Sumitro Institute dan Jalan Menuju Ekonomi Indonesia yang Berdaulat: Perspektif Wamenkeu Thomas Djiwandono

1 June 2025 21:18 WIB
FOTO-1-1-1-2944206088.webp

1. Menyambung Gagasan Masa Lalu dengan Arah Baru Pemerintahan

Kuatbaca.com - Peresmian Sumitro Institute menjadi babak baru dalam membumikan kembali warisan pemikiran ekonomi nasional, sekaligus menyelaraskannya dengan arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam sambutannya pada Minggu (1/6/2025) di Cibubur, Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono, menyatakan bahwa lembaga ini bukan hanya penghargaan terhadap sejarah, tetapi juga menjadi jembatan penting antara masa lalu dan masa depan ekonomi Indonesia.

Thomas menegaskan bahwa pemikiran Prof. Sumitro Djojohadikoesoemo telah menjadi cetak biru pembangunan ekonomi Indonesia yang relevan hingga saat ini. Menurutnya, Presiden Prabowo memiliki visi untuk membangun kebijakan ekonomi yang berakar pada kerangka pikir Sumitro, yakni ekonomi yang kontekstual, berdaulat, dan berpihak pada rakyat.

2. Pilar Pemikiran Sumitro dalam Visi Ekonomi Prabowo

Pemikiran Sumitro yang menekankan pada pembangunan berorientasi rakyat (people-centered development), industrialisasi berbasis potensi dalam negeri, dan intervensi negara dalam sektor strategis, dinilai Thomas sangat selaras dengan program ekonomi kerakyatan yang diusung pemerintahan saat ini. Bahkan, Sumitro sudah bicara tentang hilirisasi dan ketahanan pangan jauh sebelum isu-isu tersebut menjadi arus utama dalam diskursus nasional.

Presiden Prabowo, sebagaimana disampaikan Thomas, kerap merujuk pada pendekatan ekonomi ayahnya yang mengaitkan sektor ekonomi dengan geopolitik, pertahanan, dan keadilan sosial. Artinya, dalam visi ini, ekonomi bukan sekadar angka pertumbuhan, tetapi menyangkut martabat, kemandirian, dan kedaulatan bangsa.

3. Sumitro Institute sebagai Ruang Intergenerasional Gagasan

Sumitro Institute tidak sekadar akan berperan sebagai pusat dokumentasi sejarah intelektual, tetapi juga akan dibangun sebagai laboratorium ide lintas generasi. Thomas memandang lembaga ini dapat menjadi tempat dialog strategis antara akademisi, ekonom muda, dan pembuat kebijakan dalam merumuskan arah ekonomi Indonesia yang lebih berkelanjutan, tidak terlepas dari ideologi kebangsaan.

Lebih jauh, institusi ini dirancang untuk berkolaborasi dengan universitas, lembaga riset internasional, dan instansi pemerintah guna memperkaya perspektif dan memperluas jaringan pemikiran ekonomi Indonesia ke panggung global. Tujuannya adalah mengembangkan kebijakan fiskal dan strategi pembangunan yang berbasis nilai domestik dengan cakrawala global.

4. Dari Arsip Menuju Aksi: Transformasi Museum Pemikiran ke Laboratorium Ide

Thomas menegaskan bahwa Sumitro Institute bukan hanya ruang penyimpanan dokumen dan karya, melainkan menjadi pusat produksi gagasan baru yang bersumber dari akar sejarah bangsa. Seminar, penerbitan jurnal ekonomi nasionalisme, dan riset kebijakan publik akan menjadi aktivitas utama lembaga ini.

Dengan transformasi ini, Sumitro Institute akan menjelma sebagai lembaga think tank independen yang memiliki daya dorong signifikan dalam membentuk kebijakan negara. Dalam jangka panjang, Thomas melihat potensi Sumitro Institute sebagai mercusuar ekonomi berdaulat yang memperkuat posisi Indonesia di tengah tantangan global.

5. Melanjutkan Warisan Sang Arsitek Ekonomi Nasional

Prof. Sumitro Djojohadikoesoemo dikenal sebagai sosok visioner dan arsitek ekonomi Indonesia yang telah membentuk wajah kebijakan ekonomi negara sejak era Orde Lama dan Orde Baru. Selain menjabat dalam berbagai posisi strategis, ia juga merupakan pendiri Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, tempat lahirnya banyak ekonom terkemuka tanah air.

Kini, semangatnya diteruskan oleh Presiden Prabowo Subianto yang ingin mewujudkan ekonomi Indonesia yang kuat, adil, dan berdaulat. Sumitro Institute hadir sebagai simbol kesinambungan pemikiran tersebut, menjadikan warisan Sumitro bukan hanya dikenang, tetapi juga dihidupkan sebagai fondasi transformasi ekonomi nasional.

Fenomena Terkini






Trending