AS dan China Siapkan Pembicaraan Perdagangan Baru di London

8 June 2025 19:20 WIB
cdf5fb73-80a5-498c-a2df-80a238fdf23f_169.jpeg

Kuatbaca - Amerika Serikat dan China dijadwalkan akan kembali melanjutkan perundingan perdagangan di London pada Senin mendatang. Ini menjadi pertemuan kedua antara kedua negara setelah sesi sebelumnya yang berlangsung di Jenewa beberapa waktu lalu. Pertemuan ini diharapkan dapat membuka kembali jalan dialog yang selama ini mengalami pasang surut akibat ketegangan dalam hubungan dagang kedua negara.

Delegasi AS yang Akan Hadir

Pertemuan di London akan melibatkan tokoh-tokoh penting dari pemerintahan Amerika Serikat, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, serta Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Kehadiran para pejabat tinggi ini menunjukkan keseriusan Amerika untuk mencari solusi dan memperbaiki hubungan dagang dengan China. Sementara itu, dari pihak China belum memberikan konfirmasi resmi mengenai siapa yang akan mewakili mereka dalam pembicaraan ini.

Presiden Trump Yakin Pembicaraan Akan Berjalan Lancar

Presiden Donald Trump menyampaikan optimisme tinggi terkait pertemuan yang akan digelar pekan depan. Melalui akun media sosialnya, Trump menyatakan bahwa pembicaraan ini akan berlangsung dengan sangat baik. Ia juga mengapresiasi perhatian dunia terhadap upaya menyelesaikan masalah perdagangan yang telah berlangsung lama antara dua raksasa ekonomi tersebut.

Optimisme ini muncul setelah komunikasi intens yang dilakukan Trump dengan Presiden China, Xi Jinping, termasuk panggilan telepon panjang beberapa hari sebelumnya. Hubungan komunikasi yang cukup terbuka ini diharapkan dapat memperlancar proses negosiasi yang selama ini terhambat oleh berbagai perselisihan.

Latar Belakang Konflik Dagang yang Belum Usai

Meski kedua negara sempat melakukan langkah positif dengan menurunkan sementara tarif impor atas barang-barang dari masing-masing pihak, ketegangan masih membayang di balik negosiasi. China beberapa kali mengkritik kebijakan Amerika yang dinilai menghambat kesepakatan yang telah dibuat, terutama terkait dengan peringatan Departemen Perdagangan AS kepada industri chip agar tidak menggunakan semikonduktor asal China.

Di sisi lain, pemerintahan Trump juga mengambil kebijakan kontroversial dengan mengancam pencabutan visa bagi mahasiswa China yang tengah menuntut ilmu di AS. Langkah ini menambah kerumitan hubungan kedua negara yang sudah penuh tantangan.

Salah satu isu yang menjadi titik utama perdebatan adalah komitmen China terkait ekspor mineral tanah jarang, yang sangat penting bagi berbagai industri teknologi di AS. Amerika menuduh China menghambat janji yang dibuat pada perundingan Jenewa untuk membuka akses pasar ini. Sebaliknya, China menilai langkah-langkah AS di sektor teknologi dan imigrasi sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan yang sudah disepakati.

Ketegangan ini tidak hanya berimbas pada hubungan bilateral, tetapi juga mengguncang pasar global yang sangat bergantung pada kestabilan hubungan ekonomi antara kedua kekuatan besar tersebut. Para pengamat internasional pun menyimak dengan seksama perkembangan dialog ini, mengingat dampaknya terhadap perekonomian dunia.

Pertemuan di London menjadi momen penting yang dinantikan banyak pihak, baik di Amerika Serikat, China, maupun komunitas global. Dengan pengalaman pertemuan sebelumnya dan komunikasi intens antara pimpinan kedua negara, ada harapan perundingan kali ini dapat menghasilkan kemajuan nyata.

Namun, tantangan berat tetap ada, karena tidak hanya soal tarif dan ekspor, tapi juga berbagai isu strategis yang menyangkut teknologi, keamanan nasional, dan pengaruh geopolitik. Keberhasilan perundingan ini akan sangat menentukan arah hubungan dagang AS-China dalam beberapa tahun ke depan.

internasional

Fenomena Terkini






Trending