1. Longsor Tiba-Tiba di Malam Hari, Empat Nyawa Melayang
Kuatbaca.com - Bencana tanah longsor kembali menelan korban jiwa di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kejadian memilukan ini terjadi di Kampung Kiararambai, Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, pada Rabu malam (25/6/2025), tepat saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Sekitar pukul 19.00 WIB, sebuah tebing di pinggir jalan ambrol dan langsung menghantam sebuah rumah warga yang berada tepat di bawahnya. Rumah tersebut dihuni oleh satu keluarga beranggotakan empat orang, yang semuanya berada di dalam rumah ketika longsor terjadi.
Tanpa sempat menyelamatkan diri, keempat anggota keluarga itu tertimbun material longsor. Derasnya hujan serta kondisi geografis yang labil diduga menjadi penyebab utama runtuhnya tebing tersebut.
Peristiwa ini langsung mengguncang warga sekitar dan menjadi perhatian pemerintah setempat serta pihak kepolisian yang segera melakukan penanganan.
2. Satu Keluarga Meninggal Dunia, Evakuasi Ditemani Hujan dan Gelap
Kapolsek Cisewu, Iptu Asep Pujaeri, membenarkan insiden tragis tersebut. Ia mengungkapkan bahwa seluruh korban adalah satu keluarga yang terdiri dari nenek, anak, menantu, dan cucu.
Korban diketahui bernama Mar’ah (70), Linda (35) yang merupakan anak Mar'ah, Mardi (38) suami dari Linda, serta Fajar (3), cucu kecil Mar’ah. Keempatnya tengah berada di dalam rumah saat musibah datang secara tiba-tiba.
“Benar, ada bencana tanah longsor di wilayah Cisewu yang menelan 4 korban jiwa,” ujar Asep saat dikonfirmasi. Tim evakuasi gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan masyarakat segera dikerahkan setelah laporan diterima.
Meski cuaca masih tidak bersahabat dan malam mulai gelap, proses evakuasi tetap dijalankan dengan penuh semangat. Upaya pencarian dan penggalian dilakukan secara manual karena medan yang sulit dijangkau alat berat.
3. Jasad Korban Ditemukan Tengah Malam, Rumah Rata dengan Tanah
Sekitar tengah malam, seluruh jasad korban akhirnya berhasil ditemukan. Para relawan dan petugas penyelamat langsung membawa jenazah ke rumah duka untuk proses pemakaman.
“Kondisi rumah yang tertimbun rusak berat. Sedangkan keempat korban dibawa ke rumah duka keluarga,” ungkap Kapolsek Cisewu. Warga sekitar turut menyampaikan duka mendalam dan mendampingi proses pemulasaran jenazah keempat korban.
Tragedi ini menambah deretan panjang korban jiwa akibat bencana alam di musim hujan yang tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di daerah rawan longsor seperti kawasan pegunungan Garut Selatan.
Kepedulian masyarakat dan gotong royong ditunjukkan melalui partisipasi mereka dalam proses evakuasi maupun dukungan moral terhadap keluarga besar korban.
4. Waspada Musim Hujan, Pemerintah Diminta Tanggap Bencana
Musibah ini menjadi pengingat bahwa bencana bisa terjadi kapan saja, apalagi di daerah-daerah yang secara geografis rawan longsor. Banyak rumah warga di kawasan pegunungan atau lereng tebing yang berisiko tinggi, terutama saat intensitas hujan meningkat.
Pemerintah daerah diharapkan lebih sigap dalam melakukan pemetaan wilayah rawan dan mengambil tindakan pencegahan sejak dini, seperti relokasi rumah warga atau pembangunan tanggul penahan tanah. Selain itu, edukasi kebencanaan kepada masyarakat menjadi sangat penting.
Kementerian Sosial dan BPBD juga diharapkan segera memberikan bantuan kepada keluarga korban, termasuk penyaluran dana santunan dan bantuan logistik lainnya bagi warga terdampak.
Bencana seperti ini tidak hanya merenggut nyawa, tapi juga meninggalkan trauma dan kehilangan yang mendalam bagi komunitas setempat. Semoga tragedi serupa tidak lagi terulang dan menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.