya membutuhkan sekitar 10.000 hingga 17.000 liter air selama 30 menit.

Kebutuhan air yang sangat besar ini tentunya menjadi kendala di tengah laut, di mana sumber daya dan peralatan terbatas. Apalagi lokasi kapal yang jauh dari daratan membuat logistik untuk membawa peralatan pemadaman dalam jumlah besar menjadi sangat menantang.

Kebakaran di kapal pengangkut kendaraan listrik ini tidak hanya berpotensi merugikan secara finansial bagi industri otomotif dan pelayaran, tetapi juga menghadirkan ancaman serius bagi lingkungan laut sekitar. Asap hitam pekat dan potensi tumpahan bahan kimia dari baterai yang terbakar bisa mencemari air laut dan mengancam ekosistem.

Kasus ini menegaskan pentingnya inovasi dalam teknologi pemadaman kebakaran khusus untuk kendaraan listrik, terutama dalam konteks pengangkutan massal di laut. Dunia industri dan penyelamat harus segera mengembangkan protokol dan alat yang lebih efektif untuk mengatasi kebakaran baterai lithium, agar insiden serupa tidak berulang dengan dampak yang lebih parah.

internasional

Fenomena Terkini






Trending