Trump Ancam Pecat Bos The Fed: "Dia Selalu Terlambat dan Salah!"

Kuatbaca.com-Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menjadi sorotan publik setelah melontarkan kritik tajam terhadap Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell. Kritik ini dilayangkan Trump karena ia menilai Powell tidak mengambil langkah cukup cepat dalam memangkas suku bunga acuan.
Pernyataan keras ini disampaikan Trump melalui unggahan di media sosial pribadinya, Truth Social, dan juga dalam sesi tanya jawab dengan wartawan di Gedung Putih pada Kamis (17/4/2025) waktu setempat.
1. Kritik Pedas Trump terhadap The Fed
Dalam unggahannya, Trump menyebut bahwa Powell selalu bertindak terlambat dan salah dalam mengambil keputusan penting terkait ekonomi.
"Jerome Powell dari Fed, yang selalu TERLAMBAT DAN SALAH, seperti biasa kemarin menyampaikan laporan yang 'kacau' lainnya," tulis Trump di akun Truth Social miliknya.
Pernyataan itu tak pelak menjadi sorotan karena datang hanya sehari setelah Powell memberikan pandangan terkait dampak kebijakan tarif Trump terhadap ekonomi nasional. Dalam pandangannya, Powell menyebut bahwa kebijakan tarif tersebut telah membawa perubahan struktural yang sangat besar dan belum pernah terjadi dalam sejarah ekonomi modern AS.
2. Ancaman Pemecatan dari Trump
Tak hanya mengkritik, Trump juga secara terbuka mengancam akan memecat Jerome Powell jika ia merasa sang kepala The Fed sudah tidak mampu menjalankan tugasnya.
"Saya rasa dia tidak melakukan tugasnya dengan baik. Dia terlambat. Selalu terlambat. Sedikit lambat dan saya tidak senang dengannya," ujar Trump di hadapan wartawan.
"Dan jika saya ingin dia keluar, dia akan keluar dari sana secepatnya, percayalah," tambahnya tegas.
Pernyataan ini tentu memantik perdebatan di kalangan pengamat ekonomi dan pelaku pasar, mengingat posisi Gubernur The Fed seharusnya independen dan tidak bisa diberhentikan secara sewenang-wenang oleh Presiden.
3. Pandangan Powell Soal Kebijakan Tarif Trump
Dalam pidatonya, Jerome Powell menyampaikan bahwa tarif impor yang diterapkan oleh pemerintahan Trump telah menciptakan ketidakpastian ekonomi yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Bahkan, ia menyebut situasi saat ini berpotensi menjerumuskan AS pada kondisi stagflasi—yakni inflasi tinggi yang disertai dengan perlambatan ekonomi dan tingginya pengangguran.
Komentar ini sejalan dengan kekhawatiran beberapa pejabat The Fed lainnya, yang dalam beberapa pekan terakhir juga mengingatkan bahwa kebijakan tarif bisa memicu tekanan inflasi dan memperburuk situasi pasar tenaga kerja.
Tak hanya dari The Fed, kritik juga datang dari kalangan miliarder, termasuk Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates. Ia menilai bahwa tarif impor yang diberlakukan Trump telah memperburuk kondisi ekonomi AS dan bahkan menyebut bahwa saat ini ekonomi Negeri Paman Sam mungkin sudah memasuki, atau mendekati, resesi.
Polemik antara Presiden Trump dan Jerome Powell semakin menegaskan ketegangan antara sektor politik dan lembaga moneter di AS. Di satu sisi, Trump ingin kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi cepat, termasuk pemangkasan suku bunga. Namun di sisi lain, The Fed sebagai lembaga independen tetap harus mengutamakan stabilitas ekonomi dan pengendalian inflasi.
Ancaman pemecatan terhadap Gubernur The Fed bukan hanya memicu ketegangan politik, tetapi juga bisa berdampak besar pada kepercayaan pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Dunia saat ini menanti apakah Trump benar-benar akan mengambil langkah drastis tersebut—atau hanya menjadikannya sebagai tekanan politik semata.