China Desak Ketulusan AS dalam Negosiasi Tarif Dagang: Jangan Sekadar Janji

2 May 2025 21:04 WIB
cina-tuntut-ketulusan-as-saat-memulai-penawaran-tarif-dagang-1746182079977.jpeg

Kuatbaca.com - Hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas, kali ini dipicu oleh kebijakan tarif sepihak yang diberlakukan AS terhadap produk-produk asal Negeri Tirai Bambu. Dalam pernyataan tegasnya, Kementerian Perdagangan China meminta AS menunjukkan sikap tulus jika ingin melanjutkan dialog dan negosiasi.

1. China Masih Evaluasi Tawaran Negosiasi AS

Pada Jumat (2/5/2025), Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pihaknya masih mengevaluasi tawaran negosiasi tarif dagang yang diajukan oleh Amerika Serikat. Namun, Beijing menegaskan bahwa kesediaan untuk duduk bersama dalam pembicaraan harus dibarengi dengan itikad baik dari pihak Washington.

“Jika AS ingin berunding, mereka harus menunjukkan kesungguhan dan siap mengoreksi praktik yang keliru, termasuk membatalkan tarif sepihaknya,” ujar juru bicara Kementerian tersebut.

Pernyataan itu juga menyiratkan bahwa negosiasi hanya akan berlangsung jika AS menghentikan kebijakan yang dinilai merugikan dan sepihak.

2. Ketegangan Akibat Tarif Saling Balas

Ketegangan antara kedua negara memuncak setelah AS mengenakan tarif tinggi hingga 145% pada berbagai produk asal China pada April lalu. Sebagai respons, Beijing menerapkan tarif balasan sebesar 125% pada produk impor dari Amerika.

Menurut pihak China, pendekatan sepihak AS yang dibalut dengan narasi diplomasi hanyalah bentuk lain dari pemaksaan. “Mengatakan satu hal, melakukan hal lain, atau bahkan mencoba memaksa dan memeras dengan dalih negosiasi tidak akan berhasil,” tegas Kementerian tersebut.

3. Trump Klaim Ada Peluang Kesepakatan, China Ragu

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa ada peluang besar tercapainya kesepakatan dagang dengan China. Ia juga menyebut bahwa Beijing telah membuka komunikasi terkait tarif.

Namun, komentar Trump dinilai tidak cukup meyakinkan bagi pihak China. Terlebih, AS hanya memberikan penangguhan sementara untuk sejumlah barang teknologi seperti smartphone, semikonduktor, dan komputer.

Sikap AS yang plin-plan dan inkonsisten disebut sebagai penghambat utama bagi terciptanya hubungan dagang yang sehat dan saling menguntungkan.

4. Dampak Global: Perlambatan Industri dan Kenaikan Ekspor China

Meskipun kebijakan tarif memberi tekanan pada aktivitas industri dalam negeri, China menunjukkan ketangguhan. Data terbaru menunjukkan ekspor China justru meningkat lebih dari 12% pada Maret, meski aktivitas manufaktur sempat melemah pada April.

Langkah ini dinilai sebagai bentuk adaptasi pelaku bisnis di China dalam menghadapi volatilitas global dan ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan proteksionisme AS.

Namun, China juga tak tinggal diam di ranah diplomasi publik. Kementerian Luar Negeri China bahkan mempublikasikan video yang berisi pesan patriotik, bersumpah bahwa China "tidak akan pernah berlutut" dalam menghadapi tekanan eksternal.

5. AS Ingin Redakan Ketegangan, Tapi China Ingin Bukti

Dari sisi Washington, sejumlah pejabat tinggi termasuk Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyatakan harapan agar ketegangan bisa segera diredakan. Mereka menyebut proses negosiasi harus dimulai dengan membangun kepercayaan sebelum masuk ke dalam pembicaraan teknis soal perdagangan.

“Kami yakin China menginginkan kesepakatan. Tapi ini harus menjadi proses bertahap. Kita redakan dulu ketegangannya, lalu bahas kesepakatan yang lebih besar,” ujar Bessent dalam wawancara dengan Fox Business Network.

6. China Butuh Tindakan Nyata, Bukan Retorika Politik

Pernyataan tegas dari pemerintah China menjadi sinyal bahwa mereka tidak ingin proses negosiasi hanya menjadi alat retorika politik. Beijing ingin Washington menunjukkan komitmen nyata dengan menghapus kebijakan tarif sepihak terlebih dahulu.

Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk minimal dari "ketulusan" yang menjadi syarat mutlak keberlanjutan dialog dagang antara dua ekonomi terbesar dunia ini.

China menuntut ketulusan dari Amerika Serikat jika ingin melanjutkan negosiasi tarif dagang secara serius. Saling balas tarif yang kini terjadi antara kedua negara menimbulkan dampak global, memperlambat aktivitas industri namun di sisi lain juga memacu adaptasi pelaku usaha. Meski AS menyatakan keinginan untuk meredakan ketegangan, China menilai langkah nyata seperti pencabutan tarif sepihak lebih penting daripada sekadar retorika diplomasi.

internasional

Fenomena Terkini






Trending