1. AS Umumkan Kebijakan Baru: Visa Pelajar China Akan Dicabut
Kuatbaca.com - Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump mengumumkan langkah kontroversial dengan mencabut visa para pelajar asal China secara agresif. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang menegaskan bahwa kebijakan ini menargetkan mahasiswa yang memiliki afiliasi dengan Partai Komunis China atau yang sedang menempuh pendidikan di bidang-bidang yang dianggap sensitif oleh pemerintah AS.
Rubio menjelaskan bahwa langkah ini tidak hanya mencakup pencabutan visa secara aktif, tetapi juga revisi besar-besaran terhadap kriteria pengajuan visa dari Republik Rakyat Tiongkok dan Hong Kong. Tujuannya, menurut dia, adalah untuk meningkatkan pengawasan terhadap potensi ancaman nasional melalui jalur akademik.
2. Mahasiswa China Dianggap Berisiko, Ketegangan Dua Negara Kian Memanas
Langkah ini menambah panjang daftar ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia. Pemerintah AS mengklaim bahwa sejumlah pelajar China mungkin memiliki keterkaitan dengan kepentingan intelijen atau keamanan nasional Beijing. Oleh karena itu, menurut mereka, pencabutan visa dianggap sebagai tindakan preventif untuk menjaga integritas dan keamanan nasional Amerika Serikat.
Namun, kebijakan ini berpotensi memberi dampak serius terhadap dunia akademik AS sendiri. Mahasiswa internasional asal China telah lama menjadi penyumbang besar terhadap pemasukan universitas-universitas di AS karena mereka membayar biaya kuliah secara penuh. Pada tahun 2019, terdapat lebih dari 370.000 mahasiswa asal China yang belajar di Amerika, namun jumlah itu telah menurun drastis menjadi sekitar 277.000 pada tahun 2024.
3. China Bereaksi Keras: Tuduh AS Diskriminatif dan Politis
Pemerintah China langsung merespons keras kebijakan yang disebutnya sebagai tindakan diskriminatif dan bermotif politik. Melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, Beijing menyatakan telah mengajukan protes resmi ke Washington atas pencabutan visa yang dianggap tidak masuk akal dan mencederai pertukaran budaya yang selama ini dijalin kedua negara.
Mao menyebut bahwa pencabutan visa ini merugikan hak-hak sah mahasiswa China yang sedang menuntut ilmu secara legal dan damai di AS. Ia juga menuding Amerika Serikat telah menunjukkan wajah asli dari kebijakan luar negerinya yang bertentangan dengan nilai-nilai kebebasan dan keterbukaan yang kerap dikampanyekan.
4. Dampak Terhadap Hubungan Bilateral dan Citra Global AS
China memperingatkan bahwa tindakan sepihak AS ini dapat memperburuk hubungan diplomatik yang sudah tegang, terutama dalam bidang pendidikan dan pertukaran budaya. Lebih jauh, China menilai keputusan ini sebagai kerusakan serius terhadap citra internasional Amerika Serikat, yang selama ini dikenal sebagai negara tujuan utama pendidikan global.
Retorika tajam dari kedua pihak menunjukkan bahwa ketegangan antara AS dan China tidak hanya terbatas pada isu perdagangan, teknologi, dan militer, tetapi juga telah merambah ke sektor pendidikan dan mobilitas akademik. Dalam jangka panjang, kebijakan ini bisa memicu pembalasan dari China terhadap mahasiswa atau institusi pendidikan asal AS yang berada di wilayah Tiongkok.
5. Ketegangan AS-China Bisa Ganggu Stabilitas Pendidikan Internasional
Pencabutan visa pelajar oleh AS terhadap mahasiswa China adalah bagian dari dinamika geopolitik yang kian memburuk antara dua negara adidaya. Meski mengusung dalih keamanan nasional, kebijakan ini menuai kritik karena dianggap merusak tatanan pendidikan global dan menciptakan iklim ketidakpastian bagi pelajar internasional.
Dunia internasional kini mencermati apakah langkah ini akan diikuti oleh kebijakan lanjutan dari kedua negara, termasuk potensi balasan dari pihak China. Di tengah isu global seperti perubahan iklim, konflik geopolitik, dan pemulihan ekonomi, pertukaran pengetahuan dan budaya semestinya menjadi jembatan diplomatik, bukan alat tekanan politik.