TSMC Ajak Raksasa Teknologi untuk Akuisisi Intel: Strategi Baru di Industri Chip

Kuatbaca.com-Industri semikonduktor global tengah mengalami pergeseran besar dengan rencana Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) untuk mengakuisisi dan mengoperasikan pabrik Intel. Langkah ini melibatkan beberapa pemain utama seperti Nvidia, AMD, Broadcom, dan Qualcomm, yang diajak bergabung dalam usaha gabungan untuk mengelola divisi foundry Intel.
Usaha ini menjadi salah satu upaya untuk menyelamatkan Intel, perusahaan chip legendaris asal Amerika Serikat, yang belakangan mengalami tekanan berat akibat persaingan ketat dan kerugian finansial yang cukup besar.
1. Rencana Akuisisi Intel oleh TSMC dan Mitra Teknologi
TSMC, sebagai produsen chip terbesar di dunia, telah mengajukan proposal untuk mengambil alih operasional foundry Intel. Foundry sendiri merupakan divisi manufaktur yang membuat chip berdasarkan pesanan klien, bukan desain internal. Dalam rencana ini, TSMC tidak akan memiliki mayoritas saham, melainkan berbagi kepemilikan dengan mitra lain seperti Nvidia, AMD, Broadcom, dan Qualcomm.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan operasional Intel tetap berjalan dan dapat bersaing di pasar global yang semakin kompetitif. Intel sendiri selama beberapa tahun terakhir menghadapi berbagai tantangan, termasuk kegagalan dalam inovasi teknologi dan turunnya pangsa pasar akibat dominasi TSMC dan Samsung di industri manufaktur chip.
2. Intel dalam Krisis: Kerugian dan Tantangan yang Dihadapi
Intel mengalami tahun yang sulit pada 2024, dengan total kerugian mencapai USD 18,8 miliar. Nilai saham perusahaan ini juga mengalami penurunan lebih dari 50%, menunjukkan krisis yang semakin mendalam. Divisi foundry miliknya masih memiliki aset sebesar USD 108 miliar, namun belum cukup untuk menutupi kerugian yang terus berlanjut.
Keadaan ini membuat Intel berada di persimpangan jalan. Perusahaan dapat menerima bantuan dari TSMC dan mitranya untuk menjaga operasional tetap berjalan atau mencari cara lain untuk mempertahankan bisnis foundry-nya tanpa campur tangan pihak luar.
3. Tantangan Regulasi dan Kepentingan Pemerintah AS
Rencana akuisisi ini juga menghadapi tantangan dari sisi regulasi. Pemerintah Amerika Serikat, terutama sejak era pemerintahan Trump, telah menentang kepemilikan asing atas industri teknologi strategis, termasuk manufaktur chip.
Meskipun TSMC berusaha memastikan kepemilikannya tidak melebihi 50%, persetujuan dari pemerintah AS tetap menjadi faktor penentu dalam kesepakatan ini. AS tidak ingin kehilangan kendali atas Intel yang selama ini dianggap sebagai bagian penting dari ekosistem teknologi nasional mereka.
4. Masa Depan Intel dan Industri Semikonduktor Global
Jika rencana ini berhasil, maka industri chip global akan mengalami perubahan besar. Intel, yang sebelumnya menjadi pemimpin pasar, kini akan beroperasi di bawah pengaruh TSMC dan perusahaan teknologi lainnya.
Di sisi lain, TSMC sendiri terus memperluas investasinya, termasuk mengalokasikan dana USD 100 miliar untuk membangun lima pabrik chip baru di Amerika Serikat. Langkah ini menunjukkan bahwa persaingan dalam industri semikonduktor semakin ketat, dengan dominasi teknologi semakin condong ke Asia.
Kesepakatan ini masih dalam tahap negosiasi, dan dunia teknologi masih menunggu bagaimana keputusan final dari semua pihak yang terlibat. Namun satu hal yang pasti, industri chip sedang berada di tengah perubahan besar yang akan menentukan arah masa depan teknologi global.