Geger Prediksi Manga soal Gempa Dahsyat di Jepang, Turis Hong Kong Ramai-Ramai Batalkan Kunjungan

1. Prediksi Fiksi dalam Manga Picu Kepanikan Nyata
Kuatbaca.com - Sebuah manga lawas berjudul The Future I Saw mendadak viral dan menimbulkan kegemparan di media sosial Asia Timur, khususnya di Hong Kong. Pasalnya, manga tersebut disebut-sebut menggambarkan mimpi soal gempa dan tsunami besar yang akan melanda Jepang pada Juli 2025, dan kebetulan diterbitkan ulang pada 2021.
Meski ditulis sebagai karya fiksi, isi manga ini memicu gelombang ketakutan yang nyata, terutama karena volume pertama manga tersebut juga kebetulan menggambarkan bencana yang mirip dengan gempa dan tsunami Tohoku 2011, yang benar-benar terjadi.
2. Turis dari Hong Kong Batal ke Jepang, Industri Wisata Kena Dampak
Dampak dari rumor ini terasa serius bagi industri pariwisata Jepang. Negara yang pada April 2025 mencetak rekor 3,9 juta pengunjung, tiba-tiba mengalami penurunan wisatawan pada Mei, khususnya dari Hong Kong, yang dikenal masyarakatnya sangat mempercayai hal-hal mistis.
Data terbaru menunjukkan penurunan 11% kunjungan dari Hong Kong dibanding tahun sebelumnya. Agen wisata EGL Tours yang berbasis di Hong Kong mengakui bahwa bisnis wisata ke Jepang turun hingga 50%, meskipun telah ditawarkan diskon dan asuransi gempa.
3. Seniman Manga: “Saya Bukan Nabi!”
Menanggapi kegaduhan tersebut, sang seniman manga, Ryo Tatsuki, menyatakan bahwa dirinya bukan seorang peramal. Ia menegaskan bahwa manga tersebut adalah hasil imajinasi, bukan prediksi ilmiah. Pernyataan resmi juga telah dirilis oleh pihak penerbit, mengingat tekanan publik yang kian meningkat.
Namun sayangnya, sebagian publik justru mengaitkan edisi terbaru manga dengan kemungkinan terjadinya bencana besar pada 5 Juli 2025, meskipun tak ada bukti ilmiah yang mendukung spekulasi tersebut.
4. Ahli Seismologi Ingatkan: Prediksi Gempa Mustahil
Profesor Robert Geller dari Universitas Tokyo, seorang ahli seismologi yang telah meneliti sejak 1971, dengan tegas menyatakan bahwa prediksi gempa secara akurat adalah mustahil. Ia menyebut tidak ada satu pun prediksi yang pernah mendekati kenyataan selama karier ilmiahnya.
Fakta ilmiahnya, Jepang memang terletak di jalur Cincin Api Pasifik, wilayah yang sangat aktif secara tektonik. Hanya dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi lebih dari 900 gempa kecil, terutama di sekitar Pulau Kyushu. Namun demikian, frekuensi gempa bukan pertanda pasti akan terjadinya gempa besar, apalagi dalam hitungan tanggal yang spesifik.
Fiksi Tak Boleh Kalahkan Fakta, Bijaklah dalam Menyerap Informasi
Kasus ini menjadi pengingat betapa kuatnya pengaruh media populer terhadap opini publik, apalagi jika bersinggungan dengan ketakutan akan bencana. Manga fiksi yang viral bisa menimbulkan kepanikan nyata, terlebih jika disebarkan tanpa konteks yang jelas.
Bagi wisatawan dan masyarakat umum, penting untuk tetap mengandalkan informasi resmi dan ilmiah, bukan takhayul atau rumor viral. Jepang memang negara rawan gempa, tapi sistem peringatan dini dan infrastruktur mitigasinya merupakan yang terbaik di dunia.
Industri wisata, khususnya di Jepang, kini berharap bahwa logika dan literasi publik akan mengalahkan ketakutan yang tidak berdasar. Jika tidak, rumor tak bertanggung jawab bisa berdampak ekonomi serius, seperti yang sudah mulai terlihat dari anjloknya jumlah kunjungan turis.