TSMC Gandeng Nvidia dan AMD, Siap Akuisisi Intel?

14 March 2025 14:32 WIB
pabrik-tsmc-7_169.jpeg

Kuatbaca.com-Industri semikonduktor kembali dihebohkan dengan rencana ambisius Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) untuk mengakuisisi divisi foundry milik Intel. Perusahaan chip asal Taiwan ini tengah mencari mitra strategis dari beberapa raksasa teknologi, termasuk Nvidia, AMD, Broadcom, dan Qualcomm, guna membentuk usaha gabungan yang akan mengoperasikan pabrik produksi Intel.

Langkah ini dianggap sebagai strategi besar dalam menghadapi dinamika industri semikonduktor global yang semakin kompetitif. Jika berhasil, akuisisi ini tidak hanya akan mengubah peta persaingan industri chip tetapi juga menandai perubahan besar dalam kepemimpinan manufaktur semikonduktor dunia.


1. Rencana Akuisisi dan Peran TSMC dalam Industri Chip

Sebagai pemimpin industri semikonduktor, TSMC memiliki kapasitas produksi yang sangat besar, dengan klien utama seperti Apple, Nvidia, dan AMD. Kini, perusahaan asal Taiwan ini sedang dalam tahap diskusi dengan berbagai mitra potensial untuk mengambil alih operasional pabrik foundry milik Intel.

Dalam usulan yang diajukan, TSMC tidak akan memiliki lebih dari 50% saham dalam usaha gabungan ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Taiwan tersebut lebih fokus pada pengelolaan operasional ketimbang kepemilikan penuh. Dengan menggandeng Nvidia, AMD, Broadcom, dan Qualcomm, TSMC

berupaya memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri manufaktur chip global.


2. Intel Terpuruk, Kerugian Miliaran Dolar

Intel, yang dulu menjadi ikon industri chip Amerika Serikat, kini tengah menghadapi masa-masa sulit. Pada tahun 2024, Intel mencatatkan kerugian sebesar USD 18,8 miliar, sementara nilai aset divisi foundry-nya mencapai USD 108 miliar per akhir tahun lalu.

Kinerja buruk ini mendorong Intel untuk mencari solusi strategis guna menyelamatkan bisnisnya. Namun, mereka menolak menjual bisnis foundry dan desain chip secara terpisah, meskipun beberapa perusahaan telah menyatakan minat untuk membelinya.

Dengan TSMC dan mitra-mitranya yang mulai menjajaki kemungkinan akuisisi, masa depan Intel bisa berubah drastis jika kesepakatan ini benar-benar terwujud.


3. Tantangan Regulasi dan Restu Pemerintah AS

Meskipun rencana ini terdengar menarik, ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama dalam persetujuan regulasi dari pemerintah Amerika Serikat. Pemerintah AS tidak ingin Intel, yang merupakan salah satu perusahaan teknologi paling strategis, dimiliki sepenuhnya oleh entitas asing.

Faktor geopolitik juga menjadi hambatan besar. Amerika Serikat selama ini berupaya mengurangi ketergantungan pada manufaktur chip asing, khususnya dari Taiwan dan China. Di sisi lain, TSMC sendiri telah mengumumkan investasi senilai USD 100 miliar di AS, yang bertujuan untuk membangun lima pabrik chip baru dalam beberapa tahun mendatang.

Jika rencana akuisisi ini mendapat restu dari pemerintah AS, maka TSMC dan mitra-mitranya dapat mengambil alih salah satu aset semikonduktor paling berharga di dunia.


4. Dampak Akuisisi terhadap Industri Semikonduktor Global

Jika akuisisi ini berhasil, maka peta industri semikonduktor global akan mengalami perubahan besar. TSMC akan semakin mendominasi sektor manufaktur chip, sementara Nvidia, AMD, dan Broadcom akan mendapatkan akses yang lebih luas terhadap fasilitas produksi canggih.

Bagi Intel, ini bisa menjadi penyelamat dari keterpurukan finansial yang mereka alami dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di sisi lain, langkah ini juga berisiko melemahkan posisi Intel sebagai perusahaan yang mandiri dalam industri semikonduktor.

Dinamika industri chip terus berkembang pesat, dan keputusan yang diambil dalam beberapa bulan ke depan akan menentukan arah masa depan industri teknologi global. Apakah Intel akan bertahan atau justru bergabung dengan TSMC dan mitra-mitranya? Jawabannya masih menjadi tanda tanya besar.

Fenomena Terkini






Trending