Split Ticket Voting: Pemisahan Suara dalam Pemilihan Ganda

19 February 2024 04:56 WIB
paslon-02-menang-telak-di-tps-gibran-nyoblos_169.jpeg

Kuatbaca.com - Dalam dinamika politik Indonesia, fenomena yang dikenal sebagai split ticket voting menjadi sorotan terkait perbandingan suara antara partai politik dan calon presiden yang mereka usung. Konsep ini muncul dari pemilihan ganda, seperti Pemilu legislatif (DPR) dan pemilihan eksekutif (presiden), di mana pemilih memilih calon yang berbeda untuk masing-masing jenis pemilihan.

Definisi dan Asal Usul Split Ticket Voting

Prof. Dr. Ichlasul Amal dkk dari Universitas Gajah Mada (UGM) menjelaskan split ticket voting sebagai fenomena di mana pemilih memilih berbagai partai politik atau kandidat untuk berbagai jabatan terpisah. Misalnya, seorang pemilih memilih Partai Golkar untuk Pemilu legislatif dan calon dari Partai Demokrat untuk pemilihan presiden. Hal ini menciptakan pemisahan (split) suara di antara berbagai partai politik atau kandidat.

Penerapan dan Kajian Split Ticket Voting

Split ticket voting sering terjadi dalam pemilihan Indonesia pasca Orde Baru. Namun, konsep ini bukanlah fenomena baru, karena di Amerika Serikat dan Eropa, telah ada kajian yang cukup lama mengenai fenomena ini dan berbagai teori telah dikembangkan.

Penyebab dan Implikasi Split Ticket Voting

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan fenomena split ticket voting. Beberapa di antaranya melihat pemisahan suara sebagai bagian dari strategi pemilih untuk moderasi atau keseimbangan ideologi, memenuhi kebutuhan pemilih yang beragam, menciptakan kontrol dalam pemerintahan, atau sebagai respons terhadap pesan kampanye politik.

Analisis Terkait Suara PDIP-Ganjar

Dalam konteks Pemilu 2024, fenomena split ticket voting menjadi sorotan terkait perbandingan suara antara PDIP, yang unggul dalam hitung cepat, dengan suara yang diperoleh oleh calon presiden yang mereka usung, Ganjar Pranowo, yang tercatat mendapat suara terendah. Analisis dari LSI Denny JA menyebutkan bahwa fenomena ini juga terjadi di PDIP, di mana sebagian pemilih PDIP memilih pasangan Prabowo-Gibran untuk pemilihan presiden, tetapi tetap memilih Ganjar-Mahfud untuk Pileg.

Split ticket voting menjadi fenomena yang perlu dipahami dalam konteks politik Indonesia, di mana pemilihan ganda seperti Pemilu legislatif dan pemilihan eksekutif seringkali mempengaruhi pola pemilihan pemilih. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami implikasi split ticket voting terhadap dinamika politik dan hasil Pemilu di Indonesia.

Fenomena Terkini






Trending