Tragedi Laut di Labuan Bajo: Kapal Pinisi Tenggelam, Turis Asal Spanyol dan China Selamat

30 June 2025 08:46 WIB
wisatawan-korban-pinisi-bahari-angin-mamiri-tenggelam-di-tn-komodo-dievakuasi-dengan-selamat-ke-pelabuhan-marina-labuan-bajo-m-1751192296773_169.jpeg

1. Kapal Wisata Tenggelam Dihantam Ombak di TN Komodo

Kuatbaca.com - Peristiwa tenggelamnya kapal wisata kembali mengguncang kawasan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kali ini, kapal pinisi bernama Bahari Angin Mamiri dilaporkan tenggelam setelah dihantam ombak besar di perairan antara Pulau Mawan dan Tanjung Lokima, yang berada dalam wilayah konservasi Taman Nasional Komodo. Kejadian tersebut terjadi pada Minggu, 29 Juni 2025, saat cuaca laut dilaporkan kurang bersahabat.

Kapal tersebut diketahui mengangkut delapan wisatawan asing yang berasal dari dua negara, yakni Spanyol dan China. Selain turis, kapal juga membawa empat penumpang lainnya yang merupakan pemandu wisata dan siswa magang. Mereka tengah dalam perjalanan wisata bahari menuju Pulau Komodo, salah satu destinasi unggulan yang menjadi magnet utama pariwisata di wilayah tersebut.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, membenarkan insiden ini. Menurutnya, kapal pinisi berangkat dari Pelabuhan Marina Labuan Bajo sekitar pukul 10.00 WITA dan mengalami kecelakaan saat melintasi wilayah perairan terbuka.

“Turis hanya delapan WNA, yang lain guide dan yang praktik kerja,” ujar Stephanus saat dikonfirmasi. Ia menambahkan bahwa cuaca dan kondisi gelombang saat itu tidak mendukung aktivitas pelayaran.

2. Seluruh Penumpang Berhasil Diselamatkan oleh Kapal Wisata Sekitar

Meski kapal mengalami kerusakan parah hingga akhirnya tenggelam, seluruh penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat. Proses penyelamatan pertama kali dilakukan oleh kapal wisata lain yang berada di sekitar lokasi kejadian, yakni kapal Aurelia. Tindakan cepat dari awak kapal ini dinilai sangat membantu meminimalkan potensi korban jiwa dalam insiden tersebut.

Setelah itu, tim gabungan dari Basarnas, KSOP, dan pihak otoritas pelabuhan segera melakukan proses evakuasi lanjutan. Para korban yang telah diselamatkan kemudian dibawa ke Pelabuhan Marina Labuan Bajo untuk mendapatkan pemeriksaan medis dan perlindungan lanjutan.

"Semua penumpang dan awak kapal dalam kondisi selamat," tegas Stephanus, menekankan bahwa tak ada korban jiwa dalam musibah ini.

Insiden tersebut menjadi peringatan keras bagi pengelola wisata laut di Labuan Bajo untuk lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang sering melanda kawasan Taman Nasional Komodo. Terlebih, kawasan ini merupakan salah satu titik wisata premium dengan jumlah kunjungan turis asing yang tinggi.

3. Cuaca Buruk Jadi Ancaman Serius Aktivitas Wisata Laut

Berdasarkan laporan cuaca dari otoritas setempat, kondisi laut di sekitar Labuan Bajo sedang tidak stabil, dengan ombak tinggi dan angin kencang yang berpotensi mengancam pelayaran. Pihak Taman Nasional Komodo sendiri telah memberikan peringatan kepada seluruh operator kapal wisata untuk lebih berhati-hati sejak beberapa hari sebelumnya.

Peringatan cuaca buruk diprediksi akan berlangsung hingga 5 Juli 2025. Oleh karena itu, KSOP bersama otoritas pariwisata setempat mengimbau agar kapal wisata yang akan beroperasi lebih cermat membaca kondisi laut dan memprioritaskan keselamatan penumpang.

Selain memberikan peringatan, pihak otoritas juga melakukan pemeriksaan teknis terhadap sejumlah kapal wisata guna memastikan standar kelayakan kapal tetap dipatuhi. Pemeriksaan ini meliputi perlengkapan keselamatan, kapasitas daya angkut, hingga prosedur darurat dalam kondisi cuaca buruk.

Di tengah upaya pemerintah meningkatkan jumlah wisatawan ke destinasi super prioritas seperti Labuan Bajo, insiden seperti ini bisa menjadi tantangan yang harus diatasi secara sistematis dan terukur agar tidak menurunkan kepercayaan publik.

4. Evaluasi Keselamatan dan Perizinan Diperketat

Sebagai tindak lanjut, KSOP dan tim dari Kementerian Perhubungan direncanakan akan menggelar evaluasi menyeluruh terhadap prosedur operasional kapal wisata di kawasan Labuan Bajo. Tujuannya adalah mencegah kejadian serupa terulang, terutama pada musim dengan risiko cuaca ekstrem tinggi.

Selain itu, operator kapal diminta untuk memperbarui pelatihan awak kapal serta mengedukasi penumpang mengenai prosedur keselamatan laut sebelum pelayaran dimulai. Evaluasi ini juga menyoroti pentingnya keberadaan jalur komunikasi darurat dan sistem pelaporan insiden yang lebih cepat dan efisien.

Meski seluruh penumpang berhasil diselamatkan dalam insiden kali ini, langkah pencegahan tetap harus menjadi fokus utama semua pihak. Keselamatan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, adalah prioritas yang tak bisa ditawar.

Dengan cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan, seluruh operator dan pengelola destinasi diharap meningkatkan kewaspadaan dan kepatuhan terhadap standar keselamatan pelayaran.

Fenomena Terkini






Trending