Kuatbaca.com - Sektor cryptocurrency kembali diguncang oleh sebuah insiden keamanan. Kali ini, CoinEx, salah satu exchanger kripto besar yang berpusat di Hong Kong, melaporkan kerugian besar. Dikatakan bahwa sejumlah dana digital senilai USD 70 juta atau sekitar Rp 1 triliun telah diambil dari platform mereka. Namun, apa yang membuat insiden ini lebih menarik adalah dugaan pelakunya: sekelompok hacker yang diduga berasal dari Korea Utara.
CoinEx, dalam pengakuannya melalui media sosial, menjelaskan bahwa dompet digital mereka telah diretas. Meskipun kerugian mencapai angka yang sangat besar, menurut CoinEx, jumlah ini hanya merupakan sebagian kecil dari total aset yang mereka miliki. Namun, pertanyaannya adalah, siapakah yang berani dan mampu melakukan peretasan sebesar ini?
Elliptic, sebuah perusahaan yang spesialis dalam riset dan analisa blockchain, telah mengemukakan dugaan mereka berdasarkan hasil penyelidikan. Mereka menduga bahwa Lazarus Group, yang dikenal memiliki hubungan dengan Korea Utara, berada di balik insiden ini. Bukan tanpa alasan, Elliptic mengemukakan dugaan ini karena melihat adanya jejak-jejak digital yang menunjukkan aktivitas pengiriman dana dari CoinEx menuju sebuah alamat digital yang diketahui pernah digunakan oleh Lazarus Group.
Dalam metodenya, Lazarus Group dikenal menggunakan jembatan blockchain, teknik khusus yang memungkinkan pengiriman dana antara dua blockchain yang berbeda. Menariknya, cara ini juga pernah digunakan oleh Lazarus Group dalam insiden-insiden pencurian kripto sebelumnya.
Elliptic tidak sendiri dalam menduga keterlibatan Korea Utara.
Chainalysis, perusahaan lain dengan keahlian serupa, juga menilai ada kemungkinan besar Korea Utara berada di balik serangan terhadap CoinEx.
Fakta menarik lainnya adalah aktivitas Lazarus Group dalam beberapa bulan terakhir tampak semakin meningkat. Dari data yang dikumpulkan oleh Elliptic, tercatat bahwa Lazarus Group telah melakukan serangkaian peretasan yang menghasilkan aset kripto senilai USD 240 juta sejak Juni. Insiden dengan CoinEx hanya menambah panjang daftar serangan yang mereka lakukan.
Lalu, apa alasan Korea Utara melakukan aksi pencurian kripto ini? Pada tahun 2022, laporan dari PBB menunjukkan bahwa Korea Utara diduga menggunakan aset kripto yang mereka curi untuk mendanai program misil dan nuklir mereka. Ini tentu menjadi pertimbangan serius bagi dunia internasional dan penggiat kripto.
Sebagai penutup, insiden ini menjadi pelajaran bagi seluruh komunitas kripto tentang pentingnya keamanan. Tidak hanya itu, peran pemerintah dan lembaga internasional dalam mengawasi dan mengatur dunia kripto semakin ditekankan. Keamanan, transparansi, dan kolaborasi menjadi kunci dalam menjaga integritas dan keberlanjutan industri kripto.
(*)