Elon Musk dan Trump: Pelajaran Politik dari Jack Ma dan Para Oligarki Dunia

Kuatbaca.com-Hubungan antara Elon Musk, CEO SpaceX dan Tesla, dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memanas. Dalam menghadapi dinamika politik yang kompleks, Elon Musk sebenarnya bisa belajar dari pengalaman tokoh-tokoh dunia seperti Jack Ma dan para oligarki lainnya, yang menunjukkan bagaimana politik seringkali menjadi faktor penentu utama dalam mempertahankan kekayaan dan kekuasaan.
1. Politik sebagai Penguasa Sejati, Bukan Kekayaan
Financial Times menyoroti bahwa meskipun seseorang sangat kaya dan berpengaruh, politik tetap menjadi pemenang utama dalam pertarungan kekuasaan. Contohnya Vladimir Putin di Rusia yang memperoleh dukungan dari oligarki terkaya, namun setelah berkuasa, Putin menunjukkan siapa yang benar-benar mengendalikan negara tersebut.
Mikhail Khodorkovsky, salah satu orang terkaya Rusia, pernah menjadi kekuatan politik independen yang kemudian dipenjara selama 10 tahun atas perintah Putin. Begitu pula Boris Berezovsky, yang pernah kaya dan berpengaruh, akhirnya dipaksa mengasingkan diri dan meninggal secara misterius.
2. Kisah Jack Ma dan Penyesuaian Diri dengan Pemerintah China
Jack Ma, pendiri Alibaba dan salah satu orang terkaya di China, juga mengalami tekanan dari pemerintah ketika pandangannya dianggap menantang kekuasaan. Setelah pidatonya yang mengkritik regulator keuangan pada 2020, IPO Ant Group miliknya dihentikan, dan ia hampir menghilang dari publik selama beberapa waktu.
Partai Komunis China kemudian menempatkan Jack Ma pada "posisi yang sesuai," menandakan bagaimana pemerintah menuntut kontrol penuh atas para kapitalis besar di negara tersebut. Setelah melewati masa sulit, Jack Ma mulai muncul kembali dengan sikap yang lebih lunak dan menyesuaikan diri dengan aturan pemerintah.
3. Contoh Pengendalian Kekuasaan di Arab Saudi dan Strategi Miliarder
Di Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman menunjukkan bagaimana kekuasaan absolut dapat menundukkan para pengusaha terkaya. Pada 2017, puluhan pengusaha papan atas ditangkap dalam sebuah operasi yang resmi disebut sebagai pembersihan antikorupsi. Salah satu korban terkenal adalah Pangeran Waleed bin Talal, investor ternama di kerajaan tersebut.
Sementara itu, beberapa miliarder memilih jalur berbeda untuk melindungi diri, yakni dengan terjun langsung ke dunia politik. Silvio Berlusconi di Italia dan Bidzina Ivanishvili di Georgia adalah contoh miliarder yang menjadi pemimpin negara demi menjaga kekuasaan dan kebebasan mereka. Donald Trump sendiri menggunakan kekayaan pribadinya untuk masuk ke dunia politik sebagai langkah serupa.
4. Kenetralan dan Hubungan Strategis sebagai Kunci Bertahan
Tidak semua oligarki memilih masuk politik. Keluarga Ambani di India menjaga hubungan erat dengan Perdana Menteri Narendra Modi tanpa menantang kekuasaan politik. Begitu pula Carlos Slim di Meksiko, yang memilih untuk tetap netral dan bekerja sama dengan pemerintahan yang berkuasa, termasuk presiden dari sayap kiri.
Strategi kenetralan dan kolaborasi ini memungkinkan mereka mempertahankan pengaruh dan kekayaan meskipun terjadi pergantian rezim. Kondisi ini menegaskan bahwa kekayaan sebesar apapun tidak lepas dari nasib yang dipengaruhi oleh kekuasaan politik.
Kisah para oligarki dunia menunjukkan bahwa siapa pun yang memiliki kekayaan dan kekuasaan harus memahami batasan yang ditetapkan oleh politik. Elon Musk, dengan semua pengaruh dan inovasinya, tidak dapat bertindak sekehendak hati jika ingin
bertahan di tengah dinamika politik Amerika Serikat dan tekanan dari sosok seperti Donald Trump.
Belajar dari Jack Ma dan tokoh-tokoh lainnya, Musk perlu mengelola hubungan politiknya dengan bijak agar tidak menjadi korban dari persaingan kekuasaan yang jauh lebih besar dari sekadar bisnis dan teknologi.