1. Serangan Bom Israel Mengguncang Gaza Utara dan Selatan
Kuatbaca.com - Situasi di Jalur Gaza kembali memanas. Militer Israel melanjutkan operasinya dengan meluncurkan serangan bom yang menghancurkan sejumlah permukiman warga sipil, menambah panjang deretan korban jiwa dalam konflik berkepanjangan antara Tel Aviv dan Hamas.
Serangan terbaru dilaporkan terjadi di wilayah Jabalia al-Balad, bagian utara Gaza. Pasukan Israel dilaporkan meledakkan tiga alat peledak besar di sekitar Jalan Masoud, menghancurkan rumah-rumah warga dan menciptakan kepanikan luar biasa di tengah malam.
Informasi ini disampaikan oleh Pusat Informasi Palestina, yang menyebutkan bahwa ledakan mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur sipil. Tak hanya itu, suara ledakan menggema hingga ke wilayah Khan Younis, di Gaza bagian selatan, yang juga menjadi sasaran penghancuran dengan bahan peledak oleh militer Israel.
Khan Younis sendiri merupakan salah satu wilayah padat penduduk yang sebelumnya sempat menjadi pusat evakuasi, namun kini kembali dihantui oleh teror serangan bom.
2. Korban Jiwa Terus Bertambah, Ratusan Warga Terluka
Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan di Gaza, dalam kurun waktu 24 jam terakhir, lebih dari 80 warga Palestina tewas akibat agresi Israel, dengan sekitar 400 orang mengalami luka-luka dalam serangan udara dan darat yang terjadi secara simultan di berbagai wilayah Gaza.
Angka tersebut memperlihatkan bahwa intensitas serangan kembali meningkat drastis setelah sempat mereda pasca gencatan senjata antara Israel dan Iran beberapa waktu lalu. Situasi darurat medis juga makin memburuk, karena banyak rumah sakit kehabisan pasokan obat-obatan dan fasilitas medis dasar.
Sementara itu, di wilayah Tepi Barat, ketegangan juga terus meningkat. Empat warga Palestina dilaporkan menjadi korban penembakan oleh pasukan Israel, termasuk seorang remaja yang diduga tak bersenjata saat kejadian.
Tiga korban lainnya berasal dari Kota Kafr Malek, timur laut Ramallah. Mereka tewas dalam serangan mendadak, dan tujuh orang lainnya mengalami luka tembak serius. Insiden ini memicu kemarahan masyarakat lokal dan menambah tekanan diplomatik terhadap Israel di panggung internasional.
3. Fokus Serangan Bergeser Usai Gencatan Senjata dengan Iran
Setelah gencatan senjata dicapai antara Israel dan Iran, yang mengakhiri konflik bersenjata selama 12 hari, Tel Aviv mengalihkan kembali fokus militernya ke Jalur Gaza. Pemerintah Israel menyatakan tekadnya untuk menyelamatkan seluruh sandera yang masih ditahan dan "membubarkan Hamas" yang dianggap sebagai ancaman nasional.
Israel menuding Hamas masih mendapat sokongan penuh dari Iran, dan menyebut kelompok tersebut sebagai pihak yang menghalangi proses perdamaian di kawasan. Dalam pernyataan resmi, militer Israel menegaskan bahwa mereka akan melanjutkan operasi sampai Gaza "bebas dari ancaman teroris".
Namun, aksi militer yang menyasar permukiman sipil menuai kecaman keras dari berbagai organisasi HAM internasional. Mereka menilai langkah Israel justru memperparah krisis kemanusiaan di Gaza dan menimbulkan trauma berkepanjangan bagi generasi muda Palestina.
Pernyataan keras juga datang dari sejumlah pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Spanyol, yang bahkan menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai "bentuk genosida modern."
4. Dunia Internasional Didesak Bertindak, Krisis Gaza Kian Mengerikan
Tragedi kemanusiaan di Gaza terus menjadi sorotan global. Sejumlah negara dan organisasi internasional mendesak agar segera dilakukan penyelidikan independen terhadap serangan militer Israel yang berulang kali menghantam fasilitas sipil dan mengakibatkan kematian anak-anak serta perempuan.
Di sisi lain, komunitas internasional juga menuntut dilakukannya gencatan senjata permanen serta pembukaan jalur bantuan kemanusiaan agar logistik dan kebutuhan medis dapat segera masuk ke Gaza yang kini dalam kondisi lumpuh total.
Gaza kini berada di ambang kehancuran total, dengan ribuan bangunan rusak, jutaan penduduk mengungsi, dan akses air bersih serta makanan yang sangat terbatas. Banyak pengamat menilai, jika eskalasi terus berlanjut, bencana kemanusiaan terburuk abad ini bisa terjadi di kawasan tersebut.
Apakah akan ada titik terang bagi rakyat Palestina? Dunia kini menunggu langkah nyata dari para pemimpin global untuk menghentikan pertumpahan darah yang tak kunjung usai ini.