1. Nikita Mirzani Bacakan Eksepsi, Suasana Sidang Mendadak Haru
Kuatbaca.com - Aktris sensasional Nikita Mirzani kembali hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam rangkaian sidang terkait kasus dugaan pengancaman dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) terhadap dokter Reza Gladys. Pada persidangan yang berlangsung Selasa, 1 Juli 2025, Nikita diberikan kesempatan oleh majelis hakim untuk menyampaikan eksepsi atas dakwaan yang ditujukan kepadanya.
Dalam momen tersebut, Nikita yang dikenal lantang dan kuat, menunjukkan sisi paling lembut dan emosionalnya. Di penghujung pembacaan eksepsi, suasana ruang sidang seketika berubah menjadi sunyi dan penuh haru. Dengan suara bergetar, ia mulai menyampaikan bagian khusus yang ditujukan kepada ketiga anaknya tercinta.
Sambil menahan tangis, Nikita menyebut nama satu per satu anaknya: Laura Meizani Mawardi, Azka Raqila Ukra, dan Arkana Mawardi. Ia menyampaikan bahwa eksepsi ini ia tujukan bukan hanya sebagai pembelaan hukum, tapi juga sebagai pesan cinta seorang ibu kepada anak-anaknya yang telah lama tak ia peluk.
Dengan lirih, Nikita menegaskan bahwa dirinya bukan penjahat berat seperti yang mungkin digambarkan selama proses hukum berlangsung. Ia ingin anak-anaknya tahu bahwa sang ibu tidak pernah menyerah, meski berada dalam tekanan berat di tengah kasus yang menjerat.
2. Kerinduan Mendalam terhadap Anak, Tangis Tak Terbendung
Lebih lanjut, Nikita mengungkapkan bahwa sejak dirinya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan pada 4 Maret 2025, ia belum sekalipun bertemu dengan anak-anaknya. Hal ini sangat membekas di hatinya, terutama saat melewati bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tanpa kehadiran buah hatinya di sisi.
"Saya tidak bisa menjalani puasa bersama anak-anak, tidak bisa salat Ied berjamaah di pagi hari, atau sekadar mendampingi mereka mengenakan baju lebaran," begitu kira-kira isi hatinya yang ia sampaikan di ruang sidang dengan suara lirih dan penuh duka.
Tangis Nikita akhirnya pecah saat menyebut betapa ia merindukan kehadiran ketiga anaknya. Ia menyebut kerinduan itu sebagai siksaan batin yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata, dan di depan majelis hakim serta seluruh pengunjung sidang, ia menyampaikan kerinduannya dengan kalimat sederhana tapi menyayat hati: "Mami kangen... mami kangen, Nak."
Kalimat itu tak hanya mengguncang ruang sidang, tetapi juga menyentuh banyak hati yang menyaksikan proses persidangan, baik secara langsung maupun melalui media.
3. Pesan Kekuatan untuk Anak-anak: "Jangan Lupa Doakan Mami"
Di tengah isak tangis dan suasana emosional, Nikita masih sempat menguatkan anak-anaknya melalui eksepsi yang ia bacakan. Ia meminta ketiganya untuk tetap tabah dan terus mendoakan ibunya. Ia ingin mereka tahu bahwa sang ibu sedang berjuang mempertahankan kebenaran, bukan lari dari kenyataan.
"Yang sabar ya, Nak," tuturnya, sembari meminta agar doa-doa dari anak-anaknya menjadi penguat dalam menghadapi proses hukum yang tengah dijalaninya. Nikita juga menekankan bahwa perjuangannya bukan semata untuk dirinya, melainkan juga untuk masa depan anak-anaknya.
Meski dirinya berada dalam ruang tahanan dan dibatasi gerak, ia ingin mereka tahu bahwa cinta seorang ibu tak akan pernah dikurung oleh jeruji, dan kasih sayang itu tetap hadir, meski hanya lewat kata-kata dan doa dari kejauhan.
Nikita meyakini bahwa semua tuduhan yang diarahkan padanya pada akhirnya akan terjawab melalui proses hukum yang adil. Ia ingin anak-anaknya tumbuh dengan pemahaman bahwa ibunya bukanlah sosok yang harus disalahkan, tetapi seseorang yang tetap berdiri di tengah badai.
4. Keyakinan Akan Kebenaran, Harapan untuk Keadilan
Menutup eksepsinya, Nikita Mirzani menegaskan bahwa ia tetap percaya pada kekuatan kebenaran dan keadilan. Ia meyakini bahwa meski seseorang bisa dituduh dan disalahkan, namun kemenangan kebenaran tidak bisa dipadamkan.
"Mami yakin kemenangan bisa disalahkan, tapi tidak bisa dikalahkan," ucapnya penuh keyakinan, sebagai bentuk harapan bahwa kebenaran akan muncul pada waktunya.
Kalimat terakhir yang disampaikan Nikita menjadi semacam penutup yang sarat makna—sebuah seruan keberanian dari seorang ibu, perempuan, dan warga negara yang meyakini bahwa hukum akan berpihak pada yang benar.
Kini, proses hukum masih berjalan. Namun bagi Nikita Mirzani, yang terpenting adalah cinta dan doa dari anak-anaknya, yang menjadi sumber kekuatan terbesar untuk menghadapi cobaan yang datang bertubi-tubi.