UGM Pastikan Keaslian Ijazah Jokowi, Klarifikasi Soal Font Times New Roman

22 March 2025 06:24 WIB
ijazah-dan-skripsi-jokowi-di-ugm-1742584870944_169.webp

Kuatbaca - Universitas Gadjah Mada (UGM) akhirnya buka suara menanggapi keraguan terhadap keaslian ijazah dan skripsi Presiden Joko Widodo. Pihak kampus menegaskan bahwa Jokowi benar-benar lulusan Fakultas Kehutanan UGM dan ijazah yang dimilikinya adalah sah. Pernyataan ini dikeluarkan setelah muncul klaim dari seorang mantan dosen Universitas Mataram, Rismon Hasiholan Sianipar, yang mempertanyakan keabsahan dokumen akademik Jokowi.

Menurut Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, klaim yang menyebut bahwa Jokowi tidak pernah berkuliah di UGM adalah tidak berdasar. Sigit menekankan bahwa Jokowi pernah tercatat sebagai mahasiswa, aktif dalam organisasi kemahasiswaan, menyelesaikan seluruh mata kuliah yang dipersyaratkan, serta menulis skripsi sebelum akhirnya mendapatkan gelar sarjana.

Kontroversi Penggunaan Font Times New Roman

Salah satu argumen yang digunakan untuk meragukan keaslian dokumen akademik Jokowi adalah penggunaan font Times New Roman pada sampul skripsinya. Rismon mengklaim bahwa font tersebut belum tersedia pada era 1980-an hingga awal 1990-an. Namun, pihak UGM membantah tuduhan ini dengan memberikan penjelasan yang lebih rinci.

Sigit Sunarta menegaskan bahwa pada masa itu, banyak mahasiswa mencetak sampul dan lembar pengesahan skripsi di percetakan, yang memang menggunakan huruf yang serupa dengan Times New Roman. Ia juga menyebut bahwa di sekitar kampus UGM sudah terdapat jasa percetakan yang menyediakan layanan pencetakan skripsi, seperti Sanur dan Prima, yang memungkinkan penggunaan berbagai jenis font dalam mencetak sampul skripsi.

Proses Penyusunan Skripsi di Era 1980-an

Ketua Senat Fakultas Kehutanan, San Afri Awang, turut memberikan penjelasan terkait metode penyusunan skripsi pada masa itu. Ia mengingat bahwa sebagian besar mahasiswa mengetik isi skripsi mereka menggunakan mesin ketik, tetapi sampul dan lembar pengesahan sering kali dicetak di percetakan. San Afri juga membagikan pengalamannya sendiri, yang kala itu mencetak sampul skripsinya di Prima, salah satu tempat percetakan terkenal di sekitar UGM.

Menurutnya, banyak mahasiswa Fakultas Kehutanan saat itu yang memilih mencetak sampul dan lembar pengesahan dengan mesin cetak profesional agar hasilnya lebih rapi. Namun, ada pula mahasiswa yang karena keterbatasan ekonomi tetap menggunakan mesin ketik manual untuk semua bagian skripsi mereka.

Penjelasan Soal Nomor Ijazah

Selain font skripsi, muncul pula keraguan mengenai format nomor ijazah Jokowi. Menanggapi hal ini, Sigit menjelaskan bahwa pada masa itu, Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan penomoran sendiri yang berbeda dari fakultas lain. Penomoran ijazah tidak menggunakan klaster tertentu, melainkan berdasarkan nomor induk mahasiswa yang diluluskan, ditambah kode "FKT" yang merupakan singkatan dari Fakultas Kehutanan. Pola penomoran ini tidak hanya berlaku bagi Jokowi, tetapi juga untuk semua lulusan Fakultas Kehutanan di tahun yang sama.

Kesaksian Teman Seangkatan

Beberapa teman seangkatan Jokowi turut angkat bicara untuk memperkuat klaim keaslian ijazahnya. Salah satu di antaranya adalah Frono Jiwo, yang mengaku mengenal Jokowi sejak mereka masuk UGM bersama pada tahun 1980 hingga wisuda pada tahun 1985. Frono juga memastikan bahwa ijazahnya memiliki tampilan yang sama dengan ijazah Jokowi, baik dalam hal format maupun tanda tangan pejabat akademik yang mengesahkan.

Selain itu, Frono mengenang bahwa Jokowi adalah sosok yang pendiam namun memiliki selera humor tinggi saat berkumpul dengan teman-temannya. Ia juga mengungkapkan bahwa Jokowi memiliki hobi mendaki gunung dan telah mendaki beberapa gunung di Jawa serta Sumatera.

Tuduhan yang Tidak Berdasar

Guru Besar Hukum Pidana UGM, Marcus Priyo Gunarto, menilai tuduhan yang dialamatkan kepada Jokowi sebagai sesuatu yang lemah dari sisi hukum. Menurutnya, dalam hukum pidana ada dua bentuk pemalsuan, yaitu "membuat palsu" dan "memalsukan". Membuat palsu berarti dokumen tersebut sama sekali tidak pernah ada dan dibuat seolah-olah asli. Sementara memalsukan berarti ada dokumen asli yang kemudian diubah agar tampak berbeda.

Dalam kasus ini, Marcus menegaskan bahwa bukti akademik Jokowi dapat diverifikasi melalui arsip fakultas, daftar mata kuliah yang pernah diambil, berita acara yudisium, hingga dokumentasi wisuda. Oleh karena itu, ia menyayangkan pihak-pihak yang terus melontarkan tuduhan tanpa dasar yang kuat.

UGM Tegas Melawan Isu Palsu

Pihak UGM menyayangkan masih adanya pihak-pihak yang mencoba menyerang institusi akademik dengan menyebarkan tuduhan palsu. Mereka menegaskan bahwa Joko Widodo adalah lulusan sah Fakultas Kehutanan UGM dan seluruh dokumen akademiknya telah diverifikasi keasliannya.

Dengan klarifikasi ini, UGM berharap isu seputar ijazah dan skripsi Jokowi tidak lagi diperdebatkan, dan masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang beredar di media sosial.

Fenomena Terkini






Trending