Warga Mulai Bangun Kembali Kerangka Rumah Pasca Kebakaran di Penjaringan

9 June 2025 15:56 WIB
warga-penjaringan-bangun-kerangka-rumah-usai-kebakaran-senin-962025-1749446485297_43.jpeg

Kuatbaca.com - Kebakaran besar yang melanda kawasan padat penduduk di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada awal Juni 2025 meninggalkan luka mendalam bagi ribuan warga. Sekitar 500 rumah semipermanen hangus dilalap api dalam insiden yang menghanguskan sekitar 3 hektare area pemukiman. Namun, semangat warga untuk bangkit tak padam. Saat ini, sejumlah warga mulai membangun kembali kerangka rumah di atas lahan yang telah terbakar.

Pantauan di lokasi menunjukkan warga tampak sibuk memilih kayu-kayu sisa kebakaran yang masih layak pakai dan membeli kayu baru untuk membangun kerangka rumah. Mereka juga bersama-sama membersihkan puing-puing dan material bekas kebakaran agar tempat tinggalnya bisa segera dibangun kembali.

1. Agung: Kisah Warga yang Tetap Bertahan dan Mulai Membangun Rumah Lagi

Salah satu warga yang memulai proses pembangunan ulang adalah Agung, pria berusia 46 tahun yang kehilangan seluruh harta bendanya dalam kebakaran tersebut. Meski demikian, Agung tidak menyerah. Dengan tekad kuat, ia mengumpulkan kayu-kayu yang tersisa dan membeli bahan bangunan untuk membuat kerangka rumah baru.

“Beberapa kayu saya beli, ada juga yang sisa kebakaran. Ya, usaha dulu saja yang penting rumah segera berdiri,” ungkap Agung saat ditemui di lokasi, Senin (9/7/2025). Agung mengaku sudah tiga hari tinggal di tenda pengungsian bersama keluarga dengan kondisi yang panas dan sesak. Oleh karena itu, ia memilih membangun rumah secepat mungkin agar keluarga bisa memiliki ruang yang lebih nyaman.

2. Kondisi Pengungsian dan Tantangan Hidup Pasca Kebakaran

Berdasarkan pengakuan Agung, tinggal di tenda pengungsian sangat tidak nyaman, terutama saat cuaca panas. Terpal yang digunakan sebagai atap tenda tidak cukup memberikan sirkulasi udara yang baik. Selain itu, warga pengungsi harus berbagi ruang yang sempit dengan banyak keluarga lainnya.

“Kondisinya di tenda sangat panas dan berdesakan. Saya kasihan sama istri dan anak saya, makanya saya niatkan untuk segera membangun rumah,” katanya. Meski saat ini belum ada kepastian tempat tinggal jangka panjang, Agung memilih tetap di lokasi kebakaran sembari membangun rumah darurat untuk keluarganya.

3. Proses Pemadaman dan Dampak Kebakaran di Penjaringan

Kebakaran yang terjadi di Jalan Duta Harapan Indah RT 07 RW 02, Kapuk Muara, Penjaringan, ini berlangsung hampir 12 jam. Petugas pemadam kebakaran bekerja keras mulai pukul 12.27 WIB hingga dini hari pukul 00.16 WIB untuk menjinakkan api. Sebanyak 30 unit mobil damkar dan 150 personel dikerahkan untuk memadamkan kobaran api.

Akibat kebakaran ini, sekitar 500 rumah hangus dan ribuan warga harus mengungsi. Kerugian materil sangat besar, sementara warga harus menghadapi tantangan pemulihan dan membangun kembali kehidupan mereka dari nol.

4. Semangat Gotong Royong dan Harapan Warga Penjaringan

Meskipun situasi sulit, warga di Kapuk Muara menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi. Mereka bergotong royong membersihkan sisa-sisa kebakaran dan membantu satu sama lain membangun rumah baru. Banyak warga yang memanfaatkan kayu bekas dan bahan seadanya agar bisa mempercepat proses pembangunan.

Agung sendiri berharap dengan rumah baru, keluarganya bisa kembali hidup normal dan nyaman. “Saya mulai mengumpulkan dana sedikit demi sedikit. Yang penting rumah bisa berdiri dengan tembok dan atap yang kuat,” ujar pria yang bekerja sebagai kasir ini.

Kebakaran ini menjadi ujian berat bagi warga Penjaringan, namun semangat bangkit dan solidaritas antarwarga menjadi kekuatan utama untuk membangun kembali masa depan mereka. Pemerintah dan berbagai pihak diharapkan terus memberikan dukungan agar warga yang terdampak bisa pulih dan kembali memiliki hunian yang layak.

Fenomena Terkini






Trending