Tuduhan Mengerikan: Israel Diduga Campur Tepung Bantuan di Gaza dengan Narkoba

30 June 2025 08:28 WIB
detik-pagi-usai-tembaki-warga-gaza-kini-israel-diduga-campur-tepung-bantuan-pakai-narkoba-1751214815035_43.jpeg

1. Dugaan Kejahatan Baru Usai Penembakan Warga Gaza

Kuatbaca.com - Situasi kemanusiaan di Gaza kian memburuk. Setelah insiden tragis di mana ratusan warga sipil tewas saat mengantre bantuan makanan akibat tembakan militer Israel, kini muncul tuduhan serius bahwa Israel mencampur bantuan pangan dengan zat adiktif. Pemerintah Gaza menyampaikan kekhawatiran bahwa tepung bantuan yang diberikan untuk kebutuhan darurat justru telah dikontaminasi dengan obat-obatan terlarang yang dapat menimbulkan kecanduan.

Tuduhan ini pertama kali dirilis oleh Kantor Media Pemerintah Gaza, yang menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk baru dari kejahatan terhadap warga sipil. Dalam pernyataannya, pihak berwenang Gaza menuding Israel bertujuan menghancurkan masyarakat Palestina dari dalam, tidak hanya lewat senjata, tetapi juga melalui manipulasi pasokan bantuan kemanusiaan.

2. Oxycodone Diduga Diselundupkan melalui Kantong Tepung

Seorang apoteker dan penulis di Gaza, Omar Hamad, mengklaim telah menemukan indikasi bahwa Oxycodone—obat pereda nyeri yang sangat kuat dan bersifat adiktif—telah dicampurkan ke dalam tepung bantuan. Ia menyebut bukan hanya sekadar disembunyikan, tetapi zat tersebut tercampur langsung dalam bahan makanan.

Postingan Omar di platform X menegaskan bahwa dugaan ini bukan sekadar asumsi, melainkan hasil dari pengamatan langsung di lapangan. Komite Anti-Narkoba di Gaza juga angkat suara dan memperingatkan masyarakat agar waspada terhadap bahan makanan yang diterima dari pusat bantuan. Mereka meminta warga segera melapor apabila menemukan hal yang mencurigakan dalam distribusi bantuan pangan.

3. Penembakan Saat Distribusi Bantuan Dianggap Kejahatan Perang

Sebelum kasus tepung tercemar ini mencuat, komunitas internasional sudah lebih dulu mengecam tindakan militer Israel yang menembaki warga Gaza saat mereka mengantre bantuan. Berdasarkan laporan PBB, lebih dari 400 warga Palestina tewas dalam insiden penembakan selama satu bulan terakhir. Bahkan, sekitar 3.000 orang mengalami luka-luka.

Tentara Israel yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada media lokal bahwa mereka memang mendapat perintah dari atasan untuk menembaki kerumunan demi membubarkan massa di titik distribusi bantuan. Meski demikian, klaim ini langsung dibantah oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang menyebut pemberitaan media tersebut sebagai "fitnah" terhadap militer Israel.

4. PBB: Gaza Hadapi Pilihan Tragis, Mati Kelaparan atau Mati Tertembak

PBB tidak tinggal diam menyikapi situasi di Gaza. Dalam pernyataan resmi, badan hak asasi manusia PBB menegaskan bahwa ‘persenjataan makanan’ oleh Israel adalah bentuk pelanggaran HAM serius yang bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang. Mereka menyoroti betapa ironis dan tragisnya nasib warga Gaza: saat kelaparan dan berjuang mendapatkan bantuan, mereka justru menghadapi risiko ditembak atau menerima bahan pangan yang berbahaya.

Dalam pernyataan tertulis sebelum pengarahan kepada media pada 24 Juni 2025, kantor HAM PBB menyampaikan bahwa rakyat Gaza terjebak dalam pilihan tidak manusiawi—antara mati karena kelaparan atau mati karena kekerasan saat mencoba bertahan hidup. Seruan PBB agar Israel menghentikan serangan terhadap warga sipil yang hanya ingin memperoleh bantuan pun digaungkan dalam berbagai forum internasional.

Fenomena Terkini






Trending