Warga Tangsel Enggan Mengonsumsi Paru Sapi Kurban Bertuliskan Nama Orang, Ini Alasannya

9 June 2025 19:14 WIB
paru-sapi-di-tangsel-yang-bertuliskan-nama-orang-1749455461759_169.jpeg

Kuatbaca.com-Fenomena unik terjadi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) saat ditemukan potongan paru sapi kurban yang bertuliskan nama seseorang secara jelas. Kejadian ini membuat warga setempat enggan mengonsumsi paru sapi tersebut dan memilih untuk berdiskusi lebih lanjut dengan para ahli guna menentukan langkah terbaik. Berikut ulasan lengkap mengenai temuan langka ini.


1. Penemuan Paru Sapi Bertuliskan Nama: Kejadian yang Menghebohkan Warga Tangsel

Kisah bermula ketika panitia kurban di Pondok Betung, Pondok Aren, Tangsel, tengah melakukan proses penyesetan daging kurban. Pada saat itu, salah satu panitia bernama Warman menemukan sesuatu yang tidak biasa pada salah satu potongan paru sapi. Tertulis dengan huruf kapital nama “Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti” terpampang nyata di permukaan organ dalam sapi

tersebut.

Penemuan ini tentu saja menghebohkan seluruh panitia dan warga yang mengetahui kabar tersebut. Tulisan itu tampak begitu jelas dan tidak biasa karena secara natural bagian organ dalam sapi tidak pernah memiliki tulisan atau simbol seperti ini.


2. Warga dan Pengurus Masjid Menolak Konsumsi Paru Sapi Ini

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al Ikhlas, Suhada, menjelaskan bahwa warga dan pengurus masjid memutuskan untuk tidak mengonsumsi paru sapi tersebut. Keputusan ini didasari oleh sikap menghormati fenomena unik yang terjadi dan keinginan untuk menjadikan peristiwa ini sebagai catatan bersejarah yang perlu dilestarikan.

Suhada menegaskan bahwa paru sapi bertuliskan nama tersebut tidak akan dibuang secara sembarangan. Mereka akan mengadakan diskusi bersama pengurus DKM, imam, serta tokoh masyarakat dan ulama setempat untuk menentukan langkah terbaik dalam menangani organ tersebut.

Menurutnya, selain sebagai catatan sejarah, paru sapi bertuliskan nama ini harus diperlakukan dengan penuh kehati-hatian dan kepercayaan, sehingga tidak bisa langsung dikonsumsi seperti bagian kurban lainnya.

3. Penulisan Nama di Paru Sapi Bukan Rekayasa Manusia

Menariknya, tulisan pada paru sapi tersebut sudah beberapa kali dicoba untuk dihapus oleh panitia, namun usaha tersebut selalu gagal. Hal ini menguatkan keyakinan bahwa tulisan itu bukan hasil rekayasa atau tindakan manusia, melainkan suatu fenomena yang tidak biasa.

Suhada bahkan menyatakan telah melakukan pengecekan dan memastikan bahwa tidak ada unsur manipulasi yang dilakukan oleh siapapun dalam proses kurban tersebut. Ini membuat warga setempat semakin yakin bahwa penemuan ini memiliki makna khusus dan bukan sekadar kebetulan.

Suhada juga mengungkapkan bahwa nama yang tertera pada paru sapi adalah nama seorang warga yang sebelumnya menyumbang satu ekor kambing sebagai hewan kurban, bukan pemilik sapi yang dikurbankan. Pihak panitia pun sudah menginformasikan temuan ini kepada yang bersangkutan.

4. Reaksi Sang Pemilik Nama dan Langkah Selanjutnya

Warga bernama Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti yang namanya muncul di paru sapi itu sendiri terkejut saat diberi tahu oleh panitia. Bahkan saat bertemu dengan Suhada pada waktu salat subuh, Musofa tampak terharu dan menangis mendengar kronologi penemuan yang tidak biasa tersebut.

Kini warga Tangsel bersama pengurus masjid tengah berupaya mendiskusikan penanganan paru sapi ini secara lebih mendalam. Rencana mereka adalah berkonsultasi dengan para ahli dan ulama untuk mengetahui cara yang paling tepat dalam merespons kejadian ini agar tidak melanggar nilai-nilai agama dan sosial.

Selain itu, mereka juga mempertimbangkan apakah fenomena ini bisa dijadikan pelajaran dan catatan berharga untuk masyarakat luas, khususnya yang berkaitan dengan nilai spiritual dan keunikan dalam tradisi kurban.

Penemuan paru sapi kurban bertuliskan nama orang di Tangsel menjadi fenomena menarik sekaligus misterius yang mengundang banyak perhatian. Penolakan warga untuk mengonsumsi bagian paru sapi ini menunjukkan adanya rasa hormat dan sikap kehati-hatian terhadap kejadian yang dianggap unik dan penuh makna. Dengan rencana diskusi bersama para ahli, semoga masalah ini bisa mendapatkan solusi terbaik sekaligus memperkaya nilai-nilai kearifan lokal dan keagamaan di tengah masyarakat.

Fenomena Terkini






Trending