Viral Tawuran Siswa SD di Cilangkap Depok, Polisi Panggil Orang Tua dan Sekolah untuk Mediasi

11 May 2025 18:14 WIB
c04fd318-c688-4806-9ae0-b012fad8554c_169.jpeg

Kuatbaca.com - Sebuah video yang merekam aksi tawuran antarsiswa sekolah dasar (SD) di kawasan Cilangkap, Tapos, Depok, Jawa Barat, mendadak viral di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Aksi kekerasan tersebut terekam jelas, bahkan melibatkan penggunaan benda tajam, yang tentu sangat mengkhawatirkan mengingat para pelaku masih berada di usia pendidikan dasar.

1. Polisi Ambil Langkah Tegas, Panggil Orang Tua dan Sekolah

Menanggapi video viral tersebut, pihak kepolisian dari Polsek Cimanggis langsung bergerak cepat. Kapolsek Cimanggis, Kompol Jupriono, menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengumpulkan semua pihak terkait, termasuk orang tua, pihak sekolah, dan siswa yang terlibat. Tujuannya adalah untuk melakukan mediasi dan pembinaan guna mencegah kejadian serupa terulang.

2. Identitas Siswa Belum Diketahui, Sekolah Sudah Terlacak

Meskipun saat ini identitas para siswa pelaku tawuran belum diketahui secara lengkap, polisi telah berhasil mengidentifikasi sekolah asal para siswa tersebut. Menurut Jupriono, pemanggilan dan klarifikasi akan dilakukan setelah kegiatan belajar-mengajar dimulai kembali, agar proses identifikasi bisa dilakukan langsung di lingkungan sekolah.

3. Video Viral Perlihatkan Aksi Brutal di Perumahan

Dalam video yang beredar, terlihat jelas sekelompok siswa SD masih mengenakan seragam sekolah, berlarian di area perumahan sambil membawa alat seperti penggaris panjang. Bahkan, dua siswa diduga membawa senjata tajam menyerupai parang, dan sempat terlibat kontak fisik yang membahayakan. Suara perekam video terdengar memberikan dorongan kepada para pelaku dengan tertawa sambil berkata, “Majuin, majuin, ha-ha-ha...”.

4. Tawuran Libatkan Senjata Tajam, Warga Resah

Yang membuat publik tercengang adalah fakta bahwa siswa seusia SD telah terpapar kekerasan dan membawa benda tajam saat tawuran. Ini memunculkan kekhawatiran serius soal pembinaan karakter anak di lingkungan sekolah dan rumah, serta peran media sosial dalam memperparah tren kekerasan di kalangan anak-anak.

5. Pemerintah dan Sekolah Harus Evaluasi Sistem Pembinaan Karakter

Kasus ini menjadi cermin buruknya kontrol sosial dan pengawasan terhadap perilaku anak-anak di luar jam sekolah. Baik pihak sekolah maupun orang tua perlu mengevaluasi kembali pendekatan pendidikan karakter dan memperkuat sinergi dalam membentuk anak-anak yang berakhlak dan bertanggung jawab.

6. Perlunya Pendampingan Psikologis dan Edukasi Bahaya Kekerasan

Polisi diharapkan tidak hanya memberikan efek jera melalui teguran atau pembinaan, tetapi juga melibatkan psikolog anak dan instansi pendidikan untuk memberikan pendampingan emosional dan edukasi bahaya kekerasan sejak dini. Hal ini penting untuk memutus mata rantai normalisasi kekerasan di kalangan pelajar.

7. Masyarakat Diminta Aktif Melaporkan Aksi Kekerasan Anak

Insiden ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat untuk tidak hanya menjadi penonton pasif. Apabila melihat tanda-tanda kekerasan di lingkungan sekitar, warga diimbau melaporkan kepada pihak sekolah atau kepolisian agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat.

8. Polisi Jaga Pendekatan Humanis Dalam Penanganan Kasus Anak

Menghadapi pelaku anak-anak, pihak kepolisian diharapkan menerapkan pendekatan restorative justice, yakni penyelesaian kasus secara mendidik dan tidak represif. Fokus penanganan seharusnya pada pemulihan moral dan sosial anak, bukan semata menghukum.

9. Media Sosial dan Peran Orang Tua dalam Pengawasan

Viralnya video ini juga mengingatkan akan bahaya pengaruh media sosial terhadap perilaku anak. Orang tua dituntut lebih bijak dan aktif dalam mengawasi konten yang dikonsumsi anak, serta menjalin komunikasi rutin agar anak merasa aman dan tidak mencari pengakuan dari kelompok luar.

10. Tawuran Pelajar Usia Dini, Alarm Darurat untuk Dunia Pendidikan

Tawuran yang melibatkan anak-anak SD merupakan alarm darurat bagi dunia pendidikan Indonesia. Semua pihak – dari rumah, sekolah, hingga pemerintah – harus bersinergi dalam menanamkan nilai anti-kekerasan dan membentuk lingkungan belajar yang aman, sehat, serta menyenangkan bagi generasi muda.

Fenomena Terkini






Trending