Iran Terdesak, Akankah Selat Hormuz Ditutup? Ini 4 Dampak Global yang Harus Diwaspadai

1. Iran Isyaratkan Opsi Penutupan Selat Hormuz: Balasan terhadap Serangan AS dan Israel
Kuatbaca.com - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memuncak setelah Amerika Serikat ikut serta menyerang fasilitas nuklir Iran bersama Israel. Kini, sorotan tertuju pada Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis yang menjadi titik vital ekspor minyak global. Sejumlah anggota parlemen Iran mulai melontarkan wacana untuk menutup Selat Hormuz sebagai langkah balasan jika keterlibatan militer AS dalam konflik ini terus berlanjut secara terbuka dan langsung.
“Jika AS secara resmi dan operasional memasuki perang mendukung Zionis, itu adalah hak sah Iran untuk menekan mereka dengan mengganggu kemudahan transit minyak,” ujar Ali Yazdikhah, anggota parlemen Iran.
2. Pentingnya Selat Hormuz: 20% Minyak Dunia Lewat Jalur Ini
Selat Hormuz terletak di antara Oman dan Iran, dan dikenal sebagai jalur transit minyak paling vital di dunia. Lebih dari 18 juta barel minyak per hari, atau sekitar 20% dari konsumsi harian dunia, melewati perairan sempit ini. Jalur ini menjadi penghubung utama bagi negara produsen minyak Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Irak.
Penutupan jalur ini bahkan dalam waktu singkat dapat menyebabkan lonjakan harga minyak secara drastis, mengguncang ekonomi global, dan memicu ketegangan militer lintas kawasan.
3. Empat Dampak Besar Jika Iran Tutup Selat Hormuz
Menurut pakar intelijen dan keamanan Claude Moniquet, berikut adalah empat dampak besar yang akan terjadi jika Iran memutuskan untuk menutup atau mengganggu arus perdagangan di Selat Hormuz:
- Harga Minyak Dunia Melonjak Tajam: Gangguan pada pasokan minyak dari kawasan Teluk akan langsung mendorong harga minyak mentah naik drastis. Investor dan pasar akan merespons dengan kepanikan, memperburuk tekanan inflasi global.
- Guncangan Ekonomi Global dan Inflasi Tinggi: Kenaikan harga energi akan merembet ke seluruh sektor ekonomi, dari produksi hingga distribusi. Negara-negara dengan ketergantungan tinggi pada energi impor akan mengalami lonjakan inflasi, memperberat beban fiskal dan konsumsi rumah tangga.
- Risiko Perang Regional Semakin Nyata: Penutupan Selat Hormuz sangat mungkin memicu konfrontasi militer antara Iran dan negara-negara Barat, termasuk AS dan angkatan laut Uni Eropa. Negara-negara Teluk kemungkinan akan mendorong respons kolektif untuk menjamin jalur energi tetap aman.
- Gangguan Perdagangan Global dan Biaya Logistik Naik: Banyak barang konsumsi, bahan baku, dan komponen elektronik melewati wilayah ini. Blokade atau ketidakamanan di Selat Hormuz akan menyebabkan penundaan pasokan, meningkatnya biaya pengiriman, dan berkurangnya efisiensi rantai distribusi global.
4. Akankah Iran Benar-Benar Melakukan Penutupan?
Meski retorika penutupan Selat Hormuz kembali mencuat, Iran hingga kini masih menahan diri untuk tidak melakukannya. Alasannya jelas: risiko geopolitik dan ekonomi terlalu besar, bukan hanya bagi lawan, tapi juga bagi Iran sendiri. Negara-negara kawasan seperti Oman dan Qatar, serta mitra dagang utama seperti Tiongkok dan India, sangat bergantung pada jalur ini.
Namun, jika tekanan militer terhadap Iran meningkat—terutama dari Amerika Serikat—kemungkinan tersebut akan semakin nyata, dan dampaknya bisa menghantam ekonomi dunia dalam skala besar.
Dunia Harus Waspada, Selat Hormuz Bisa Jadi Titik Ledak Krisis Global
Penutupan Selat Hormuz bukan sekadar ancaman regional, tetapi bisa menjadi triger krisis global. Dengan sekitar 20% minyak dunia melewati jalur ini, gangguan apa pun akan berdampak langsung pada pasar energi, inflasi, ketegangan militer, dan stabilitas perdagangan internasional. Meski saat ini baru sebatas wacana, dunia tidak bisa menganggap remeh potensi eskalasi ini. Semua mata kini tertuju pada Teheran, Tel Aviv, dan Washington—akankah diplomasi masih mungkin, atau jalur minyak itu benar-benar akan tertutup?