Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz Usai Serangan Israel

Kuatbaca.com - Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz sebagai respons atas serangan yang dilakukan oleh Israel. Penutupan jalur laut vital ini jika benar-benar terjadi diperkirakan akan berdampak besar pada perdagangan minyak dunia. Kondisi ini memicu kekhawatiran kenaikan harga minyak secara drastis dan potensi perluasan konflik yang dapat melibatkan negara-negara lain di kawasan.
1. Selat Hormuz, Jalur Vital Perdagangan Minyak Dunia
Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran strategis yang menjadi pintu gerbang utama menuju Teluk Persia. Geografisnya yang hanya memisahkan Iran di sisi utara dan Oman serta Uni Emirat Arab di sisi selatan menjadikan Selat Hormuz sebagai akses utama pengiriman minyak dari kawasan Teluk ke pasar global. Setiap harinya, sekitar 20 persen dari total konsumsi minyak dunia melewati selat yang lebarnya hanya sekitar 33 kilometer ini. Karena itu, Selat Hormuz kerap disebut sebagai salah satu jalur transit minyak paling penting di dunia.
2. Kerentanan Selat Hormuz dalam Konflik Regional
Letak Selat Hormuz yang sempit membuatnya sangat rentan terhadap gangguan dan serangan, terutama dalam situasi konflik politik maupun militer. Dalam sejarahnya, selama perang Iran-Irak pada 1980 hingga 1988, Selat Hormuz menjadi titik panas dengan serangan terhadap kapal-kapal dagang, yang dikenal sebagai Perang Tanker. Walaupun begitu, selat ini tidak pernah sepenuhnya ditutup. Insiden terbaru di tahun 2019 juga menunjukkan bagaimana serangan terhadap kapal-kapal di sekitar selat menimbulkan ketegangan, terutama antara Iran dan Amerika Serikat.
3. Dampak Penutupan Selat Hormuz bagi Pasokan Minyak Global
Penutupan Selat Hormuz bukan hanya akan berdampak pada negara-negara pengimpor minyak dari kawasan Teluk, tapi juga pada pasar energi global secara keseluruhan. Karena tidak ada jalur alternatif yang memungkinkan pengiriman minyak tanpa melewati Selat Hormuz, gangguan di selat ini bisa menyebabkan kelangkaan pasokan minyak, sehingga harga minyak dunia berpotensi melonjak tajam. Hal ini akan berimbas pada berbagai sektor ekonomi global, mengingat ketergantungan dunia pada minyak dari kawasan Teluk sangat besar.
4. Ketegangan Meningkat, Risiko Konflik Meluas di Timur Tengah
Ancaman Iran menutup Selat Hormuz juga berpotensi memicu respons militer dari negara-negara lain, terutama Amerika Serikat yang memiliki kehadiran angkatan laut kuat di kawasan tersebut. Situasi yang sudah tegang akibat perang di Gaza dan konflik antara berbagai aktor regional semakin memperumit stabilitas di Timur Tengah. Dalam waktu dekat, dunia internasional harus waspada terhadap eskalasi yang bisa memperluas konflik dan mengguncang ekonomi global.