Timnas Putri Indonesia Takluk dari Pakistan, Pelatih Mochizuki Tak Salahkan Rotasi Pemain

3 July 2025 08:16 WIB
kualifikasi-piala-asia-putri-2026-indonesia-vs-pakistan-1751472933108_169.jpeg

1. Kekalahan Menyakitkan di Laga Kedua Kualifikasi Piala Asia 2026

Kuatbaca.com - Timnas Sepak Bola Putri Indonesia harus menelan kekalahan menyakitkan saat menghadapi Pakistan dalam laga kedua Kualifikasi Piala Asia Putri 2026. Pertandingan yang berlangsung di Indomilk Arena, Tangerang, pada Rabu malam (3/7/2025), berakhir dengan skor 0-2 untuk kemenangan tim tamu. Hasil ini membuat peluang Garuda Pertiwi untuk melaju ke babak selanjutnya menjadi semakin sulit.

Pertandingan berjalan belum genap 10 menit, gawang Indonesia sudah kebobolan akibat kesalahan dalam mengantisipasi umpan silang. Gol kedua Pakistan tercipta pada menit ke-18 lewat titik penalti yang dieksekusi dengan tenang oleh Hirani. Dua gol cepat ini membuat mental para pemain Indonesia langsung goyah sejak awal pertandingan.

2. Rotasi Pemain Jadi Sorotan, Mochizuki Tetap Tenang

Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki, menjadi sorotan usai kekalahan ini, terutama karena keputusannya merotasi sejumlah pemain inti. Salah satu yang paling disorot adalah absennya Isa Warps sebagai starter, pemain yang sebelumnya mencetak gol kemenangan melawan Kirgistan di laga perdana.

Meski demikian, Mochizuki menegaskan bahwa rotasi bukanlah penyebab utama kekalahan tim. Ia menyatakan bahwa semua pemain yang diturunkan memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda dan layak tampil. “Menurut saya, pergantian pemain bukan berarti melemahkan tim. Ini bukan soal siapa yang bermain, tapi soal bagaimana kami bermain sebagai satu kesatuan,” ujar pelatih asal Jepang itu dalam konferensi pers usai pertandingan.

3. Masalah Teknis dan Chemistry Jadi Kendala Utama

Mochizuki lebih menyoroti sejumlah kesalahan teknis yang dilakukan para pemain di lapangan. Ia menyebut passing yang buruk, kontrol bola yang lemah, serta aliran bola yang tidak mengalir dengan baik menjadi alasan utama mengapa timnya gagal mengembangkan permainan. “Banyak kesalahan mendasar yang membuat kami kesulitan membangun serangan. Dari sana, lawan lebih mudah mendominasi,” katanya.

Pelatih berusia 61 tahun itu juga mengungkapkan bahwa timnya masih dalam proses adaptasi, terutama karena ada beberapa pemain diaspora yang baru bergabung. Kurangnya chemistry di antara pemain lama dan baru membuat koordinasi di lapangan menjadi kurang solid, terlebih saat menghadapi tim dengan kualitas individu yang lebih baik seperti Pakistan.

4. Peluang Lolos Tipis, Laga Kontra Taiwan Jadi Ujian Berat

Dengan satu kemenangan dan satu kekalahan dari dua pertandingan, peluang Indonesia untuk lolos dari fase grup menjadi semakin berat. Apalagi pada laga terakhir, mereka harus menghadapi Taiwan yang sebelumnya menghancurkan Pakistan dengan skor telak 8-0. Kemenangan atas Kirgistan di laga pertama tampaknya belum cukup menjadi bekal kuat jika tim tidak menunjukkan peningkatan performa yang signifikan.

Meski situasinya cukup sulit, Mochizuki berharap para pemain bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki penampilan. Ia menegaskan bahwa hasil buruk ini bukan akhir dari segalanya dan masih ada waktu untuk evaluasi dan peningkatan. “Saya harap para pemain bisa menjadikan ini sebagai pelajaran dan motivasi untuk tampil lebih baik di pertandingan berikutnya,” tutupnya.

5. Harapan Tersisa dan Evaluasi Jangka Panjang

Meski kalah, langkah Timnas Putri Indonesia di pentas internasional masih panjang. Program pembinaan jangka panjang tetap harus dilanjutkan, terutama untuk membangun fondasi yang lebih kokoh, termasuk integrasi pemain diaspora, penguatan kompetisi domestik, serta peningkatan kualitas pelatih dan fasilitas latihan.

Kehadiran pelatih asing seperti Mochizuki diharapkan bisa membawa perubahan positif dalam jangka panjang. Namun, dibutuhkan kesabaran, kontinuitas program, dan dukungan penuh dari semua pihak agar sepak bola wanita Indonesia mampu bersaing di level Asia.

Fenomena Terkini






Trending