Tragedi di Surabaya: Jenazah Pria Digigit Anjing Peliharaan Setelah Meninggal Dunia

13 April 2025 12:20 WIB
pria-tewas-di-rumahnya-surabaya-1744368533274_169.jpeg

Kuatbaca - Sebuah kejadian tragis menimpa Yohanes Alexander, seorang pria berusia 53 tahun, yang ditemukan meninggal dunia di rumahnya di kawasan Jalan Rungkut Harapan, Surabaya. Kejadian ini menjadi semakin mengerikan setelah terungkap bahwa tubuh Yohanes yang telah meninggal akibat penyakit tuberkulosis (TBC) ternyata digigit oleh anjing peliharaannya. Insiden tersebut bukan hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Penyebab Kematian: Tuberkulosis

Kematian Yohanes Alexander disebabkan oleh penyakit tuberkulosis (TBC), yang menurut hasil visum medis, mengonfirmasi bahwa pria tersebut meninggal pada Kamis pagi, 10 April 2025. TBC adalah penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat, dan Yohanes diketahui tengah menderita penyakit ini dalam beberapa waktu terakhir. Namun, yang paling mengerikan dari kejadian ini adalah apa yang terjadi setelah Yohanes meninggal.

Menurut keterangan dari kakak korban, Henry De Fretes, tubuh Yohanes ditemukan dengan luka-luka yang mengerikan, yang diduga berasal dari gigitan anjing peliharaan. Dalam keterangannya, Henry menyatakan bahwa ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana anjing tersebut menggigit jenazah Yohanes di kamar, bahkan terlihat menjilati luka-luka di bagian kepala korban. Hal ini membuat Henry sangat terkejut dan merasa sangat trauma.

Anjing Peliharaan yang Menjadi Saksi Kejadian

Anjing peliharaan Yohanes diketahui sudah tinggal bersama pria itu sejak tahun 2019, dan awalnya, ia memelihara empat ekor anjing yang merupakan titipan dari teman. Namun, situasi menjadi lebih rumit ketika anjing-anjing tersebut mulai berkembang biak dan jumlahnya terus bertambah. Menurut keterangan Henry, hal ini sempat menimbulkan ketegangan dengan tetangga sekitar, karena jumlah anjing yang banyak dan kebisingan yang mereka hasilkan.

Namun, tidak ada yang membayangkan bahwa kejadian tragis ini akan terjadi. Setelah kematian Yohanes, anjing peliharaannya yang tinggal bersama korban seakan menjadi saksi bisu dari peristiwa mengerikan ini. Keberadaan anjing-anjing tersebut yang bebas berkeliaran di rumah menjadi masalah besar. Henry pun merasa terganggu dan trauma akibat kejadian tersebut, bahkan ia merasa sangat tidak nyaman untuk kembali tidur di rumah setelah insiden itu terjadi.

Keluarga Yohanes, khususnya Henry, merasa sangat terkejut dengan kejadian ini, yang menurutnya sangat mengganggu emosinya. Ia bahkan mengungkapkan bahwa ia tidak dapat tidur di rumah selama dua hari setelah menemukan kenyataan pahit tersebut. Henry mengatakan bahwa ia memutuskan untuk tidur di rumah saudara karena rasa traumanya yang mendalam. Istrinya juga merasa sangat terganggu dengan insiden tersebut, yang membuat mereka tidak bisa merasa aman dan nyaman di rumah mereka sendiri.

Henry juga merasa sangat khawatir tentang kesehatan anjing-anjing peliharaan yang mungkin membawa penyakit, mengingat salah satu anjing tersebut mungkin sudah menggigit tubuh korban. Oleh karena itu, ia segera meminta bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya dan juga komunitas pecinta anjing untuk mengevakuasi anjing-anjing tersebut dari rumah Yohanes. Ia berharap agar tindakan cepat ini dapat mencegah kejadian lebih buruk yang mungkin timbul di kemudian hari.

Penyebab Luka pada Tubuh Korban dan Trauma Keluarga

Pihak keluarga, khususnya Henry, masih belum bisa menerima kenyataan pahit bahwa tubuh Yohanes yang sudah meninggal ternyata telah digigit dan dimangsa oleh anjing peliharaannya. Bulu-bulu anjing yang terlihat di sekitar jenazah korban, menurut Henry, mungkin saja menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi tubuh Yohanes setelah meninggal dunia. Meskipun hasil visum medis menunjukkan bahwa kematian Yohanes disebabkan oleh TBC, situasi ini tentu saja menambah kekacauan dalam kondisi keluarga yang sudah berduka.

Insiden ini juga memicu keresahan di kalangan warga sekitar, yang sebelumnya sudah merasa terganggu dengan banyaknya anjing yang dipelihara Yohanes. Banyak yang khawatir tentang kebersihan dan keselamatan, mengingat kondisi anjing peliharaan yang tidak terkontrol dengan baik. Kejadian ini tentu menjadi pelajaran penting tentang bagaimana pentingnya menjaga keseimbangan antara memelihara hewan dan menjaga keselamatan serta kenyamanan lingkungan sekitar.

Kejadian tragis ini bukan hanya meninggalkan luka fisik pada tubuh Yohanes, tetapi juga trauma emosional yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkannya. Henry, sebagai kakak korban, merasa sangat terganggu dengan apa yang ia saksikan. Trauma ini tidak hanya memengaruhi dirinya, tetapi juga keluarganya, yang merasa sangat terguncang oleh kejadian tersebut.

Ke depannya, keluarga Yohanes berharap agar kejadian ini bisa menjadi peringatan bagi banyak orang tentang pentingnya menjaga hewan peliharaan dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, mereka juga berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi di masa depan, baik bagi mereka maupun bagi masyarakat di sekitar mereka. Trauma ini akan sulit hilang, namun keluarga Yohanes berharap mereka dapat menemukan ketenangan dan keadilan atas kejadian yang sangat tidak terduga ini.

Fenomena Terkini






Trending